CERITA DEWASA | TELANJANG | CEWEK BUGIL

Sabtu, 07 Agustus 2010

Gadis Namanya


Yah nama itu sekarang tinggal jadi kenanganku yang indah entah kapan kita bisa ketemu lagi semenjak kepindahannya April ini ke luar kota nunjauh di sana.
Kami kenal di FS, dan mulai sering berkirim pesan di fasilitas FS tersebut, mulai dari status ku yang complicate dan diapun ternyata janda beranak satu ditinggal oleh laki laki yang lari kepelukan wanita kaya, kejadian itu sudah 6 thn berlalu semenjak ia hamil 2 bulan, dan semenjak itu dia tidak punya laki2 yang dekat dihatinya, kecuali dengan perkenalan kita Gadis merasa klob dan senang berbagi melalui FS ini.
Setelah sebulan berkenalan, kamipun bersepakat untuk ketemu di sebuah pertokoan di jakarta selatan, diapun memperkenalkan putrinya berumur 6 tahun, dan pertemuan pertemuan selanjutnya hanya melalui sms dan telepon karena posisi kita berjauhan, aku di Cilegon dan dia di Cireundeu.
Selama kurang lebih 3 bulan masa perkenalan kita, banyak cerita, keluh kesah, dan segala permasalahannya yang sering diceritakan kepadaku, dan akupun memberikan masukan yang sangat membantu dan memberikan awan cerah menurutnya
Dan suatu ketika; “a… pernah berpikiran untuk memaduku, menjadikanku istri kedua? Aku siap a, aku rela, aku ikhlas, aku tentram di samping aa” itu kata – kata yang menyambarku di sebuah pembicaraan via tlp di suatu siang…. Dengan alasan tidak bisa dibicarakan di telpon, kitapun sepakat untuk bertemu di Bandung, dan kebetulan aku ada meeting di Bandung, diapun ada urusan ijazah di bandung.
Semenjak pembicaraan itu, saat tlp – tlp selanjutnya aku selalu menggodanya untuk menggiring pikirannya tentang rencana kepergian kita ke Bandung; “kalo kita nginep berdua di Bandung trus terjadi hal – hal yang diinginkan, gak apa apa ya, kan Gadis tau, aku udah –puasa- cukup lama” ucapku, “wah jangan aa, tolong jaga aku, jangan goda aku, aku gak kuat aa, udah sekian lama gak di sentuh laki laki, please…” pintanya memelas, “kita liat nanti ya” jawabku lagi.
Kemudian minggu depannya kamipun bertemu di sebuah mall di pusat jakarta, membeli perbekalan untuk di perjalanan dan langsung cabut ke Bandung.
Diperjalanan menuju bandung aku bahagia sekali karena Gadis begitu memanjakan aku dengan melayani kebutuhanku, mulai dari mengambilkan kemilan, menghidupkan korek untuk rokokku, sampai memijit tanganku yang pegal, semua dilakukan dengan mesra yang menyentuh hasrat ku untuk menciumnya, tapi sekali lagi aku takut untuk bertindak yang bukan – bukan, karena aku sangat menghormati dan menyayangi dia, hanya tinggal angan – angun ku yang tiba tiba ngeres karena sentuhannya.
Tapi aku Heran, setiap kali mencuri pandang melihat wajah Gadis, ada kemuraman, kekurangan sesuatu atau entah apa lah dibalik senyum tawa canda disepanjang diperjalanan.
Sesampainya di Bandung, kamipun mencari penginapan yang tenang, “2 bad yang misah ya aa’, “kenapa?”, “aku takut terjadi….” Iya aku usahakan.
Di resepsionis aku minta 1 bad besar (he he he he)
“kok bad besar a. aku dimana?” tanya Gadis ketika sampai dikamar, “udah bareng aja, kalo engga’ aku di bawah deh” sergahku menghilangkan kecurigaannya..
Beberapa menit kemudian aku mandi dan keluar langsung menggunakan pakaian lengkap, takut dia curiga.
Dan ketika dia mandipun begitu, hanya saja pada saat setelah mandi tiba – tiba dia menyeruak dari balik pintu, “a, tolong tasku di meja” ketika aku ambilkan, terlihat siluet tubuhnya dibalik pintu yang terpantul dari kaca di dalam kamar mandinya, aku terperanjat dan berfikir; “ampun sexy sekali gadis, walaupun dilihat dari bayangan kaca”.
Setelah selesai berbenah, aku coba sibukkan kegiatan ku dengan penyiapan laporan untuk meeting besok, sedangkan Gadis mengunjungi teman2nya untuk say hallo. Sayangnya selama aku bekerja, tapi tak satupun laporan yang aku hasilkan, sedari tadi pikiranku melayang ke siluet kaca tadi, dan itupula yang membuat “adikku” bangun dan meronta ronta. Berkali kali aku coba hilangkan pikiran ku tentang hal itu, tapi hilang sudah akal sehatku.
Tiba – tiba pintu kamar diketuk, “a, aku pulang” pintu pun aku buka dan langsung ku peluk dia….
“ada apa a, kok gini…”, “gak apa apa” jawabku, “kangen aja.”
