CERITA DEWASA | TELANJANG | CEWEK BUGIL

Minggu, 26 Desember 2010

Pengaruh Ekstasi

Pada cerita yang pertama kukirim aku menceritakan pengalaman ku ML
dengan sahabat isteriku yang bernama Ena. Ena adalah seorang janda
muda yang belum punya anak, karena dekat nya dia dengan isteriku, Ena
ku anggap seperti adikku. Namun pada suatu ketika, aku dan Ena
terlibat hubungan selingkuh yang sama sekali tidak kami rencanakan
hingga kami berdua melakukan hubungan sex layaknya pasangan suami
isteri. Bahkan sejak saat itu jika ada kesempatan aku dan Ena kembali
melakukan hubungan sex, terus dan terus hingga kini tanpa ada satupun
orang lain yang tau termasuk isteriku.

Nah, buat para pembaca yang belum tau dengan ku, Aku adalah seorang
pria yang sdh berumur 32 Tahun. Aku memilik seorang isteri yang
bernama Bety. Kami sudah menikah selama tiga tahun namun kami blm
dikaruniai seorang anak pun.. Dan sekali lagi aku mohon maaf jika
tulisan ku ini agak kaku dalam penulisan nya, maklum… ini baru yang
kali kedua aku mencoba menulis. Dan apa yang kutuliskan ini juga
adalah merupakan cerita kisah nyata yang aku alami dalam kehidupanku
tanpa melebihi dan mengurangi isi ceritanya. Cerita ku kali ini
sedikit berbeda dengan cerita pertamaku yang menceritakan ku ML dengan
teman isteriku, ceritaku yang kedua ini isinya menceritakan pengalaman
ku melakukan hubungan sex dengan isteri teman ku yang bernama Yeni.
Yeni orangnya cantik, kulitnya putih bersih dan mulus, dan yang paling
aku suka dari Yeni yakni buah dadanya, pinggul dan pantatnya yang
bahenol . Yeni umur nya -/+ sekitar 25 tahun, dia meikah dengan
temanku Perli sudah 5 tahun, dan mereka baru punya seorang putra yang
kini baru berumur 3 tahun.

Sekedar info buat para pembaca, aku bukanlah tipe pria peselingkuh
yang doyan menggangu isteri orang. Yang pasti apa yang terjadi dalam
cerita ku ini adalah diluar rencanaku.

Ceritanya begini………..

Yang ku ingat waktu itu adalah malam lebaran kedua, tepatnya hari raya
idul fitri tahun 2009. Dan pada lebaran waktu itu aku ditinggal
sendiri oleh isteriku yang pergi berlebaran dikampung org tuanya
selama seminggu. Nah, tepat pada jam 19.00Wib malam lebaran kedua aku
keluar dari rumahku menggunakan sepeda motor ku untuk jalan-jalan demi
menghilangkan kejenuhanku. Bagaimana tidak, sudahlah isteri pulang
kampung, Ena pula kudengar pergi lagi di Padang.

Singkat ceritanya, malam itu secara kebetulan aku di undang oleh
seorang teman ku yang bernama Perli kerumahnya dalam rangka
silaturrahmi di hari lebaran.
Bagitu sampai di rumah Perli kuparkirkan sepeda motorku, aku pun
mengetuk pintu rumah Perli. Setelah beberapa kali ku ketok pintu,
akhirnya pintupun terbuka.
“Eh abang.., masuk bang” ternyata yang membukakan pintu Yeni isterinya
Perli. Aku sempat terdiam beberapa saat ketika melihat penampilan Yeni
yang seksi dengan celana yg sangat pendek berbahan katun lembut serta
mengenakan T-Shirt putih tipis hingga terlihat samara Bra dari balik
bajunya verwarna hitam. Secara tak sadar aku melongo sambil menelan
ludah mengaggumi tubuh Yeni.
“Lah… koq malah bengong diluar….masuk bang” ujar Yeni memecahkan
lamunanku yang kagum padanya.
“Eh…i.i..iya Yen” ujar ku tergagapmelihatnamun langsung masuk “Perli
ada Yen?” tanyaku pada isteri temanku. “Bang Perli keluar sebentar
pergi rokok, paling bentar lagi juga pulang dia bang… udah bang masuk
aja dulu” ujar Yeni mempersilahkan ku masuk. “Ya deh Yen” Ujarku
langsung masuk kerumahnya.
Karena waktu itu lebaran, begitu masuk aku langsung menyodorkan
tanganku ke Yeni “Maaf Lahir Bathin Ya Yen…..” ujarku sembari menjabat
tangan Yeni.
“Sama-sama ya bang” ujar Yeni menjawabku.
“Silahkan duduk bang” ujar Yeni mempersilahkan ku duduk di kursi ruang
tamunya sambil dia membukakan kue-kue lebaran yang ada di meja
tamunya.
“Udah Yen, jangan repot-repot, abang tak lama koq” ujarku lagi.
“Nggak koq bang… sebentar aku ambilkan minum ya bang” ujar Yeni
berlalu meninggalkan ku kebelakang. Tiba-tiba aku terpaku, Yah! Saat
yeni berbalik badan meninggalkan ku, tanpa sengaja mataku tertuju
melihat pahanya yang putih mulus karena hanya mengenakan celana
pendek, dan kemontokan pantat Yeni yang geyal geyol saat dia
melangkah. aku dengan jelas dapat melihat kemulusan betis Yeni yang
putih dan sintal itu. Tanpa kusadari kontolku tiba-tiba bangun.
“Sialan!!” ujarku menggerutu sendiri setelah menyadari kontol ku menegang.
“Hey genk” tiba-tiba ada suara mengejutkan ku yang ternyata dia Perli
suami nya Yeni.
“Sory.. aku tadi keluar nyari rokok” Perli memberi penjelasan kepadaku.
“Ooh… Maaf lahir bathin ya Li” ku sodorkan tanganku untuk menjabat tangan Perli.
“Sama-sama ya brother” balas Perli menjawab salam ku.
Belum lama kami ngobrol, tiba-tiba Yeni isteri Perli keluar dengan
ditangannya membawa baki yang diatasnya minuman yang akan disuguhkan
padaku.
“Di minum ya bang” ujar Yeni sambil menyuguhkan minuman untuk ku di
meja tamu. Lagi-lagi darah ku berdesir saat melihat belahan payudara
Yeni yang putih terlihat olehku saat dia jongkok menyuguhkan air di
depanku.
“Sungguh indah belahan dada itu, Putih dan padat terlihat dari balik
baju kaos Yeni.
“Ingin rasanya aku mengulum nya dengan mulutku, sungguh menggirukan
sekali buah dada Yani” ucapku dalam hati sambil sempat beberapa saat
aku termenung.
“Hei…. Hei…. Airnya diminum…, koq malah melongo” ujar Perli
memecahkan lamunan fantasiku yang tergiur dengan keindahan buah dada
isterinya.
“i..iya… ini aku minum” ujar ku terperanjta sambil langsung tanganku
langsung menerkam gelas minuman hingga air dalam gelas itu sedikit
jadi tertumpah akibat kecerobohanku.
“Mikirin isterimu ya” Ujar Perli kembali mengajak ku bercanda
memecahkan kekakuan ku.
‘i..iya Perli, maklum orang belum pernah di tinggalkan isteri, makanya
jadi linglung” jawabku pada Perli, seakan-akan membenarkan tebakan nya
tentang lamunanku meski padahal yang sebenarnya aku negelamun akibat
terpesona dengan keindahan sesuatu yang ada di balik tubuh isterinya.
“Klu memang isterimu lagi g ada dirumah, mending kamu malam ini
dirumahku aja” Perli menawarkan ku.
“Maksudmu aku tidur disini Perli?” tanyaku keheranan.
“Bukan… maksudku kamu disini aja temani aku, pokonya kamu g akan
menyesal deh…” ujar Perli lagi padaku.
“Maksud nya apa ya… apa dia mau nyuruh aku tidur dengan isterinya
yah?” pikirku dalam hati.
“Udah, sekarang kita kedalam aja” ujar Perli sambil menarik tanganku.
Karena penasaran, sedikitpun aku tak menolak saat Perli mengajakku
kedalam, yang pasti di benakku saat itu penuh dengan seribu
pertanyaan.
 
Saat kami tiba disalah satu kamar yang ada di didalam ruangan tengah
rumahnya, Perli dengan posisi masih mengggandeng tangan ku tiba-tiba
mengarahkan kami masuk kekamar tersebut.
“Mau ngapa kita dikamar ini Perli” Tanyaku sembari perasaanku semakin
bingung dengan apa sebenarnya yang dimaukan Perli.
“ini!” Perli tba-tiba langsung memberi ku sebuah pil bulat berwarna pink.
“Obat apa ini Perli” tanyaku penasaran.
“Udah.. telan aja, kita kan udah lama tidak Happy bersama” ujar Perli
lagi padaku.
“Oooh” aku tau, apa yang ada di tangan ku adalah pil setan.
Yah! “ini extasi alias inek’ tuturku dalam hati.
Sambil ku berpikir-pikir dalam hati, ku lihat tiba-tiba Yeni dengan
penampilan nya masih seperti tadi, masuk kekamar menghampiri Perli
yang kulihat mulai sibuk hendak menyetel musik.
“Aman bang… anak kita udah tidur dikamar sebelah” ujar Yeni memberi
tau Perli suaminya.
Sambil melirik kearahku kulihat Yeni dan Perli sama-sama sedang
menegak sesuatu kemulutnya dan kemudian disusul dengan minum air.
Rupanya mereka berdua menelan extasi itu. “Aduh gimana ini ya, aku kan
udah lama tidak makan pil setan ini” tuturku dalam hati sambil masih
memegang-megang setengah pil yang masih ada di tanganku.
Ada rasa takut yang bercampur dengan rasa ragu-ragu dihati ku saat
itu, ketika aku disuruh menelan extasi itu. Malkumlah… bukan nya
munapik, meski dulu pernah namun aku sdh lama tidak memakai pil setan
itu, mgkn sudah tiga tahun aku tak pernah lagi menelan pil setan
tersebut.
“Udah bang…. Ditelan aja, pokoknya mlm ini kita Happy” ujar Yeni yang
tiba-tiba berdiri disamping ku. Sesaat aku kembali melihat keseksian
tubuh Yeni yang putih yang begitu menggiurkan sekali. Sementara
kulihat Perli masih asyik menyetel-nyetel musik house.
“ini bang airnya, Ayo ditelan bang… apa mau aku suapkan?” Ujar Yeni
nakal merayuku agar aku segera menelan eksatasi itu.
“iya… ini abang telan” jawabku sambil meraih air minum yang ada di tangan Yeni.
“Nah… gitu dong” ujar Yeni seperti kesenangan melihatku menelan ekstasi itu.
Usai memberiku minum, kulihat Yeni melangkah mendekati suaminya seraya
membisikan sesuatu kepada suaminya.
“Oke Brother… malam ini kita Happy” ujar Perli sambil mengacungkan
jempol kepadaku.
Usai membalas Acungan Jempol Perli, kudengar suara dentuman bas musik
House pun mulai menggema terdengar diteliga ku.
Hampir pada waktu yang bersamaan tiba-tiba saja lampu kamar yang
tadinya terang benerang kini telah berubah jadi remang-remang
menyinari kamar yang sudah dipasang peredam oleh Perli, sekuat apapun
musik dibunyikan suaranya tak akan sampai keluar. Ditambah lagi suhu
ruangan yang dingin oleh AC (Air Conditioner/ pendingin ruangan ½ PK)
membuat suasana ruangan kamar itu seperti ruangan VIP ditempat-tempat
karaoke saja.
Semakin lama musik yang berbunyi terdengar semakin keras saja.
Sementara aku masih saja melongo duduk di salah satu kursi, kulihat di
tengah-tengah ruangan Perli dan Yeni sudah asyik bergoyang mengikuti
alunan-alunan musik house yang semakin bredentum-dentum suaranya.
Hampir 5 menit setelah ku telan extasi tadi, kini aku mulai merasakan
reaksi nya. Sulit untuk ku katakan bagaimana rasanya setelah obat itu
bereaksi, yang pasti aku mulai merasa horny dan tanpa kusadari aku pun
akhirnya ikut bergoyang bersama Perli dan Yeni.