Setelah beristirahat dengan alasan capek ngerjain laporan untuk besok, “aku pijitin ya a” dan langsung tangannya menyentuh bahuku, rasa tentram dan hangat menjalar di tubuhku, aku bingung, kenapa perasaan santai ini tidak membuat “adikku” tenang, malah makin meronta kuat.
“dis, ganti baju dulu gih, kan abis jalan, kotor” kataku, sejurus kemudian ia sudah melangkah ke kamar mandi dengan pakaian tidur di tangan, “jangan ganti di kamar mandi, basah nanti celana jeansnya, aku balik kanan deh, gadis ganti di kamar aja” kataku tenang sambil membalikkan badan menghilangkan keraguan hati gadis.
Sejurus kemudian dia sudah ada di sampingku dengan daster leher rendah dan lengkap dengan bra dan CD.
“ughhhhh….” Kataku sambil menikmati sentuhan lembut gadis, dan tak sengaja dadanya yang cukup besar menyentuh punggungku.
Karena tidak tertahankan, aku membalikkan badanku dan langsung memeluk Gadis, napasnya yang tercekat dan kata – kata yang tak mampu keluar dari mulutnya karena aku mencium gadis begitu buasnya, tak lama berselang gadispun akhirnya membalas ciumanku dengan mesra, dan posisi diapun diatas menghimpitku.
Tak terasa dadanya mulai mengeras semakin menyentuh dada dan kelaki lakianku, tangankupun merayap menyusup kebalik dasternya untuk menyentuh buah dadanya yang semakin kencang. “Agrhhhh…..” terpekik pelan dan mencoba menghindar dari sentuhan tanganku namun tak kuasa karena kami sudah semakin menikmati pemanasan awal ini.
Akupun coba membuka kaitan branya dengan satu tangan dan berhasil, diapun melotot tanpa mampu menolak karena sejurus kemudian mulutku sudah menciumi wangi payudaranya yang montok itu, “ampun sudah punya satu anak, tapi masih kencang juga dadanya”
“Ah ugh sssh….” Semakin meracau mulutnya karena sentuhan bibirku di payudaranya semakin membangkitkan hasrat Gadis, akupun menukar posisinya dibawah dan aku menindih….
Perlahan lahan aku mengambil kesempatan untuk melepas celana boxerku dan lansung membuka paha gadis. Sengaja kusentuhkan “adikku” ke permukaan celana dalamnya yang tipis, aku berharap menambah sensasi untuknya, tanpa terburu buru membuka celana dalamnya, takut dia kaget dan membuyarkan konsentrasinya, pinggulku sengaja kugoyangkan agar, “adikku” menyentuh lembut permukaan vagina Gadis, tak berapa lama, terasa di ujung “kepala jamurku” ada sesuatu yang basah dan aku tau gadis makin terangsang dan mulai mengeluarkan pelicin dan secara tidak langsung menyatakan “siap”, aku pelan pelan turun sambil menciumi perut dan paha bagian dalamnya, gadispun makin mendesis dan menyentuh lembut kepalaku mengisyaratkan untuk cepat menyentuh bibir vaginanya yang makin basah.
Ketika sampai di antara dua pahanya, akupun berusaha semakin memperlebar bukaan pahanya agar aku leluasa untuk meciumi vaginanya yang harum khas, “ternyata dia tetap menjaga kewanitaanya dengan baik” pikirku.
Setelah kujilati dengan mesra, semakin lama semakin banyak ‘ lendirnya keluar, makin bersemangat aku, dan gadispun mulai membanting banting badannya karena tidak tahan menerima penjelajahan lidahku di sekitar liang vaginanya dan ketika klitorisnya kusentuh; “ughhhh asssshhh ampun a” jeritnya, sambil menekan kepalaku untuk semakin terbanam diantara selangkangannya, “ooohhh a, aku gak tahaaaaan a, ampun a, jangan siksa aku please……”
“agrhhhhh a, ampuuuun, please jangan siksa aku….” Gadispun mengejang untuk beberapa menit, selagi dia semakin mengejang, akupun semakin kuat menciumi dan menjelajahi klitorisnya karena aku tau, Gadis hampir orgasme….
Satu hentakan kuat keatas, tiba – tiba punggungku perih karena kuku Gadis menancap dipunggungku dan badannyapun mengejang kuat, dan diapun melemas tak berdaya. Raut wajah mukanya pasrah dengan apa yang sedang aku lakukan, napasnyapun tersengal sengal menahan birahi yang sedang bergejolak bersamaan dengan orgasme yang sedang Gadis alami.
Disela sela kepasrahannya;” a, makasih, belum pernah aku merasakan ini…..” sambil mengucurkan air mata kebahagiaan dan kepuasan yang terpancar di wajah gadis.
Pelan pelan aku merangkak di sampingnya sambil menahan hasratku, aku sempat berfikir, kalo aku langsung hajar, pasti kaget, aku tidak ingin dia jadi berfikiran macem macem.
Pelan pelan walaupun dengan menahan gejolak “adik” yang tidak mau kompromi, ku peluk mesra Gadis, dan Gadis pun bersandar di dadaku. Sambil beristirahat kucoba sentuh dadanya yang masih mengencang padat, “aa belum keluar ya, Gadis harus gimana ya…” kataku, “santai aja, yang penting Gadis nyaman…”, “tapi please jangan dimasukin ya….”
Aku mulai bergerilya lagi dengan mencium bibirnya yang tipis dan turun kelehernya yang tak luput kuciumi. “Ssshhhh….” Desahnya, akupun turun ke dadanya yang mulai mengencang kembali, tak berapa lama aku coba sentuh liang kemaluannya, ternyata sudah basah lagi dengan lendirnya yang wangi, sambil menciumi dadanya aku telentangkan gadis dan kubuka belahan kakinya sehingga posisi misionaris aku dapatkan, ketika “adik” menyentuh pelan vaginanya, “ssshhhh….” Kembali terdengar dan pelukannya semakin erat, aku coba menggoyangkan pantatku agar “adiku” menyentuh lembut liang vagina Gadis, “ssshhhh…. a, enak a, aku gak tahan a, jangan siksa lagi aku dengan rasa ini, please…..” pelan pelan kepala jamurku ku masukkan kedalam liang vagina Gadis, matanyapun merem melek, tangannya menahan badanku tanda supaya tidak memasukkan punyaku keliang gadis;”…perih a’ pelan ya….. sakit….. ughhhhh, a….
Aku pun terpaksa menahan setengah, agar masuknya tidak terlalu terburu buru dan membuat gadis sakit. Akupun memaju mundurkan untuk beberapa menit agar vagina Gadis merasa terbiasa lagi, akupun menikmati “kepala adikku” di peluk erat, dan semakin membuatku harus menahan libido yang sudah di ubun ubun ini supaya tidak meledak. Setelah beberapa menit, gadis mulai merasa nyaman dan menikmati masuk keluarnya goyanganku, akupun menambah kedalaman “adikku” agar berenang di dalam vagina Gadis, diapun melotot tanda kaget,”a pelan ya, besar sekali, aku kepenuhan rasanya….”katanya. akupun harus bersabar kembali menarik ulur “adikku” kira kira tiga perempatnya, setelah sekian menit, diapun mulai mengencangkan badannya dan “aghhhh a…. aku gak kuat, aku pengen keluar a….” please jangan buat aku gak tahan….. rintihnya sambil semakin mengencangkan pagutan tangannya dibadanku, dan diapun menggelinjang gak tertahankan, tiba tiba kakinya di silangkan kepunggungku, dan serta merta terbenam lah seluruh “adikku” di dalam vagina Gadis; “aghhhh a, ampun aku gak tahan…. Saat itupun aku merasakan kembali orgasmenya untuk yang kesekian kalinya dan aku pun mempercepat goyanganku diatas, Gadispun terbanting banting badannya menahan kenikmatan ini, “adikku”pun terasa sekali dipijit pijit oleh liang vagina Gadis, setelah beberapa menit, Gadispun akhirnya tak berdaya, hanya racauan mulutnya tanda kenikmatan saja yang ada, akupun semakin bersemangat memompa. Tiba tiba “ada remasan yang kuat lagi di liang vagina Gadis yang kurasakan ketika ku lihat keselangkangan Gadis, tarikan pinggangku membuat bibir vagina gadis tertarik dan menimbulkan sensasi yang membuatku tidak dapat menahan air maniku yang mulai ingin muncrat, nadiku terasa berdenyut kencang membuat Gadis terpacu lagi untuk orgasme, diapun makin meracau sampai pada menit berikutnya kakinya kembali merangkul pinggangku, dan “…a, aku keluar lagi, teruuuus a, terusss… aghhhhh bersamaan dengan itu muncrat pula air maniku, untuk beberapa kali semprotan yang kerasa dan langsung membasahi liang kewanitaan Gadis, akupun merasa seluruh tenaga dan otot ku dihisap kedalam vagina Gadis, dan setelah itu aku biarkan “adikku” terbenam tenang dalam vagina Gadis dan kitapun berpelukan, “ssshhh….” Racauan Gadis karena merasakan denyutan nadi “adik” ku di dalam Vaginanya.
Untuk sekian lama masih kudiamkan “adik”ku terbenam di vagina yang masih hangat, terasa olehku lelehan air mani bercampur lendir kenikmatan Gadis yang keluar dari liang vagina Gadis.
“a…. kenapa kita begini ya, Gadis malu” ucapnya, dan tidak lama kemudian kamipun tertidur pulas.
Ketika menjelang subuh, dinginnya udara Bandung merayapi tubuh kami yang tanpa selimut, akupun bergeser untuk memeluk Gadis, sekecap ia bangun untuk merapatkan tubuhnya dipelukanku, tanpa sengaja, “adik”ku bangun karena tersentuh belayain lembut sentuhan tangan Gadis, “uuughhh….” Lirihku, dan seakan iapun mengerti dan semakin menyentuh lembut “adik”ku, entah berapa lama, tiba – tiba ia melepaskan sentuhannya karena terkesiap dengan kembali bangunnya “adik”ku, “a… kok jadi besar lagi?”, “Gadis sih, jadi bangun deh” ucapku.