Semakin lama kami bertiga akhirnya bergoyang dan terus menari terbuai
oleh mabuk nya Extasi. Didalam keremangan cahaya kamar malam itu,
secara tak sengaja aku juga disuguhi tontonan asyik. Mungkin karena
sudah terlalu horny oleh pengaruh Extasi, dikeremangan kamar itu
kulihat tubuh Yeni meliuk-liuk Erotic seperti sedang merangsang
bergoyang mengikuti irama musik. Sesekali juga kadang kulihat Yeni
mengangkat baju T-shirt nya sambil tangannya kanannya seperti sedang
meremas buah dadanya dibalik baju kaos yang kenakannya, tangan kirinya
jg terlihat menepel di perutnya masuk kedalam celana pendeknya
seakan-akan sedang memain-mainkan vaginanya sendiri, ditambah lagi
terkadang sikap Perli yang sambil goyang juga sambil memeluk dan
meraba perut Yeni dari belakang. Seperti tak menghiraukan kebaradaan
ku, tak lama setelah itu kulihat Yeni dan Perli saling berpagutan
bibir. Sambil meremas-remasi pantat isterinya, Perli terus melumat
bibir Yeni dengan buasnya.
“Ookh…” sialan gerutuku dalam hati, sungguh aku jadi terangsang dan
aku jadi bernafsu melihat aksi mereka.

Gara-gara melihat aksi mereka, horny ON ku jadi semakin naik.
Kupejamkan mataku, lalu geleng-gelengkan kepalaku kiri dan kanan,
pelan hingga gelengan kepalaku semakin kencang, dan tubuhku juga
bergoyang mengikuti alunan music house yang temponya semakin cepat.
Tiba-tiba “Goyang bang…” Aku kaget sekali mendengar suara itu. Bedesir
darah ku saat ku tau siapa yang ada diibelakang ku! Yah….seseorang
dibelakangku!! Saat kubuka mataku dan menoleh kebelakang, kulihat Yeni
di belakangku, dengan kedua tangan nya memegang pinggangku. Sambil
tertawa dan berteriak-teriak. ku genggam kedua tangannya yang
berpegangan di pinggulku, ku ikuti rentak goyangan Yeni. Perli juga
melakukan hal yang sama. Dia beradal di belakang Yeni sambil terus
begoyang kedua tangannya juga menempel di pinggang Yeni. Kini kami
bertiga seperti sedang main barongsai saja. Aku didepan, Yeni menepel
di belakangku, dan Perli dibelakang isterinya. Cukup lama kami
bergoyang dengan gaya seperti itu. Oleh karena birahi ku yang sdh
terangsang oleh tontonan tadi, ditambah lagi pengaruh horny Extasi
yang bawaannya membangkitkan nafsu sex, aku pun jadi sengaja
mencari-cari kesempatan untuk dapat menyentuh Yeni Dalam posisi sepeti
itu, Setiap kali Yeni terdorong oleh Perli, secara otomatis tubuh Yeni
langsung nempel di belakangku. Saat itu kurasakan bagian dadanya yang
kenyal itu nempel di punggungku, dan saaat itu juga dengan pura-pura
tak sengaja tanganku kuarahkan kebelakang hingga menyentuh bagian
selakangan nya. Karena Yeni menggunakan celana pendek berbahan katun,
saat tanganku menyentuh selakangannya aku dapat merasakan kelembutan
belahan vaginanya. Aku sangat menikmati gesekan itu
“Oooohkkhhhhh….sungguh hal itu semakin membakar nafsu ku”

Setelah hampir 3 jam kami berjojing ria, akhirnya reaksi obat yang
memabukan kami pun ngedrop. Karena tubuhku berkeringat akupun kemudian
kekamar mandi untuk mencuci muka ku agar terasa segar. Saat keluar
dari kamar mandi, ku lihat Yeni berdiri didepan ku sambil wajahnya
kulihat tersenyum menyodorkan handuk kepadaku. Ku tatap wajah Yeni
yang seski akibat pipinya yang memerah dan rambutnya yang basah kuyup
oleh keringat karena tak henti-henti berjoget tadi, tanpa banyak
bicara aku pun menerima handuk dari Yeni dengan perasaaan nafsu ku
yang tertahan.

Begitu Yeni masuk kekamar mandi, akupun meninggalkan nya melangkah
untuk kembali kekamar. Didalam kamar aku tak menemukan Perli. “Kemana
ya dia?” tanyaku dalam hati.
“Perli…. Per….. Perli…..!!” aku memanggil-manggil mencarinya Perli.
Karena tidak ada jawaban juga aku pun memlih untuk duduk saja dikamar
tadi sambil kembali menikmati alunan musik house dengan volumenya yang
samara-samar saja (Volume kecil) . Meski sudah tidak sekuat tadi,
pengaruh extasi kurasakan ditubuhku masih terasa. Sambil bergoyang
pelan, dalam samara-samar musik house itu, sesekali ku coba memejamkan
mataku.
“Oh…aku terbawa dalam hayalan, Fantasiku saat itu semakin memacu
nafsu berahiku.. Okhhh., aku saat itu sempat berhalusinasi, aku
melihat Yeni sedang menghisap kontolku! Oookkkhhhh… ngilu sekali
rasanya kepala kontolku saat itu. kudengar suara, “Yah…itu suara Yeni,
jelas sekali memanggil” tiba-tiba fantasi ku buyar, satelah aku merasa
seperti ada yang mencolek-colek tanganku. Saat ku buka mataku, aku
menadapati ternyata Yeni ada di depanku. Sempat aku mencubit tanganku
untuk memastikan bahwa aku tidak sedang berhayal.
“Kenapa Bang…, koq bengnong gitu” ujar Yeni menyapa sembari meyakinkan
ku bahwa dia benar-benar nyata ada di hadapan ku.
“Eng…. Ah, Nggak Yen.., Perli mana?” jawabku dan kembali menanyakan suaminya.
“Biasa bang., dia emang begitu. Kalau udah ngedrop lagi begini
bawaannya selalu pengen berjudi” jawab Yeni lagi padaku.
Mendengar penuturan Yeni, nafsuku pun menjadi-jadi, dan pikiran kotor
ku pun membuat otakku berpikir mencari-cari kesempatan agar bisa
menyetubuhi tubuh Yeni.
Sambil kami terus bergoyang perlahan mengiringi samarnya suara musik
house, aku kembali coba bertanya pada Yeni.
“Ooh… kapan bisanya Perli pulang nya Yen?” tanyaku lagi
“Paling cepat juga ntar malam baru dia pulang bang, emang kenapa
bang?” Yeni kembali bertanya padaku.
“Nggak Yen… emang sekarang udah jam berapa Yen, nggak papa ya abang
disini?” kembali kutanya Yeni untuk memastikan apakah aku memang akan
punya kesempatan menyetubuhinya, Maklum.. disamping pengaruh extasi
yang kurasakan bawaaan nya membuat nafsu jadi bergejolak, ditambah
akibat tontonan erotis tadi aku menjadi sangat terobsesi sekali untuk
bisa ML dengan nya.
“Nggak papa Bang… sekarang baru pukul 04.00 Wib pagi, Lanjut aja
goyangnya, Toh tadi bang Perli juga suruh aku temani abang” Ujar Yeni
memberi ku harapan.
“Y E S!! “ tuturku dalalm hati kegirangan.
“Kalau pulang juga abang kan g ada teman nya dirumah… klu disinikan
Yeni bisa nemenin abang..” ujar nya menggodaku.
“Makudnya nemani apa Yen?” ku Tanya Yeni krn penasaran apa mksd dari
perkataan nya.
“Ya nemenin abang goyang lah bang… masa’ iya nemenin abang gituan…”
ujarnya semakin membuat darah ku berdesir..