“a… nanti lagi ya, agak perih nih, maaf udah lama tidak terbiasa lagi”, iya, santai aja, kapan kapan juga boleh” jawabku dengan merajuk, iapun tersenyum sambil mencubit mesra dadaku.
Kucium mesra keningnya, dan akupun mencium bibir hangatnya dan terus menjajah ke sekitar leher, “aku sayang Gadis” ucapku sambil mencium kuping dan sekitarnya, “sshhh…” kembali dia mendesah. Ciuman ini kulanjutkan turun ke dadanya yang montok dan berkonsentrasi disekitar putting susunya yang berwarna Pink, lagi – lagi “sshhh…. Keluar dari bibirnya yang mungil karena menahan sensasi dan rangsangan yang menjalar ditubuhnya karena kuciumi putting susunya, kumainkan dengan ujung lidahku, dengan meracaunya Gadis yang semakin keras suaranya, menandakan dia mulai terangsang hebat, dengan tidak malu – malu lagi, dia mulai menyentuh lembut “adik”ku dan kali ini sampai pada buah zakarku, “uuuughhh…..” desahku, begitu lembut tangannya sehingga makin mendidihkan gejolak nafsuku yang sudah tidak tertahankan, akupun langsung bergeser kembali keselangkangan Gadis untuk menciumi dan menjelajahi bibir vagina yang mulai mengeluarkan lendir kenikmatan yang semakin banyak, ketika aku mulai menyentuh klitorisnya dengan hidungku dan liang Vaginanya kujelajahi dengan ujung lidahku, “agrrhhhhh, ampun a… Gadis gak kuat, please….. jangan lama lama a…
Diapun semakin menjepitkan pahanya dan tangannya semakin menekan kepalaku, “…. Sshhh…. Ughhhh…. Aaaaa, aku keluar…..” bersamaan dengan itu vagina Gadis banjir dengan lendir kenikmatan yang keluar bersamaan dengan orgasmenya, akupun menjilati dan menelan seluruh lendir itu.
Setelah kejangannya mereda, pahanya mulai mengendur, kesempatan ini aku gunakan untuk menempelkan “adik”ku ke bibir vaginanya, aku takut kalo aku paksa masuk, Gadis akan menjadi kesakitan, “…. A, pelan ya” pintanya memelas, akupun kembali menyentuhkan “adik”ku ke Vaginanya. Ketika rautnya sudah tenang, aku perlahan lahan memasukkan setengah “adik”ku keliang vaginanya yang basah kembali dan menggoyangkan pinggulku, “ughhh…. Ssshhh… kembali Gadis meracau nikmat, semakin lama racauannya semakin keras dan badannya mulai mengejang, “….uuugghhhh, aghhhh, ampun a….” Gadis memekik, karena tiba – tiba dengan satu hentakan keras, aku masukkan seluruh batang “adik”ku kedalam Vaginanya, iapun berpegangan dibadanku kuat sekali sambil menahan tekanan – tekanan yang semakin kuat kulancarkan, dalam sekian lama penetrasiku, entah berapa kali Gadis orgasme, lemas, tak berdaya menahan kebuasanku karena sejak dari sore aku tahan.
Setelah bosan posisi misionaris, “kenapa berhenti a, aku tanggung” pinta Gadis, kita coba dari belakang yuk, diapun pasrah merubah posisi membelakangiku dan langsung kembali kuhujamkan “adik”ku, “ughhh… agrhhhh, oohhhh, a, aku gak tahan, sambil memutar mutar pinggulnya menahan nikmat, membuat “adik”ku menggelembung membesar, rasa ingin memuntahkan “lahar” panas yang siap meledak, “…. Ugh dis, aku keluar ya….. oghhh, “bareng a….. ughhhhh pada saat kedutan di liang vaginanya makin keras menjepit, “crot, crot, crot …”entah berapa kali, muntah lah lahar panas itu menyemprot liang kenikmatan Gadis, “uuuugggghhhh aaaaaa…. Aku…” pekik nya, gadis pun mengejang kuat dan makin menjepit “adik”ku dan tak sempat ia ucapkan, untuk kesekian kalinya Gadis orgasme….
Kami pun ambruk kelelahan dengan posisi tertelungkup…..
Pagi hari kami sama – sama mandi dan saling membersihkan sisa sisa tadi malam, setelah itu, tanpa ku minta, ia dengan sigapnya menyiapkan pakaian kerjaku yang ada di tas, merapikan seluruh barang barang bawaan ku, dalam sekejap semua sudah rapi dan kitapun siap berangkat.
Tampak tabir keceriaan yang terpancarkan dari muka Gadis, senyum yang mengembang, ahhh ini kah namanya kebahagian, hadiah dari hubungan kasih sayang yang kami wujudkan tadi malam…?
Setelah sekian lama aku dan dia belum pernah lagi menikmati indahnya sentuhan dalam sebuah aktifitas yang membawa perasaan kita melayang jauh….
Entah lah….