Mendengar Ucapan Yeni, aku menjadi semakin bernafsu saja, otak ku pun
akhirnya berputar untuk mencari akal gimana caranya dapat menyetubuhi
Yeni.
“Kini hanya tinggal aku dan Yeni dalam ruangan ini” turur ku lagi dalam hati.
Tanpa kata-kata hampir selama lima menit kami terdiam dan terus saja
bergoyang mengikuti irama-irama musik house yang sayup terdengar
ditengah cahaya yang menerangi ruangan kamar itu. Sesekali kulirik
wajah Yeni yang semakin seksi dengan rambutnya yang basah kuyup oleh
keringat, dan suhu kamar pun saat itu kurasakan semakin dingin oleh
pendingin AC yang semakin menjadikan suasana saat itu romantis sekali.
Gugup sekali rasanya dalam hatiku saat itu, namun karena perasaan
nafsuku yang semakin bergejolak terhadap Yeni akhirnya tumbuh juga
keberanian ku.
Saat itu aku melihat mata Yeni kulihat ia terpejam sambil terus bergoyang…
Tak ingin membuang waktu dan kesempatan, aksi ku pun kumulai.
Pertama kuraih tangan Yeni…. Dingin sekali tangan nya saat aku genggam
lalu kuremas tangan nya, Yeni tidak protes, malah tangannya sekarang
kurasakan lembut mengusap-usap permukaan tanganku. Aku pun tak mau
kalah dengan mengelus-elus lengannya, kemudian rambutnya yang hitam
dan panjang terasa tangan dan rambutnya basah oleh keringat. Yeni
tampak menikmati elusanku, terbukti dia langsung baringkan wajahnya
manja ke bahuku, meskipun telah basah oleh keringat, namun aroma sampo
masih tercium dirambutnya yang terurai dibahuku. Kesempatan itu tidak
kusia-siakan, langsung kupeluk tubuh hangatnya dan kucium dikepalanya
sambil tanganku terus membelai rambutnya. Tiba-tiba kurasakan kontolku
berdenyut-denyut tegang dan semakin membesar hingga terlihat sekali
memenuhi celana jeans yang ku pakai. Hampir satu menit kurasakan
kelembutan tangan Yeni. Masih dengan posisi tangan kami saling
berpegangan, ku lihat mata Yeni saat itu masih terpejam sambil terus
saja tubuhnya bergoyang seakan menungguku untuk memberikan rangsangan
kepadanya. nafsu birahiku pun jadi semakin tinggi, darahku rasanya
mengalir cepat keseluruh tubuhku, seiring dengan degup jantungku yang
makin cepat.
“Sungguh aku terpesona sekali saat menatap cahaya yang menyinari
bagian bibir Yeni yang basah merekah, yang semakin menaikan libido
kelelakian ku saja.
Perlahan tapi pasti ku tarik tangan Yeni, hingga semakin dekat dan
akhirnya tubuh kami pun menempel saling berhadapan. Semakin tak
menentu saja rasanya perasaanku saat itu. Kurasaka didadaku menempel
dua daging kenyal yang semakin membakar naluri kelelakian ku. Kutatap
wajah Yeni yang cantik itu dari kedekatan yang hanya berjarak 10CM,
sesaat ku rasakan dengusan napas Yeni, tercium aroma pasta gigi harum
sekali….
Dag.. dig.. dug.. derr! Wow.. Perasaanku saat itu benar-benar berkecamuk
Hingga akhirnya tanpa sadar, spontan saja aku membisikan sesuatu ditelinga Yeni
“Yen… Abang terangsang sekali sama kamu”
Seiring usai bisikan ku di telingaya, kulihat mata Yeni terbuka lalu
kembali berkedip perlahan sambil tersenyum seakan memberi isyarat
bahwa dia tidak keberatan mendengar ucapanku.
“Hmm.. “ sungguh saat itu aku tak bisa berkata-kata lagi…
Yang ku tau saat itu Yeni semakin kupeluk erat.
kontolku pun semakin keras saja, tepat menempel di bagian selakangan Yeni
Dalam beberapa menit kami hanyut dalam suasana yang romantis itu.
ku iringi goyangan-goyangan Yeni yang terus mengiringi alunan musik
hingga kami terlihat seperti orang yang sedang berdansa saja.
Setiap kali bergoyang aku merasakan kontolku yang menggesek mengenai
bagian vaginanya. Yah..!! Gesekan itu nikmat sekali kurasakan.
Dan aku yakin Yeni pun pasti merasakan gundukan kontolku yang
menggesek-gesek tepat di bagian selakangannya itu.
“Mmm….“ Kudengar desahan keluar dari bibir Yeni dengan mata yang terpejam..
Melihat reaksi Yeni yang sama sekali tidak memperlihatkan bahwa dia
menolak, tanpa membuang waktu lagi kudekatkan bibirku pada bibirnya.
Dengan perlahan kurasakan bibir Yeni hangat membara. Kujilat bibirnya
dengan mesra. Tanpa ada kata-kata kamipun berpagut bibir, kumasukkan
lidahku saat bibir Yeni terbuka, kulumat bibirnya dengan penuh nafsu.
Yeni pun dengan buas melumat bibirku juga.
“Yes” girangku dalam hati.
Rupanya dia pun sudah terbakar oleh nafsu, hanya dia tak ingin memulai
sebelum aku yang memulainya.
Buktinya ciuman kami semakin panas membara, dan lidah kami saling
melilit seperti ular.
“Okhh..” Yah…! Kini tangan nya yang dingin mulai berani, aku merasakan
tangan Yeni sudah berada dibalik celana jeans ku sedang meremas
kontolku dengan lembutnya.
Sambil bibir kami terus berpautan akupun seperti tak mau kalah, kedua
tanganku kumasukan kedalam bajunya, namun sebelum kuserang kedua buah
dadanya aku harus membuka bra nya dulu. Hanya dalam waktu singkat aku
akhirnya berhasil membuka pengait bra dari belakang punggungnya.
Saat cumbuan kami semakin panas bergelora, tiba-tiba yeni melepaskan
ciuman kami.
“Sebentar ya bang” ujarnya langsung keluar dari kamar.
Namun hanya dalam beberapa detik saja kulihat Yeni kembali masuk lagi.
“Aku lupa mengunci pintu depan bang” ujar Yeni tiba-tiba bersuara
sambil kulihat dia juga menutup pintu kamar yang kami gunakan.

Layaknya sepasang suami isteri, saat itu tidak ada lagi perasaan malu
ataupun sungkan yang timbul di benak kami berdua.
Usai menutup pintu kamar, Yenipun langsung memeluk dan mengulum bibirku.
Sambil berciuman, tanganku pun bergerilya meraba bagian punggung tubuh
Yeni yang menggiurkan.
Perlahan baju T-shirt Yeni kubuka, dan kemudian branya juga kulepas.
meski dalam keremangan cahaya, keindahan tubuh Yeni yang putih mulus
masih dapat kulihat dengan jelas. Sungguh aku terpesona melihat
tubuhnya yang putih serta kedua gunung kembar Yeni yang montok itu.
untuk pertama kalinya tak ku sangka aku akan menikmati kesintalan
tubuh Yeni.
Kutatapi seluruh bagian tubuh Yeni yang memang betul-betul sempurna.
Biasanya aku hanya dapat melihatnya dari kejauhan, itu pun dengan
terhalang pakaian. Berbeda kini bukan hanya melihat, tapi dapat
menikmati. Sungguh, ini suatu yang tidak pernah terduga olehku.
Seperti ingin melahapnya saja.
Sungguh tolol dan bodohnya Perli, masa’ isteri secantik Yeni
disia-siakan, kalau aku jadi Perli sudah tentu si Yeni akan ku entot
terus. Aku berpikir dalam hati.

Masih dalam posis berdiri kusandar kan tubuh Yeni hingga menempel kedinding.
Dengan kedua tangan ku kuraih tangan Yeni dan kusatukan kedua telapak
tangan kami hingga jari kami saling berpaut.. Perlahan ku angkat kedua
tangan nya hingga menempel di dinding kamar.
Wow…!! Sesaat aku kembali terdiam menyaksikan keindahan tubuh Yeni
yang putih besih itu. Tepat didepan wajahku tampak ketiak Yeni putih
mulus tanpa ada bulu sedikitpun. Meski berkeringat tercium aroma yang
enak dari ketiak Yeni, dan bau itu semakin membakar nafsu birahi ku
saja.
Tanpa banyak pikir lidahku pun langsung beraksi menjilati ketiak Yeni.
Meski agak asin tapi aku suka.
“Bang….. Oookhhh…” Parau terdengar rintihan nya.
Seperti orang yang kelaparan saja, seacara bergantian dengan lahap aku
melahap menjilati kedua ketiak Yeni bergantian dari kiri ke kanan
hingga aroma ketiaknya berubah oleh bau liurku yang membasahi
ketiaknya.
Dari ketiak jilatanku kemudian turun kebawah mencari sasaran lain.
Dengan penuh lembutnya kini aku mulai menjilati kedua gunung kembar
milik Yeni.
Sungguh kenyal payudara yeni, meski sudah punya anak namun puting susu
Yeni kecil sekali, seperti susu anak ABG saja.
Perlahan tapi pasti, saat ku kulum dan mulai kuhisap pentil susunya,
tba-tiba tubuh Yeni menggelinjang dan tangan nya juga menekan
kepalaku membuat wajahku kuat menepel didadanya, sehingga aku sempat
kesulitan bernapas.
“Baang… Enak… isap terus bang…” ujar Yeni lirih merangsang.
Melihat reaksi Yeni yang semakin tak terkendali itu, tanganku pun
semakin lincah bergerilya masuk kedalam celana pendeknya, ternyata dia
tidak pakai CD.
Perlahan kini jilatan ku kini bergeser agak kebawah. Layaknya kucing
yang sedang memandikan anaknya, tak sedikitpun bagian tubuh Yeni yang
terlewat oleh jilatanku.
Tubuh Yeni terus saja menggelinjang sambil mulutnya terus mengeluarkan
kata-kata, akupun kini asyik menjilati lubang pusar di perutnya.
Seakan ingin ku makan apa yang ada didalam lubang pusar itu, lidahku
terus masuk menusuk dan menjilat lubang pusarnya.
Sambil terus menjilati bagian perutnya, perlahan lidahku mulai
bergeser kebawah menjilati bagian bawah pusarnya. Kini kedua tanganku
mulai menurunkan celana pendek Yeni namun hanya sebatas lutunya saja.
“Sebentar ya Yang” ujarku pada Yeni.
Karena penasaran ingin melihat keindahan tubuh dan memek milik yeni
yang tidak ada bulu sedikit pun. Aku pun berdiri untuk mencari saklar
lampu.
“Klik” bunyi saklar lampu saat ku tekan, bohlam neon 40 Watt pun
hidup. Dan seketika itu juga ruangan pun menjadi terang benderang.
Mungkin karena silau kulihat mata Yeni langsung sipit.
“Wooww…” Sungguh indah tubuh Yeni. Kulitnya putih sekali… licin…
sungguh sempurna tubuhnya. Jelas sekali terlihat oleh mataku. Buah
dadanya putih dengan putingnya yang mungil berwarna kemerahan.
“Ih abang…. kenapa diterangkan, aku jadi malu nih” ujar Yeni menggodaku.
Tak ingin menyia-nyiakan keindahan tubuh Yeni, akupun segera
menghampiri dan langsung memeluk tubuhnya.
“Tubuh mu sempurna Yen, kenapa harus malu” ujar ku merayunya dan
langsung kembali mengulum bibir seksinya.
Dalam posisi yang masih berdiri menyandar didinding, sambil berciuman
kuturunkan celana pendek Yeni yang tadi masih nyangkut di kedua
lutunya dengan kaki kiriku.
Mudah saja, hanya dengan sekali ku injakkan kaki kiriku, aku berhasil
melepaskan celananya dan Yeni pun bugil, tanpa sehelai benang pun kini
menutupi bagian tubuhnya. Belum sempat aku melanjutkan aksi ku
tiba-tiba Yeni melepaskan ciuman dan langsung tangannya manarik dan
membuka baju kaos T-shirt yang kupakai.
Setelah berhasil menanggalkan bajuku, Yeni langsung melemparkan bajuku
dan langsung dia menjilati pentil susuku.
“Yen…. Teruskan sayang…..” ujark ku terangsang oleh gelitikan lidah
Yeni yang memain-mainkan puting susuku sambil sesekali dia
menggigitnya.
Tak perduli oleh tubuhku yang basah oleh keringat, dengan rakusnya
Yeni terus menjilati dadaku dan sesekali diulanginya gigitan lembut di
puting susuku. Kurasakan jilatannya semakin liar dan semakin kebawah
hingga bagian perutku, sehingga membuat posisi tubuhnya jadi
menungging.
“Eghh, Yen….” aku terangsang sekali dengan jilatan-jilatannya.
Melihat posisi Yeni yang menungging sambil menjilati bagian perutku,
tanganku pun ku langusng meremas2 pantatnya yang montok putih serta
mulus itu.
Dalam terangnya sinaran lampu neon 40Watt tidak sedikitpun kutemukan
bekas luka atau cacat di kulitnya. Putih…. Mulus…. Ditambah lagi
bodynya yang montok sintal, sungguh Yeni adalah merupakan wanita yang
sangat sempurna.

Enak bercampur geli kursakan saat lidah Yeni menusuk bermain di lubang
pusarku, lidahnya seperti ular saja, lincah menjilati bagian perut dan
pusarku. Puas menjilati seluruh tubuhku Yeni menghentikan nya, kini
tangan Yeni mulai beraksi membuka ikat pinggangku lalu membuka pengait
celana jeansku.
“Sreeet…” resleting celanaku terbuka, dan dengan sedikit agak memaksa,
Yeni berhasil menurunkan celana jeans panjangku yang memang agak
sempit itu.
Setelah melempar celanaku, seperti tak sabar Yeni langsung membuka CD
ku hingga kini akupun bugil.
“Hei… koq bengkok gini bang…!!” teriak Yeni setelah melihat kontol ku
yang bengkok tegang mengacung.
“Hmmm…. Tapi kamu suka kan Yen?” ujarku sambil tersenyum padanya.
Tanpa menjawab pertanyaanku, Yeni langsung saja menggenggam Penisku
lalu didekatkannya ke mulutnya.
“Cuuh..croot..” tiba-tiba saja Yeni meludahi penisku, dari mulai
kepala hingga seluruh batangnya, penisku diluluri Yeni dengan air
ludahnya dan kemudian tangan kanannya mulai maju mundur
mengocok-ngocok penisku, sementara tangan kirinya sibuk meremas-remas
kantong buah jakarku. Sesekali kepala penisku diemutnya, sambil terus
mengocok penisku sesekali lidah Yeni juga menjilati bagian kantong
buah jakar ku. “Yen… kamu hebat…” seluruh tubuhku terasa kejang
mengerang merasakan nikmatnya dikocok dan di Oral oleh Yeni, dan hanya
kata itu yang bisa terucap dari mulutku, sungguh aku seakan melayang
dibuat Yeni.
Seperti tak memperdulikan ucapanku, Yeni malah jadi semakin liar,
dengan bernafsunya mengoral penisku dengan mulutnya. Dengan penuh
semangat dia terus mengulum kontolku. “Yen, nikmat banget emutanmu”,
erangku.
“Aaahhhhh… oooohhh…” desahku tidak menentu..
Tak tahan menahan geli saat dia menjilati lubang penisku, pantatku pun
tertarik sedikit kebelakang, hingga peniskupun spontan keluar dari
mulutnya.
“Plok!” kemaluaku berdiri tegak langsung menyentak keluar dari mulut Yeni.

Suasana yang romantis itu seketika saja buyar ketika tiba-tiba ada
bunyi yang setelah kucermati ternyata bunyi itu adalah bunyi pangilan
masuk dari telpon genggam ku yang ada dari balik saku celana
panjangku.
“Sebentar ya Yen itu bunyi HP abang” dengan rasa penasaran aku
langsung menghampiri celanaku lalu cepat2 kuambil HPku. Saat kulihat
di layar nya tertulis (Perli incoming call)
“Dari Perli Yen…” ujarku menjelaskan kepada Yeni sambil tanganku
menekan tombol YES utk menyambut call tersebut.
“Sory Brade… aku tadi buru-buru harus keluar, karena ada urusan
penting” (Suara Perli di HP ku) ujarnya beralasan.
“Ya udah, Is OK sih, cuma kamu kapan pulangnya” Ujarku ingin tau kapan
Perli pulang. Yang pasti saat itu aku sangat berharap Perli tidak
akan pulang cepat, karena aku masih belum puas menikmati keindahan
tubuh isterinya.
“Udah… kamu rilex aja dirumahku, mgkn paling cepat malam baru aku bisa
pulang, dan kalau usrusan nya blm selesai, bisa jadi lusa aku baru
bisa plg” Ujar Perli meyakinkan ku.
“YES” berarti aku akan punya banyak waktu utk bercinta dengan istri
mu, ujarku dalam hati sambil mataku melirik menatap Yeni yang dalam
keadaan bugil duduk dilantai diatas karpet lembut warna krim, sedang
sibuk memilih-milih CD lalu megutak-atik tombol sound sytem yang ada,
lalu terdengarlah alunan musik bernuansa slow.
Mengirukan sekali tubuh Yeni, putih dan mulus sekali tubuhnya.
Kontolku yang tadi sempat down lemas, jadi tegang kembali.
“Oklh brade… udah dulu ya” ujar Perli mengakhiri pembicaraan kami di
HP, lalu akupun memasukan kembali HP kedalam saku celanaku.

Dengan perasaan nafsu yang amat bergejolak, saat kuhampiri Yeni, aku
langsung meraih dan menarik tangannya. Seakan mengerti apa yang ku
inginkan, Yeni langsung bangun dan berdiri hingga posisi kami pun jadi
saling berhadapan.

“Begitulah dia bang…. Kadang bisa satu minggu tuh baru dia pulang”
ujar Yeni seakan memberitahuku ulah suaminya.
“Jangan khawatir… kpn pun, abang siap koq menemani Yeni” ujarku
langsung memeluk tubuhnya lalu ku cubit batang hidungnya mesra sambil
ku melirik melihat jam yang ada didinding tepat diatas kepala Yeni,
dan saat itu jam menunjukan pukul 04.15 Wib.
“Yeee…. Mau nya….!” Ujarnya penuh manja.
“Kau sungguh sempurna Yen…” ujar ku memberi sanjungan seraya
membisikan ditelinganya.
“Geli….hikhik…” Ujarnya riang sambil cekikikan menahan geli saat
bibirku nempel ditelinganya.
Layaknya sepasang suami isteri, saat itu tak ada lagi rasa canggung
diantara kami berdua.

Dalam posisi yang masih saling berpelukan, entah kenapa tiba-tiba mata
kami terpaut saling berpandangan, dan seketika suasana pun saat itu
jadi hening.
Hanya suara musik saja terdengar sayup perlahan kulihat kelopak mata
Yeni menutup seakan memberi tanda bahwa dia sudah siap utuk bercinta
dengan ku.
Perlahan… kuawali mengecup dagunya dengan penuh kelembutan, lalu naik
kebibirnya. ku kecup lalu ku emut dengan perlahan bibirnya yang atas
dan yang bawah secara bergantian.
“Eeeggghhh…” Terdengar suara Yeni lirih merangsang
“Srooup…..” tiba-tiba Yeni dengan ganasnya mengulum bibir ku.
Dengan bernafsunya kamipun asyik berkuluman dan berpaut bibir satu
sama lain. Kulumat mesra lalu kujulurkan lidahku. Mulutnya terbuka
perlahan menerima lidahku. Lama aku mempermainkan lidahku di dalam
mulutnya. Lidahnya begitu agresif menanggapi permainan lidahku,
sampai-sampai nafas kami berdua menjadi tidak beraturan.

Puas melumat bibir Yeni yang merah merakah, perlahan kini aku mulai
meciumi daerah belakang telinga nya. Kertika tercium aroma rambutnya
yang wangi aku jadi semakin terangsang dibuatnya. Pelan tapi pasti
lehernya yang putih jenjang pun tak luput dari jilatanku, sambil
tanganku juga terus bergerilya meraba-raba bagian perut dan gunung
kembarnya.