Ditulis Oleh : Gadis bispak // 04.09
Kategori:

0 komentar:

Posting Komentar

Gadis Namanya

Sabtu, 07 Agustus 2010 ·

Yah nama itu sekarang tinggal jadi kenanganku yang indah entah kapan kita bisa ketemu lagi semenjak kepindahannya April ini ke luar kota nunjauh di sana.
Kami kenal di FS, dan mulai sering berkirim pesan di fasilitas FS tersebut, mulai dari status ku yang complicate dan diapun ternyata janda beranak satu ditinggal oleh laki laki yang lari kepelukan wanita kaya, kejadian itu sudah 6 thn berlalu semenjak ia hamil 2 bulan, dan semenjak itu dia tidak punya laki2 yang dekat dihatinya, kecuali dengan perkenalan kita Gadis merasa klob dan senang berbagi melalui FS ini.
Setelah sebulan berkenalan, kamipun bersepakat untuk ketemu di sebuah pertokoan di jakarta selatan, diapun memperkenalkan putrinya berumur 6 tahun, dan pertemuan pertemuan selanjutnya hanya melalui sms dan telepon karena posisi kita berjauhan, aku di Cilegon dan dia di Cireundeu.
Selama kurang lebih 3 bulan masa perkenalan kita, banyak cerita, keluh kesah, dan segala permasalahannya yang sering diceritakan kepadaku, dan akupun memberikan masukan yang sangat membantu dan memberikan awan cerah menurutnya
Dan suatu ketika; “a… pernah berpikiran untuk memaduku, menjadikanku istri kedua? Aku siap a, aku rela, aku ikhlas, aku tentram di samping aa” itu kata – kata yang menyambarku di sebuah pembicaraan via tlp di suatu siang…. Dengan alasan tidak bisa dibicarakan di telpon, kitapun sepakat untuk bertemu di Bandung, dan kebetulan aku ada meeting di Bandung, diapun ada urusan ijazah di bandung.
Semenjak pembicaraan itu, saat tlp – tlp selanjutnya aku selalu menggodanya untuk menggiring pikirannya tentang rencana kepergian kita ke Bandung; “kalo kita nginep berdua di Bandung trus terjadi hal – hal yang diinginkan, gak apa apa ya, kan Gadis tau, aku udah –puasa- cukup lama” ucapku, “wah jangan aa, tolong jaga aku, jangan goda aku, aku gak kuat aa, udah sekian lama gak di sentuh laki laki, please…” pintanya memelas, “kita liat nanti ya” jawabku lagi.
Kemudian minggu depannya kamipun bertemu di sebuah mall di pusat jakarta, membeli perbekalan untuk di perjalanan dan langsung cabut ke Bandung.
Diperjalanan menuju bandung aku bahagia sekali karena Gadis begitu memanjakan aku dengan melayani kebutuhanku, mulai dari mengambilkan kemilan, menghidupkan korek untuk rokokku, sampai memijit tanganku yang pegal, semua dilakukan dengan mesra yang menyentuh hasrat ku untuk menciumnya, tapi sekali lagi aku takut untuk bertindak yang bukan – bukan, karena aku sangat menghormati dan menyayangi dia, hanya tinggal angan – angun ku yang tiba tiba ngeres karena sentuhannya.
Tapi aku Heran, setiap kali mencuri pandang melihat wajah Gadis, ada kemuraman, kekurangan sesuatu atau entah apa lah dibalik senyum tawa canda disepanjang diperjalanan.
Sesampainya di Bandung, kamipun mencari penginapan yang tenang, “2 bad yang misah ya aa’, “kenapa?”, “aku takut terjadi….” Iya aku usahakan.
Di resepsionis aku minta 1 bad besar (he he he he)
“kok bad besar a. aku dimana?” tanya Gadis ketika sampai dikamar, “udah bareng aja, kalo engga’ aku di bawah deh” sergahku menghilangkan kecurigaannya..
Beberapa menit kemudian aku mandi dan keluar langsung menggunakan pakaian lengkap, takut dia curiga.
Dan ketika dia mandipun begitu, hanya saja pada saat setelah mandi tiba – tiba dia menyeruak dari balik pintu, “a, tolong tasku di meja” ketika aku ambilkan, terlihat siluet tubuhnya dibalik pintu yang terpantul dari kaca di dalam kamar mandinya, aku terperanjat dan berfikir; “ampun sexy sekali gadis, walaupun dilihat dari bayangan kaca”.
Setelah selesai berbenah, aku coba sibukkan kegiatan ku dengan penyiapan laporan untuk meeting besok, sedangkan Gadis mengunjungi teman2nya untuk say hallo. Sayangnya selama aku bekerja, tapi tak satupun laporan yang aku hasilkan, sedari tadi pikiranku melayang ke siluet kaca tadi, dan itupula yang membuat “adikku” bangun dan meronta ronta. Berkali kali aku coba hilangkan pikiran ku tentang hal itu, tapi hilang sudah akal sehatku.
Tiba – tiba pintu kamar diketuk, “a, aku pulang” pintu pun aku buka dan langsung ku peluk dia….
“ada apa a, kok gini…”, “gak apa apa” jawabku, “kangen aja.”
Setelah beristirahat dengan alasan capek ngerjain laporan untuk besok, “aku pijitin ya a” dan langsung tangannya menyentuh bahuku, rasa tentram dan hangat menjalar di tubuhku, aku bingung, kenapa perasaan santai ini tidak membuat “adikku” tenang, malah makin meronta kuat.
“dis, ganti baju dulu gih, kan abis jalan, kotor” kataku, sejurus kemudian ia sudah melangkah ke kamar mandi dengan pakaian tidur di tangan, “jangan ganti di kamar mandi, basah nanti celana jeansnya, aku balik kanan deh, gadis ganti di kamar aja” kataku tenang sambil membalikkan badan menghilangkan keraguan hati gadis.
Sejurus kemudian dia sudah ada di sampingku dengan daster leher rendah dan lengkap dengan bra dan CD.
“ughhhhh….” Kataku sambil menikmati sentuhan lembut gadis, dan tak sengaja dadanya yang cukup besar menyentuh punggungku.
Karena tidak tertahankan, aku membalikkan badanku dan langsung memeluk Gadis, napasnya yang tercekat dan kata – kata yang tak mampu keluar dari mulutnya karena aku mencium gadis begitu buasnya, tak lama berselang gadispun akhirnya membalas ciumanku dengan mesra, dan posisi diapun diatas menghimpitku.
Tak terasa dadanya mulai mengeras semakin menyentuh dada dan kelaki lakianku, tangankupun merayap menyusup kebalik dasternya untuk menyentuh buah dadanya yang semakin kencang. “Agrhhhh…..” terpekik pelan dan mencoba menghindar dari sentuhan tanganku namun tak kuasa karena kami sudah semakin menikmati pemanasan awal ini.
Akupun coba membuka kaitan branya dengan satu tangan dan berhasil, diapun melotot tanpa mampu menolak karena sejurus kemudian mulutku sudah menciumi wangi payudaranya yang montok itu, “ampun sudah punya satu anak, tapi masih kencang juga dadanya”
“Ah ugh sssh….” Semakin meracau mulutnya karena sentuhan bibirku di payudaranya semakin membangkitkan hasrat Gadis, akupun menukar posisinya dibawah dan aku menindih….
Perlahan lahan aku mengambil kesempatan untuk melepas celana boxerku dan lansung membuka paha gadis. Sengaja kusentuhkan “adikku” ke permukaan celana dalamnya yang tipis, aku berharap menambah sensasi untuknya, tanpa terburu buru membuka celana dalamnya, takut dia kaget dan membuyarkan konsentrasinya, pinggulku sengaja kugoyangkan agar, “adikku” menyentuh lembut permukaan vagina Gadis, tak berapa lama, terasa di ujung “kepala jamurku” ada sesuatu yang basah dan aku tau gadis makin terangsang dan mulai mengeluarkan pelicin dan secara tidak langsung menyatakan “siap”, aku pelan pelan turun sambil menciumi perut dan paha bagian dalamnya, gadispun makin mendesis dan menyentuh lembut kepalaku mengisyaratkan untuk cepat menyentuh bibir vaginanya yang makin basah.
Ketika sampai di antara dua pahanya, akupun berusaha semakin memperlebar bukaan pahanya agar aku leluasa untuk meciumi vaginanya yang harum khas, “ternyata dia tetap menjaga kewanitaanya dengan baik” pikirku.
Setelah kujilati dengan mesra, semakin lama semakin banyak ‘ lendirnya keluar, makin bersemangat aku, dan gadispun mulai membanting banting badannya karena tidak tahan menerima penjelajahan lidahku di sekitar liang vaginanya dan ketika klitorisnya kusentuh; “ughhhh asssshhh ampun a” jeritnya, sambil menekan kepalaku untuk semakin terbanam diantara selangkangannya, “ooohhh a, aku gak tahaaaaan a, ampun a, jangan siksa aku please……”
“agrhhhhh a, ampuuuun, please jangan siksa aku….” Gadispun mengejang untuk beberapa menit, selagi dia semakin mengejang, akupun semakin kuat menciumi dan menjelajahi klitorisnya karena aku tau, Gadis hampir orgasme….
Satu hentakan kuat keatas, tiba – tiba punggungku perih karena kuku Gadis menancap dipunggungku dan badannyapun mengejang kuat, dan diapun melemas tak berdaya. Raut wajah mukanya pasrah dengan apa yang sedang aku lakukan, napasnyapun tersengal sengal menahan birahi yang sedang bergejolak bersamaan dengan orgasme yang sedang Gadis alami.
Disela sela kepasrahannya;” a, makasih, belum pernah aku merasakan ini…..” sambil mengucurkan air mata kebahagiaan dan kepuasan yang terpancar di wajah gadis.
Pelan pelan aku merangkak di sampingnya sambil menahan hasratku, aku sempat berfikir, kalo aku langsung hajar, pasti kaget, aku tidak ingin dia jadi berfikiran macem macem.