Sejenak kuhentikan ciumanku, dengan kedua tanganku ku peganga bahu
Yeni lalu ku putar tubuhnya hingga membelakangiku, kini tubuh bagian
depannya menempel kedinding.
Sejenak ku kembali terpana melihat keindahan tubuh Yeni, dari
belakang dia sangat terlihat seksi dan menggiurkan sekali. Terus
terang saja, jika di bandingkan isteriku, Yeni jauh lebih cantik.
Tubuh Yeni montok dan tinggi, sementara isteriku bertubuh kecil namun
imut-imut. Dibandingkan isteriku emang kulit Yeni sedikit lebih putih
dari isteriku.
Sungguh baru kali ini rasanya aku melihat wanita sesempurna dia.
Sudahlah cantik, kullitnya putih mulus, pantatnya montok dan padat
pula, lekukan pantatnya sungguh sempurna sekali.. Pahanya sangat mulus
dan padat, betisnya putih bersih, namun tidak terlampau besar dan
pergelangan kakinya pun pas ukurannya. Pokoknya dia wanita paling
sempurna yang pernah kulihat dan yang ku nikmati.
Saat kurapatkan tubuhku hingga menempel di belakang tubuhnya, Terasa
hangatnya hawa yang keluar dari tubuh kami. kurasakan kontolku tepat
berada lembut menempel di pantatnya. Inci demi inci mulai kuciumi
bagian belakang lehernya. Sambil kedua tanganku menerobos dari balik
ketiaknya brgerilya sebelah tangan ku memain-mainkan payudaranya,
sebelahnya lagi tangan ku meraba-raba daerah perutnya yang datar lalu
perlahan turun mengitari lembah di bawah perutnya hingga daerah
selakangannya.
“Est .. Ah ..uh ouw .. “ Yeni mendesah merangsang sambil tangannya
juga tak mau diam terus mengocok-ngocok kontolku.
Saat tangan ku berada di belahan Vagina nya yg lembut tanpa bulu
sedkitpun itu, terasa dibelahan itu sudah mulai basah, Aku terus
mempermainkan jari tengahku untuk menggelitik bagian yang paling
pribadinya. Perlahan kutarik kembali jariku yang basah itu terus
kuacungkan dekat hidungku, terciumlah bau aroma khas yang enak, dan
bau itu semakin membuatku bernafsu saja, lalu kumasukan jari
telunjukku yang basah itu kemulutku, kujilati lalu kutelan cairan
itu. Meski sedikikt anyir, namun aku suka rasanya, Enak dan gurih
sekali.

“Aku capek berdiri terus bang… kita pindah kesitu yuk” ujarYeni sambil
tangannya menunjuk kasur yang ada diruangan itu dan kemudian dia
membimbing menarik tanganku. kuiringi Yeni dari belakang mengahampiri
kasur yang ukurannya hanya cukup untuk satu orang itu.
Kasian Yeni, pasti dia sangat keletihan akibat lama berdiri tadi, dan
dia langsung merebahkan diri diatas kasur itu. Karena ukuran kasurnya
sangat kecil, Dan karena sempitnya kasur itu, aku terpaksa mengambil
posisi duduk tengah kedua kakinya tepat dibawah selakangannya.
Perlahan pertama ku dengan tangan kananku ku angkat betis kanan Yeni
lalu ku letakkan di bahuku. Indahnya betis putih Yeni yang mulus,
kulitnya halus dan licin sekali. Perlahan kuturunkan kaki indah Yeni
dari bahuku, dengan kedua tanganku kakinya sedikit ku tekuk. Mulai
dari ujung jari kakinya, perlahan ku kukecup satu persatu semua jari
kakinya kemudian kulahap ke dalam mulutku.
“Bang… Geli…Eghhh…” Yenipun mulai terangsang lagi
Puas melahap jari-jari kakinya, aku lanjutkan kecupan dan jilatanku ke
pergelangan kakinya, pelan-pelan naik ke betis dan lututnya. sampai ke
pertengahan pahanya yang mulus. Aku nikmati betul setiap inci kulit
paha mulus dan halusnya dgn sapuan bibir dan lidahku. Akhirnya mulutku
mulai mendekati pangkal pahanya. sementara tangan kiriku pun tak
tinggal diam mengelus-elus bagian pahanya yang mulus itu.
“hikhik….. Geli bang… please aku tak tahan nih….. udah ah….” ujarnya kegelian.

Saat ku hentikan jilatanku, Aku memperhatikan bibir vaginanya yang
mekar bagaikan bunga.seakan berharap agar aku segera menikmati
vaginanya, kulihat Yeni membuka kedua kakinya hingga mengangkang, dan
sungguh menggodaku, vaginnya mungil sekali… putih dan tidak ada
bulunya sama sekali. Di bagian belahannya yang berwarna merah muda
terlihat ada cairan yang membasahi di belahan itu

Kini kemaluan Yeni terlihat semakin terbuka lebar. Rasanya aku sudah
tak sabar lagi, ingin mulutku segera mendarat di bagian daging montok
nan putih mulus yang tidak ditumbuhi bulu selembar pun itu, dan
tentunya lidahku juga tak sabar ingin menerobos liangnya.
Kutempelkan hidungku dan kihirup aroma vagina Yeni dalam-dalam,
tercium aromanya yang khas, sungguh segar dan memabukkan ku. Setelah
beberapa kali kuhirup dan kunikmati aromanya, kujulurkan lidahku
hingga menyentuh bibir vaginanya. Lembut, basah dan menakjubkan.
Kujilat vaginanya pelan-pelan seperti kucing menjilati anaknya. Lalu
kusedot dan Kutelan semua cairan yang membanjiri liang vaginanya itu,
rasanya enak, meski agak asin-asin dan sedikit anyir tapi aku suka.
Semakin lama lidahku bermain-main, liang vaginanya pun makin basah
saja, seperti baru ketemu makanan lezat saja, aku pun semakin bernafsu
melahap dan menyedot madu yang mengalir dengan deras yang membasahi
vaginanya. Tak dapat dihindari, suara sedotan pun terdengar nyaring.
Saking asyiknya mengemut vagina Yeni, akupun tidak melihat lagi
bagaimana ekspresi atau keadaan Yeni, yang kurasakan saat itu beberapa
kali tubuh Yenny bergetar dan berkali-kali pantat Yeni terangkat dan
kembali terhempas dikasur. Sehingga saat dia mengangkat pantatnya
wajahku pun amblas menempel di bagian vaginanya, hingga seluruh
wajahku jadi basah oleh cairan hasratnya.

Lenguhan panjang setengah menjerit terdengar dari mulutnya ketika ku
gigit Klitoris vaginanya.
“Oowwwhhhh…… Enakkkk baaaaannnng…Eeggghhhhhh” ujar Yeni tiba-tiba
menjerit memecahkan kesunyian saat kusapu lubang anusnya dengan
lidahku.
“Sssttt… ntar anak kamu bangun” ujarku menenangkan Yeni.
“I i.. iya bang… maaf, habisnya enak sih…” katanya seperi merasa bersalah.
Tanpa mempedulikan jawaban Yeni, dengan lahap kembali kujilati
vaginanya. Kini jilatanku semakin liar, masuk menusuk-nusuk liang
vagina Yeni.
“Akhh, banng.. aku mauu.. akhh..” tiba-tiba tangan Yeni menjambak
rambutku lalu menekan wajahku kuat ke bagian selakagannya, sambil
menggelinjang dia mengangkat pantatnya.
Aku hampir tak bisa bernapas dibuatnya.
“hikhik…. Udah bang please….. Geliiiii….” Tiba-tiba tangannya
menjauhkan wajahku dari selakakngannya.
“Hmmm…Ternyata dia sudah mencapai orgasme” ujarku dalam hati sambil
melihat Yeni yang lemas terkapar karena telah mencapai orgasme.
Belum habis aku mengerutu dalam hati, tiba-tiba Yeni bangun dari kasur
lalu duduk tepat di depanku. kemudian dia berjingkit dengan kedua
lututnya, dan kedua tangannya dirangkulkannya di leherku.
“Muuaachhhh….” Yeni mengecup bibirku.
Sayu matanya memandangku, lalu akupun membalas mengecup lembut dikeningnya.
Tak sadar bibir kami akhirnya bertemu, dan dengan mesranya kamipun
berciuman saling melumat bibir, dan ketika kurasakan Tangan Yeni yang
lembut membelai-belai penisku, Woow.. burungkupun kembali mengeras.
“Bisakah kapan-kapan kita ulangi ini lagi bang…” Ujar Yeni membisikan
ditelingaku lalu kemudian dia menatapku seakan memohon padaku agar aku
bisa sesering mungkin berbagi kenimatan dengannya.
“Kapanpun kau mau aku akan siap untuk kembali berbagi dengan mu”
kataku kepadanya, sambil kembali ku mengecup keningnya.
“Bang…aku sayang kamu…” wajahnya lalu disandarkannya didadaku, dan
kamipun saling berpelukan.
Sama seperti yang telah Yeni ungkapkan, saat itu aku juga merasakan
hal yang sama terhadapnya.
“Apa mungkin kami berdua jatuh cinta….??” Ujarku bertanya dalam hati,
sambil tanganku terus membelai-belai rambutnya, tangan Yeni pun asyik
membelai dan mengocok penisku dengan perlahan.

“Bang aku udah pengen kali ngerasain sibengkok menerobos memek ku”
Ujar Yeni menyebut kontol ku dengan panggilan sibengkok, sambil kedua
tangannya mendorong tubuhku perlahan, agar aku berbaring di kasur yang
tadi direbahinya.
“Iya sayang,sibengkok juga udah kebelet tuh…” ujar ku menjawab seraya
merebahkan diriku dikasur.Dan tanpa basa-basi Yeni langsung
mengangkangi ku yang sudah rebahan di kasur, dengan sedikit agak
menungging Yeni meraih dan menggenggam kemaluanku dengan tangan
kanannya.Perlahan pantatnya turun, sejajar kearah kemaluanku yang
sudah mengacung ditangannya.
“sungguh indah tubuh wanita ini” Sekali lagi aku terkesima melihat
keindahan tubuh Yeni yang sedang berdiri mengangkangi ku. Vaginnya
yang mungil dan gundul tanpa bulu itu sangat indah kulihat dari bawah.
Saat kemaluan kami menempel, Yeni langsung menggoyangkan sebelah
tangannya yang menggenggam kontolku, tepat dibibir vaginanya.
Dengan posisi setengah jongkok, Yeni menggesek-gesekan kepala kontolku
di belahan vaginanya, Rasa geli menggelitik kepala kon tolku.
Namun hanya beberpa detik saja Yeni menghentikan gerakan tangannya,
dan dengan perlahan dia menurunkan pantatnya tepat diatas kontolku.
““Sssh… sssh… zzz…ah… ah… hhh…” Yeni mulai mendesah ketika kepala
kontolku mulai menyeruak menusuk lobang kemaluananya.
Meski sudah pernah melahirkan seoarang anak, Ternyata tidak sulit juga
menembus liang surga milik Yeni. Ujung kulit penisku tertahan, padahal
Yeni kan sudah bukan perawan lagi. namun memek Yeni kayak masih
perawan aja, sempit banget. Kasian Yeni. Kulihat pantatnya sampai
bergetar ketika dia memaksakan menduduki kontolku agar masuk keliang
vaginanya. Sementara kulit batang kontolku terasa bagai diplirid oleh
bibir memeknya yang sudah basah dengan kuatnya sampai menimbulkan
bunyi: srrrt!
“Auuooooohhhhhhhhh…..” Tiba-tiba Yeni tepekik panjang, dan kedua
tangannya erat sekali mencengkram bagian pahaku, sepertinya dia
kesakitan.
Kini sekujur batang kontolku sudah terbenam dijepit oleh vagina Yeni.
Dia diam sesaat, membiarkan kontolku tertanam seluruhnya di dalam
memeknya tanpa bergerak sedikit pun.
Dengan posisi jongkok diatas pahaku otot vaginanya tersasa kuat sekali
mencengkram batang kontolku, dgn kedua tangannya yg bertumpu diatas
dada ku Yeni mulai menggerakkan pinggulnya turun naik dan juga dengan
gerakan memutar. terus menaik turunkan menghentakkan agak keras
pantatnya menekan lalu mengocok kontolku hingga ambles di lubang
memeknya, rasanya mentok di mulut rahimnya.
“Auhh.. Aakkhh.. Iihh.. Uhh.. Oohh.. Sstt…. Plak..plek…plekk” Suara
hentakan pantat dan erangan Yeni semakin kuat.
Takut kalau-kalau suara Yeni bakal terdengar oleh anaknya yang masih
tidur dikamar sebelah, cepat-cepat aku bangkit. Dengan posisi duduk
kurangkul kepala Yeni dan langsung kulumat bibirnya.
“Enghhhh…..Hehhmmmmm…Baaaaaa….nnnngg…” erangan suara Yeni tertahan
didalam mulutku yang mengulum mulutnya.
Sudah 10 menit kami mengejar kenikmatan dengan posisi ini, Yeni terus
menggenjot pantatnya kayak kesetanan, agar dia tak bersuara ku tarik
lidahnya dengan mulutku, lalu ku emut lidahnya terus, sesekali air
liurnya juga kutelan.
“Plaaak…Plekkkkk…..plaakkkkkk…” suara hentakan keras pantat Yeni yang
mengenai bawah perutku terus berbunyi.
Pendingin ruangan kamar itu pun sudah tak terasa lagi, dari rambut
hingga sekujur tubuh kami berdua pun sudah basah oleh karena mandi
keringat.
““Bang, gantian donkk … capek nih…” ujar Yeni menghentikan
genjotannya. Diangkatnya pantatnya. “Plok” Kontolku pun keluar dari
liang vagina Yeni. Bagian batang Kontolku becek oleh cairan vagina
Yeni yang telah berubah jadi seperti busa sabun, akibat gesekan
konotolku yang terus keluar masuk mengocok liang vaginanya makanya
cairan nya jadi seperti itu.
Dengan Rambutnya yang basah kuyup dan tubuhnya yang mengkilat oleh
keringat,Yeni tampak seksi sekali, dia beridiri dihadapanku, dan
wajahku dekat sekali dengan vaginanya.
“Kamu capek ya sayang….” Ujarku menggodanya.
“Yeee….. sudah jelas capek masih pake nanya…. Trus skrg gimana nih…”
Yeni bersikap manja seraya meminta aku untuk mengubah gaya permainan
kami.
“Ya udah…. Sekarang kamu tengkurap di kasur… trus tindih perutmu
kebantal ini” ujarku meminta Yeni tengkurap. Dengan posisi bantal yang
mengganjal di bagian perutnya, maka bokong Yeni yang behaenol pun jadi
agak menungging. Dan dengan posisi itu, dari antara belahan pantatnya
yang putih mulus, terlihat Vagina indahnya menantang menantikan
kontolku. Sungguh ini sebuah pemandangan yang langka bagiku.
Tanpa melalui pemanasan lagi, akupun langsung mengambil posisi duduk
diatas pantat nya, dengan tangan kiri, ku tuntun kontolku menuju
belahan vaginanya yang bersembunyi dari belahan pantatnya itu.
Dengan perlahan begitu kepala kontolku menempel di belahan vagina
Yeni, alon-alon kutekan pinggulku maju kedepan hingga kepala kontolku
sedikit-demi sedikit penisku tenggelam dalam kehangatan liang Yeni
yang basah dan nikmat. Ketika hampir seluruh batang penisku memasuki
vagina, aku mencabutnya kembali. Kemudian kembali memasukkannya
perlahan.di antara belahan itu.
”Ohhh …. ahhhh ….. hhhhh … shhhh ….Bannnng….” wajah Yeni
menoleh kebelakang menatap ku sambil mendesah, kulihat matanya sayu
merangsang, saat seluruh batang kontolku tertanam seluruhnya kedalam
liang senggamanya. Lalu aku tengkurap diatas tubuhnya. Dengan kedua
kakiku, kurapatkan posisi kakiYeni yang tadi agak terbuka hingga
merapat. Dengan posisi seperti ini Dinding vagina Yeni seakan semakin
kuat memijit batang penisku dan lebih terasa kesat.
“Bannnnng….. ooooohhhhhh…. kalau begini aa….kuu.. tak kuaaatt”, jerit
Yeni keenakan.
“Tak apa sayang…. silahkan orgasme, kan nanti masih bisa kita ulang”
tantangku. Kini kutambah rangsangan dengan menjilati bagian kupingnya.
Tidak berapa lama kemudian dia menjerit…. “.auuuuuuuuwwww aku keluar
Baaang oooooooooooohhhhhhh hhenak sekali…..” Yeni menggelinjang
seperti buaya, dia sdh mau mencapai orgasme. Akupun sudah merasakan
spermaku sudah akan tumpah, aku pacu sekencang mungkin, pantat Yeni
yang kenyal bergoyang seirama dengan hentakanku,
“Tuunnnngguuuuu……..abannng……….juugaaaaaa…hampiiiirr … Ooookkkkkhhhhh”
”Keluarkan didalam ajaaa baaaaannng…” ujar Yenipun serak akibat nafsunya.
Dan tak lama, selang beberapa detik setelah Yeni meminta aku
menyemprotkan cairan pejuhku didalam vaginanya, seluruh tubuhku
meregang kaku, aliran kenikmatan menuju peniskupun akhirnya
memuntahkan laharnya kedalam vagina Yeni.
“Croooot…crooott…….crooot”
Ada sekitar sepuluh kedutan nikmat yang aku tumpahkan kedalam
vaginanya, sementara Yeni ku lihat mulutnya menggigit sprey
dihadapannya.

Setelah kami sama-sama mencapai puncak, puas dan menikmati
persetubuhan yang sesungguhnya, kami lalu berdua tergeletak. Aku
trebaring diatas karpet sementara Yeni masih dengan posisi tengkurap
tidak bertenaga di atas kasur. Aku lihat jam dinding menunjukkan pukul
7.00 pagi. tanpa terasa kami bermain kurang lebih 3 jam. Sudah jadi
kebiasaan nya setiap pagii yang harus mengantarkan anaknya kesekolah
disalah satu PAUD, pagi itu Yeni langsung mandi lalu pergi
mengantarkan anaknya kesekolah. Karena kupiir aku lagi ditinggal
isteriku, maka setelah mencuci tubuhku aku memilih tidak pulang dan
akan istirahat di kamar tadi saja, toh, Perli juga udah memberi ku
izin. Hanya dengan mengenakan celana panjang, tanpa pakai baju, aku
kemudian langsung baring diatas kasur tampat aku ML ama Yeni
tadi.Hingga akupun tertidur lelap.
Ketika waktu sudah masuk magribh tau-tau aku dibangunkan tidurku di usik.
“Bang…bang… udah magribh nih… ayo bangun…” Saat ku buka mata ternyata
Yeni sang bidadari ku yang membangunkan tidurku. Akupun langsung pamit
pulang dan kambali lagi setelah mandi dan mengganti pakaianku. Karena
Perli memberitahu ku katanya akan pulang tiga hari lagi, maka
kesempatan itu tak kami sia-siakan. Berkali-kali kami terus melakukan
yang gituan sebelum kepulangan suaminya. Siang, malam, ketika mandi,
Bahkan kalau pas lagi horney ketika isteriku udah pulng dan suaminya
jg sdh dirumah, kami juga melakukannya di hotel. Dan sejak saat itu,
aku terpaksa harus bisa membagi waktu yang seadil-adilnya utntuk
memenuhi hasrat bercinta tiga orang wanita. Yakni : 1.
Isteriku_______2. si Ena (Teman Isteriku)______3. si Yeni (Isteri
Temanku)

Meki Janda Muda

Sudah dua tahun Tini menjanda. Suaminya sedang merengkok dalam penjara kerana dituduh mengedar dadah. Kerana memikirkan suaminya akan dihukum gantung maka Tini meminta cerai dari suaminya. Tak guna menunggu suaminya yang akhirnya akan ke tali gantung.

Dalam usia 25 tahun Tini memerlukan belaian kasih sayang seorang lelaki. Nafsunya sedang berada dipuncaknya dalam usia sebegini. Ghairahnya perlu ditangani dan keiginan batinnya perlu dipenuhi. Dengan wajahnya yang cantik dan kehidupannya yang mewah hasil peninggalan harta suaminya maka banyak lelaki muda maupun tua yang cuba mendekati Tini. Malah ada lelaki tua yang bergelar Datuk cuba menghampirinya. Semuanya ditolak dengan baik oleh Tini.

Sebagai seorang model sambilan penampilan Tini memang bergaya. Dengan wajah ayu dan susuk tubuh tinggi lampai maka lengkap pekej Tini sebagai seorang wanita idaman. Senyumannya saja boleh mencairkan hati lelaki yang melihatnya.