Pelan pelan walaupun dengan menahan gejolak “adik” yang tidak mau kompromi, ku peluk mesra Gadis, dan Gadis pun bersandar di dadaku. Sambil beristirahat kucoba sentuh dadanya yang masih mengencang padat, “aa belum keluar ya, Gadis harus gimana ya…” kataku, “santai aja, yang penting Gadis nyaman…”, “tapi please jangan dimasukin ya….”
Aku mulai bergerilya lagi dengan mencium bibirnya yang tipis dan turun kelehernya yang tak luput kuciumi. “Ssshhhh….” Desahnya, akupun turun ke dadanya yang mulai mengencang kembali, tak berapa lama aku coba sentuh liang kemaluannya, ternyata sudah basah lagi dengan lendirnya yang wangi, sambil menciumi dadanya aku telentangkan gadis dan kubuka belahan kakinya sehingga posisi misionaris aku dapatkan, ketika “adik” menyentuh pelan vaginanya, “ssshhhh….” Kembali terdengar dan pelukannya semakin erat, aku coba menggoyangkan pantatku agar “adiku” menyentuh lembut liang vagina Gadis, “ssshhhh…. a, enak a, aku gak tahan a, jangan siksa lagi aku dengan rasa ini, please…..” pelan pelan kepala jamurku ku masukkan kedalam liang vagina Gadis, matanyapun merem melek, tangannya menahan badanku tanda supaya tidak memasukkan punyaku keliang gadis;”…perih a’ pelan ya….. sakit….. ughhhhh, a….
Aku pun terpaksa menahan setengah, agar masuknya tidak terlalu terburu buru dan membuat gadis sakit. Akupun memaju mundurkan untuk beberapa menit agar vagina Gadis merasa terbiasa lagi, akupun menikmati “kepala adikku” di peluk erat, dan semakin membuatku harus menahan libido yang sudah di ubun ubun ini supaya tidak meledak. Setelah beberapa menit, gadis mulai merasa nyaman dan menikmati masuk keluarnya goyanganku, akupun menambah kedalaman “adikku” agar berenang di dalam vagina Gadis, diapun melotot tanda kaget,”a pelan ya, besar sekali, aku kepenuhan rasanya….”katanya. akupun harus bersabar kembali menarik ulur “adikku” kira kira tiga perempatnya, setelah sekian menit, diapun mulai mengencangkan badannya dan “aghhhh a…. aku gak kuat, aku pengen keluar a….” please jangan buat aku gak tahan….. rintihnya sambil semakin mengencangkan pagutan tangannya dibadanku, dan diapun menggelinjang gak tertahankan, tiba tiba kakinya di silangkan kepunggungku, dan serta merta terbenam lah seluruh “adikku” di dalam vagina Gadis; “aghhhh a, ampun aku gak tahan…. Saat itupun aku merasakan kembali orgasmenya untuk yang kesekian kalinya dan aku pun mempercepat goyanganku diatas, Gadispun terbanting banting badannya menahan kenikmatan ini, “adikku”pun terasa sekali dipijit pijit oleh liang vagina Gadis, setelah beberapa menit, Gadispun akhirnya tak berdaya, hanya racauan mulutnya tanda kenikmatan saja yang ada, akupun semakin bersemangat memompa. Tiba tiba “ada remasan yang kuat lagi di liang vagina Gadis yang kurasakan ketika ku lihat keselangkangan Gadis, tarikan pinggangku membuat bibir vagina gadis tertarik dan menimbulkan sensasi yang membuatku tidak dapat menahan air maniku yang mulai ingin muncrat, nadiku terasa berdenyut kencang membuat Gadis terpacu lagi untuk orgasme, diapun makin meracau sampai pada menit berikutnya kakinya kembali merangkul pinggangku, dan “…a, aku keluar lagi, teruuuus a, terusss… aghhhhh bersamaan dengan itu muncrat pula air maniku, untuk beberapa kali semprotan yang kerasa dan langsung membasahi liang kewanitaan Gadis, akupun merasa seluruh tenaga dan otot ku dihisap kedalam vagina Gadis, dan setelah itu aku biarkan “adikku” terbenam tenang dalam vagina Gadis dan kitapun berpelukan, “ssshhh….” Racauan Gadis karena merasakan denyutan nadi “adik” ku di dalam Vaginanya.
Untuk sekian lama masih kudiamkan “adik”ku terbenam di vagina yang masih hangat, terasa olehku lelehan air mani bercampur lendir kenikmatan Gadis yang keluar dari liang vagina Gadis.
“a…. kenapa kita begini ya, Gadis malu” ucapnya, dan tidak lama kemudian kamipun tertidur pulas.
Ketika menjelang subuh, dinginnya udara Bandung merayapi tubuh kami yang tanpa selimut, akupun bergeser untuk memeluk Gadis, sekecap ia bangun untuk merapatkan tubuhnya dipelukanku, tanpa sengaja, “adik”ku bangun karena tersentuh belayain lembut sentuhan tangan Gadis, “uuughhh….” Lirihku, dan seakan iapun mengerti dan semakin menyentuh lembut “adik”ku, entah berapa lama, tiba – tiba ia melepaskan sentuhannya karena terkesiap dengan kembali bangunnya “adik”ku, “a… kok jadi besar lagi?”, “Gadis sih, jadi bangun deh” ucapku.