Bila sudah lama tidak dibelai lelaki bergelar suami kadangkala Tini rasa kesunyian. Dalam kesunyian itulah nafsu dan ghairahnya membuak-buak bagikan lahar gunung berapi. Bagi meredakan nafsunya maka Tini akan menonton vcd porno. Sambil melihat adegan ghairah di skrin tv Tini akan mengusap alat kelaminnya sehingga dia mencapai kepuasan.

Pagi itu ghairahnya bangkit lagi. Hanya kerana melihat kucing kesayangannya sedang berasmara dengan kucing jantan tetangganya. Kucingnya yang sedang miang dan berguling-guling di lantai diterkam oleh kucing jantan. Kucingnya mengerang kenikmatan bila zakar berduri kucing jantan dengan lajunya keluar masuk lubang burit kucingnya.

Tini meraba-raba kemaluannya dan kelentitnya diusap-usap lembut dengan jari-jarinya. Jeritan-jeritan kucingnya yang sedang berasmara itu membuatkan nafsu dan ghairahnya sukar dibendung. Pada ketika seperti ini Tini amat memerlukan seorang lelaki bagi memenuhi kehendak batinnya.

Sedang dia asyik melihat kucingnya yang berguling-guling manja, loceng rumahnya berbunyi. Tini menjenguk ke pintu pagar dan melihat sebuah pick-up bersama dua orang lelaki. Di dinding kenderaan tersebut tertulis jenama pendingin udara. Baru Tini tersedar dia ada menghubungi syarikat air-con untuk membetulkan air-con di ruang tamunya yang sudah dua hari tidak berfungsi.

Tini menekan punat di alat kawalan jauh dan pintu pagar automatiknya terbuka. Pick-up warna hitam itu meluru masuk ke halaman rumahnya. Kedua-dua pintu hadapannya terbuka dan keluar seorang lelaki india di bahagian pemandu dan seorang lelaki cina di bahagian penumpang.

Lelaki india tersebut mengambil kotak peralatan di bahagian belakang kenderaan dan mengekori lelaki cina yang agak berusia. Tini membuka pintu ruang tamu dan mempersila kedua lelaki tersebut masuk.

”Mana air-con yang rosak?” tanya lelaki cina yang kemudian dikenali sebagai Ah Tong.

”Itu,” jawab Tini sambil menunjuk air-con jenis split yang berkekuatan dua kuasa kuda.

”Raju, awak tengok apa rosaknya,” arah Ah Tong kepada lelaki india pembantunya.

Raju mengikut saja arahan Ah Tong majikannya. Dengan menggunakan tangga dia memanjat dan memeriksa air-con berjenama York itu. Dibuka bahagian penutupnya dan ditarik penapis udara alat pendingin udara tersebut.

”Air-con ini perlu di servis. Banyak habuk.” Raju menjerit agak kuat.

”Berapa lama lu tak servis ini air-con.” Tanya Ah Tong kepada Tini.

”Mungkin satu tahun. Sejak beli memang tak pernah servis.” Jawab Tini.

”Patutlah jem. Air-con kena servis enam bulan sekali.” Terang Ah Tong.

”Buatlah apa yang patut. Asal dia jalan balik sudahlah.”

”Raju, lu bawak turun itu air-con dan cuci di luar sana,” perintah Ah Tong sambil menunjuk ke halaman yang ada paip air.

Tini dan Ah Tong duduk saja di ruang tamu sambil memerhati Raju membersih air-con. Tiba-tiba Tini teringat dvd playernya yang tidak mengeluarkan gambar di bilik tidurnya.

”Ah Tong, lu boleh tengok dvd player saya di tingkat atas. Sudah dua hari rosak.”

Ah Tong dan Tini naik ke tingkat atas banglo dua tingkat itu. Ah Tong langsung menuju ke meja rendah di sudit bilik tempat tv dan dvd player di tempatkan. Sambil bersila di atas karpet tebal Ah Tong memeriksa dvd player yang dimaksudkan. Tini duduk di pinggir katil lebar bertilam tebal yang empuk memerhati Ah Tong si apek cina yang sedang membelek dvd player jenama Sony.

Di bahagian belakang rumah kucing Tini masih galak berasmara. Suara-suara kucing betina yang sedang miang jelas di kuping telinga Tini. Suara jeritan kucing betina yang sedang dikongkek oleh kucing jantan menghantui fikiran Tini. Bayangan zakar berduri keluar masuk lubang burit kucing betina menimbul resah di fikiran Tini. Tanpa sadar Tini meraba kemaluannya dan cairan panas mengalir perlahan membasahi bibir-bibir yang mula membengkak.

Tini memerhati Ah Tong yang memakai seluar pendek berkaki lebar. Celah kelangkang apek tua itu diperhati. Tini mula membayangkan batang bulat kepunyaan Ah Tong. Tini tak kisah lagi Ah Tong yang tua itu. Yang difikirkannya batang pelir yang mampu mengeras dan mampu menyelam dalam lubang kemaluannya yang terasa gatal-gatal.

Ah Tong, lu boleh servis barang gua tak. Dah dua tahun tak servis.”

“Barang apa tu?”

“Ini.” Tini menunjuk ke arah kelangkangnya sambil tersenyum.

“Lu jangan main-main.” Apek tua membelalakkan matanya ke arah Tini yang senyum-senyum menggoda.

“Gua tak main-main. Boleh ke lu servis.” Tini bersura manja.

Jari-jari Tini mula melepaskan satu persatu kancing baju yang dipakainya. Blous labuh dan longgar itu dilepaskan dari tubuhnya.

Terpegun Ah Tong melihat Tini yang berkulit bersih telanjang bulat bagaikan boneka di hadapannya. Lelaki cina separuh baya itu terkaku.

Jantungnya berdenyut kencang dan alat kelaminnya mula mengeras. Ah Tong hanya menelan liur melihat wanita muda di hadapannya. Janda berusia 25 tahun itu sungguh mengiurkan. Berkulit putih halus dan tinggi lampai, Tini kelihatan amat sempurna. Buah dada yang sempurna bentuknya, pinggang yang ramping dan tundun yang dihiasi bulu-bulu halus teramat indah. Ah Tong terpaku dengan mulut ternganga melihat pemandangan indah di hadapannya. Indahnya ciptaan tuhan, fikirnya.

Tini yang masih duduk di katil menarik tangan Ah Tong. Ah Tong terduduk di sisi Tini. Semerbak bau harum badan dan rambut Tini menerpa ke lubang hidungnya. Sungguh pun sudah tua tetapi bila berdekatan dengan wanita perasaan ghairahnya bangkit juga. Naluri lelakinya tercabar bila wanita muda cantik molek memulakan aksi.

”Ah Tong, lu tak suka gua,” rengek Tini dengan nada merayu.

”Lu jangan main-main, Tini. Walau pun gua sudah tua tapi barang gua masih OK,” jawab Ah Tong terketar-ketar kerana dipengaruhi gelora nafsu.

Apek tua memerhati badan Tini yang masih solid itu terdedah. Buah dadanya yang pejal dan kenyal membukit. Putingnya yang berwarna merah sebesar kelingking mengeras. Mata Ah Tong terbeliak memandang pertunjukan percuma di hadapannya. Dengan lembut Tini menarik tangan Ah Tong dan diletakkan di atas buah dadanya. Jantung Ah Tong berdenyut kencang dan buah dada mengkal tersebut di usik dan diramas perlahan-lahan. Lembut, kenyal, licin dan seribu satu perasaan menjalar ke otak Ah Tong, cina tua yang sudah lama kematian isteri. Ah Tong menarik nafas panjang dan menelan liur.

Jantung Ah Tong makin bertambah kencang. Sementara tangannya meramas dan memicit gunung kembar Tini, matanya tak lekang daripada celah paha Tini. Faham dengan maksud Ah Tong, Tini merenggangkan kedua pahanya menampakkan kemaluannya yang sentiasa dijaga kemas. Bulu-bulu di bahagian pinggir dicukur licin hanya di bahagian tengah tundun di tinggal sedikit. Bulu-bulu hitam pendek itu sungguh cantik pada pandangan Ah Tong. Mata Ah Tong terbeliak melotot pemandangan yang telah lama tidak dilihatnya. Perasaan geramnya bertambah-tambah.

Tini makin menggoda Ah Tong. Pahanya dikangkang lebih luas menampakkan lurah yang merekah. Bibir kemaluan yang lembut dan merah benar-benar membuat keinginan Ah Tong ditahap maksima. Ah Tong terus menerkam burit tembam Tini. Sudah lama dia tidak melihat burit perempuan. Burit terbelah merah di hadapannya benar-benar memukau. Dia melutut sambil menghidu bulu-bulu halus di tundun yang membukit.

Hidungnya kemudian bergerak ke bawah ke lurah yang sedang merekah lembab. Bau burit Tini disedut dalam-dalam. Aroma khas kemaluan wanita dihidu, nafasnya ditarik dalam-dalam. Pertama kali dalam hidupnya dia mencium burit perempuan melayu. Sungguh segar berbanding bau burit cina kepunyaan isterinya dulu.

Puas menghidu aroma vagina, Ah Tong mula menjilat bibir burit Tini yang merah dan lembut, sementara Tini mengangkang lebih luas memudahkan apek tua bertindak.

Tini menderam halus… aahh… ahhhhh.. issshhh… Tini membiarkan lidah kasar Ah Tong meneroka lubang keramatnya.

Ah Tong mengigit lembut kelentitnya. Ah Tong teramat suka kepanasan dan aroma burit Tini. Sudah lama Ah Tong tak pernah tidur dengan perempuan sejak isterinya mati lima tahun dulu. Dia tidak pernah memantat perempuan melayu sebelum ini. Kawan-kawannya bercerita burit perempuan melayu ketat dan panas. Rezeki depan mata takkan dia lepaskan begitu saja.

Pelirnya yang telah lama bertapa akan menemukan pasangannya. Pelir Ah Tong meronta-ronta ingin keluar dari seluar. Secara spontan Ah Tong melurutkan seluarnya. Batangnya yang keras mencanak dengan kulit nipis masih menutup kepala pelir. Tini terpegun melihat Ah Tong yang berumur separuh baya masih gagah. Pelirnya biasa-biasa saja, taklah besar lebih kurang kepunyaan suaminya saja.