“a… nanti lagi ya, agak perih nih, maaf udah lama tidak terbiasa lagi”, iya, santai aja, kapan kapan juga boleh” jawabku dengan merajuk, iapun tersenyum sambil mencubit mesra dadaku.
Kucium mesra keningnya, dan akupun mencium bibir hangatnya dan terus menjajah ke sekitar leher, “aku sayang Gadis” ucapku sambil mencium kuping dan sekitarnya, “sshhh…” kembali dia mendesah. Ciuman ini kulanjutkan turun ke dadanya yang montok dan berkonsentrasi disekitar putting susunya yang berwarna Pink, lagi – lagi “sshhh…. Keluar dari bibirnya yang mungil karena menahan sensasi dan rangsangan yang menjalar ditubuhnya karena kuciumi putting susunya, kumainkan dengan ujung lidahku, dengan meracaunya Gadis yang semakin keras suaranya, menandakan dia mulai terangsang hebat, dengan tidak malu – malu lagi, dia mulai menyentuh lembut “adik”ku dan kali ini sampai pada buah zakarku, “uuuughhh…..” desahku, begitu lembut tangannya sehingga makin mendidihkan gejolak nafsuku yang sudah tidak tertahankan, akupun langsung bergeser kembali keselangkangan Gadis untuk menciumi dan menjelajahi bibir vagina yang mulai mengeluarkan lendir kenikmatan yang semakin banyak, ketika aku mulai menyentuh klitorisnya dengan hidungku dan liang Vaginanya kujelajahi dengan ujung lidahku, “agrrhhhhh, ampun a… Gadis gak kuat, please….. jangan lama lama a…
Diapun semakin menjepitkan pahanya dan tangannya semakin menekan kepalaku, “…. Sshhh…. Ughhhh…. Aaaaa, aku keluar…..” bersamaan dengan itu vagina Gadis banjir dengan lendir kenikmatan yang keluar bersamaan dengan orgasmenya, akupun menjilati dan menelan seluruh lendir itu.
Setelah kejangannya mereda, pahanya mulai mengendur, kesempatan ini aku gunakan untuk menempelkan “adik”ku ke bibir vaginanya, aku takut kalo aku paksa masuk, Gadis akan menjadi kesakitan, “…. A, pelan ya” pintanya memelas, akupun kembali menyentuhkan “adik”ku ke Vaginanya. Ketika rautnya sudah tenang, aku perlahan lahan memasukkan setengah “adik”ku keliang vaginanya yang basah kembali dan menggoyangkan pinggulku, “ughhh…. Ssshhh… kembali Gadis meracau nikmat, semakin lama racauannya semakin keras dan badannya mulai mengejang, “….uuugghhhh, aghhhh, ampun a….” Gadis memekik, karena tiba – tiba dengan satu hentakan keras, aku masukkan seluruh batang “adik”ku kedalam Vaginanya, iapun berpegangan dibadanku kuat sekali sambil menahan tekanan – tekanan yang semakin kuat kulancarkan, dalam sekian lama penetrasiku, entah berapa kali Gadis orgasme, lemas, tak berdaya menahan kebuasanku karena sejak dari sore aku tahan.
Setelah bosan posisi misionaris, “kenapa berhenti a, aku tanggung” pinta Gadis, kita coba dari belakang yuk, diapun pasrah merubah posisi membelakangiku dan langsung kembali kuhujamkan “adik”ku, “ughhh… agrhhhh, oohhhh, a, aku gak tahan, sambil memutar mutar pinggulnya menahan nikmat, membuat “adik”ku menggelembung membesar, rasa ingin memuntahkan “lahar” panas yang siap meledak, “…. Ugh dis, aku keluar ya….. oghhh, “bareng a….. ughhhhh pada saat kedutan di liang vaginanya makin keras menjepit, “crot, crot, crot …”entah berapa kali, muntah lah lahar panas itu menyemprot liang kenikmatan Gadis, “uuuugggghhhh aaaaaa…. Aku…” pekik nya, gadis pun mengejang kuat dan makin menjepit “adik”ku dan tak sempat ia ucapkan, untuk kesekian kalinya Gadis orgasme….
Kami pun ambruk kelelahan dengan posisi tertelungkup…..
Pagi hari kami sama – sama mandi dan saling membersihkan sisa sisa tadi malam, setelah itu, tanpa ku minta, ia dengan sigapnya menyiapkan pakaian kerjaku yang ada di tas, merapikan seluruh barang barang bawaan ku, dalam sekejap semua sudah rapi dan kitapun siap berangkat.
Tampak tabir keceriaan yang terpancarkan dari muka Gadis, senyum yang mengembang, ahhh ini kah namanya kebahagian, hadiah dari hubungan kasih sayang yang kami wujudkan tadi malam…?
Setelah sekian lama aku dan dia belum pernah lagi menikmati indahnya sentuhan dalam sebuah aktifitas yang membawa perasaan kita melayang jauh….
Entah lah….

Related Post



0 komentar:

 
Diberdayakan oleh Blogger.