Tini memegang dan melurut pelir Ah Tong. Kulit kulup bergerak dan menampakkan kepala licin sungguh merah. Pertama kali Tini memegang kemaluan orang lain selain suaminya. Dan pertama kali juga dia melihat dan memegang zakar lelaki dewasa yang tak berkhatan, pelir yang kulit kulupnya masih utuh. Begini rupanya pelir tak bersunat, fikir Tini.

“Apek, lu tak bersunatkah.. kenapa lu tak potong kulit kulup ni?” tanya Tini sambil bermain dengan muncung kulup.

Dilancap dan dilurut batang tua kepunyaan apek cina. Batang coklat muda berkepala merah sekejap terbuka sekejap tertutup. Lucu pada penglihatan Tini.

“Mana ada orang cina sunat. Lu tak suka ke lancau tak sunat?”

Tini mendekatkan batang hidungnya ke kepala pelir Ah Tong yang kembang bulat. Dicium bau pelir Ah Tong. Memang ada bau keras di situ. Berbeza dengan bau kepala pelir suaminya. Bila saja bau kepala pelir Ah Tong disedutnya, buritnya tiba-tiba mengemut. Sejak dulu lagi Tini mengidam nak merasa batang cina. Batang hindu pun dia teringin nak rasa.

“Sekali lu rasa lancau tak potong, nanti lu boleh ketagih ooo”.

”Kenapa? Lancau tak potong ada dadah kaa sampai boleh ketagih?”

”Itu dadah untuk mulut atas. Ini lancau untuk mulut bawah. Sekali lu rasa nanti tiap hari lu mau.”

”Mulut atas tak boleh hisap lancau ke apek?”

”Boleh, boleh.. tapi bini gua tak pernah hisap lancau gua”.

”Mari sini, dekat sikit. Gua mau hisap lu punya lancau. Nanti lu boleh ketagih, apek”.

Ah Tong amat teruja bila Tini mau menghisap lancaunya. Belum pernah lancaunya dihisap orang. Sekarang wanita melayu yang cantik dengan bibir merah ingin menghisap batang butuhnya. Tak sabar dia menyuakan batang pelirnya yang keras berdenyut-denyut ke muka Tini. Kepala merah bertambah kilatnya kerana Ah Tong sudah amat terangsang. Sengaja kulit kulupnya ditarik ke belakang supaya kepala licin selesa dalam mulut Tini yang mungil.

Ah Tong berdiri di tepi katil. Tini masih duduk telanjang bulat diatas tilam. Ah Tong bergerak menghampiri Tini. Batang butuhnya betul-betul berada di hadapan muka Tini. Tini memegang lembut melurut-lurut batang tua yang keras terpacak tersebut. Kepala merah sekejap ada sekejap hilang mengikut irama lancapan Tini. Ah Tong dah tak sabar lagi ingin merasai bibir merah yang basah tersebut mengepit batang pelirnya.

Apek tua bangun berdiri. Batang kulupnya dihalakan ke muka Tini. Tini memegang lembut batang tua tersebut. Kepala merah yang telah terkeluar dari sarungnya dijilat dan dikulum, Ah Tong dapat merasakan kehangatan mulut Tini. Beberapa kali dikemut dengan bibir mungil dan mulut yang basah hangat, Ah Tong rasa macam nak terpancut.

”Cukup, cukup… gua tak mau pancut dalam mulut. Gua mau pancut dalam lu punya burit,” pinta Ah Tong.

“Kalau lu mau rasa burit gua lu kena kasi free servis air-con.”

“Mana boleh free, gua kena bayar gaji Raju.”

“Kalau tak boleh lu boleh simpan saja lancau lu.”

“Mana boleh, gua dah tak tahan ni. OKlah servis air-con free.”

“OK, kira jadi. Sekarang lu boleh cuba lubang gua yang sempit ni.”

Tini bergerak ke tengah tilam. Pahanya dikangkang. Ah Tong bergerak rapat ke celah paha. Kepala merah yang masih tertutup kulup menuju ke lurah yang telah basah dan banjir dengan air liur Ah Tong bercampur air mazi Tini. Tini tak sabar ingin mencuba batang berkulup. Kata orang kulit kulup yang berlipat-lipat itu terasa lebih nikmat bila bergesel dengan dinding burit. Kepala merah mula terbenam menyelam ke telaga nikmat. Lubang Tini sungguh rapat dan sempit. Ah Tong dapat merasakan kulit kulupnya tertolak ke belakang bila dia menekan batang butuhnya.

Bila ditarik kulit kulup kembali menutup kepala pelirnya. Batang tua itu susah juga nak masuk, sampai bengkok-bengkok bila Ah Tong menekan kuat. Kepalanya yang sensitif itu terasa sungguh geli. Sungguh hangat lubang Tini, macam nak terbakar kepala pelirnya.

“Arghhh manyak kecik la ini lubang, lu pakai apa Tini, lu minum jamu ke?”, Ah Tong cuba menujah lagi supaya pelirnya masuk lebih dalam.

Batang tua itu agak sukar menembusi lubang Tini yang masih muda itu. Sudah lama Ah Tong tak memburit. Batang tua itu hanya diguna untuk kencing saja. Sudah lima tahun batang itu bertapa. Kalau besi mungkin dah berkarat. Tini terlentang menanti tindakan lanjut Ah Tong. Gelojoh betul orang tua ni. Tangan Ah Tong mula mencari buah dada Tini. Dia menggentel dan meramas kasar. Ah Tong mula menyorong tarik batangnya.

Sekali, dua kali, tiga kali… Tini mengemut kuat… Buah dadanya bergoyang-goyang seiring dengan dayungan Ah Tong. Sedap juga batang cina tua ini. Tini gembira dapat merasai batang butuh tak bersunat. Terbeliak matanya bila Ah Tong menekan hingga ke pangkal.

Raju yang telah selesai memperbaiki air-con sudah lama menunggu Ah Tong. Raju agak hairan kenapa Ah Tong tak turun-turun. Raju menapak anak tangga menuju ke atas. Dari bilik yang tak tertutup pintunya Raju mendengar suara orang mengerang. Melalui pintu yang tidak ditutup Raju terpaku melihat Ah Tong sedang berada di celah paha Tini. Jelas terlihat batang pelir Ah Tong yang berlumuran lendir keluar masuk dalam lubang burit Tini yang juga basah berlendir. Ah Tong mendengus, Tini mengerang. Dua-duanya sedang keenakan. Lelaki cina tua perut boroi mendakap erat tubuh perempuan melayu cantik molek berkulit putih gebu.

“Ahhhh Tini, manyak sedap ooo… “ Ah Tong tak tahan lagi.. kepala pelirnya terasa sangat geli, batangnya bagai diperah-perah oleh burit

Tini yang mula basah. Dia menyorong lagi, sekali, dua kali, dan batang tua itu tak dapat bertahan lama dikepit oleh lubang muda.

Creettt.. creettt.. air maninya ditembak ke dalam burit Tini.

Air benih yang disimpan lama sungguh pekat. Tini dpat merasakan kehangatannya. Apek tua itu kehabisan nafas. Dia rebah di sebelah Tini.

“Kenapa cepat sangat apek lu dah kalah. Gua tak puas lagi.”

”Ah tak boleh tahan, dah lama tak main looo. Lu punya barang sungguh ketat. Tak boleh tahan… geli.”

Ah Tong terbaring keletihan di sisi Tini. Tini masih terlentang dengan kaki terbuka. Matanya terpejam dengan perasaan sedikit kecewa. Ah Tong tak mampu memberinya kepuasan. Belum apa-apa apek tua itu sudah menyerah kalah. Kulup cina tua tak mampu bertahan lama. Tini baru separuh jalan, apek tua sudah menyerah.

Mata Raju terbeliak, nafsunya meronta-ronta, batang butuhnya terpacak keras…

Cerita dewasa cewek disodomi dan diperkosa

Cerita dewasa cewek disodomi dan diperkosa

Cerita dewasa cewek disodomi dan diperkosa. This nefarious and anti social practice is left and who has attained …

Cerita Di Sodomi Cewek

Apakah anda mencari berita tentang cerita di sodomi cewek kami disini mempunyai sedikit berita tentang cerita di sodomi cewek di blog … Cerita cewek amoy ABG diperkosa ramai ramai Cerita Dewasa …

Pemerkosaan Brutal - Bokepabg.info, artis bispak, cerita seks ...

Kumpulan cerita seks, cerita dewasa, cerita seru, cerita panas … lantai setelah disodomi dua pemuda, lalu mereka kembali beramai-ramai memompa ciciku, … Tags: cerita hot cewek diperkosa dipaksa ngentot kisah di perkosa seks brutal …

Cerita Dewasa Disodomi | Pacar Sewaan

Cerita Dewasa Disodomi … Cerita Dewasa Pecahnya Perawan Gadis SMP Cerita Dewasa Seks Com. Cerita Dewasa Seks Com …

Cerita Cewek Di Sodomi/.html | Cerita Seru Panas

12 Okt 2010 … Cerita Seru Panas. Cerita Seru Panas Dewasa 17tahun … Search Result cerita cewek di sodomi/.html from other websites: …

Nikmatnya Kontol Waria - Cewek bispak toket gede memek gadis

Cewek bispak, toket, cerita seru dewasa, artis bokep, 3gp download … nikmatnya disodomi waria … “kalo lu cowok lu aja yg bugil say…masa kontol gede gini ga berani bugil she …

Video Bokep Cowok indonesia di sodomi xxx 3gp | Download Video ...

19 Agu 2010 … Parah Ribuan Cowok Dan Cewek Telanjang Massal Sela. … Cerita dewasa tukar pasangan – Mantan Pacarku …
bokep3gpvideo.com/video-bokep-cowok...

cerita tentang nikmatnya anus cewek di sodomi | Info Tante

cerita tentang nikmatnya anus cewek di sodomi. Nikmatnya Lubang-lubang Tetanggaku Dalam Kumpulan Cerita Dewasa …

Perawan Disodomi

Cerita Dewasa Pecahnya Perawan Gadis SMP Cerita Dewasa Seks Com. Gimana Rasanya Disodomi Ya Pikirku Agus Semakin …

Topik Cerita Dewasa Disodomi

Home » Topik : cerita dewasa disodomi … Cerita Dewasa – Pecahnya perawan gadis SMP | Cerita Dewasa Seks.

Cerita Dewasa

10 Mar 2009 … Semenjak dia punya pacar, rasanya semakin jarang aku dan kakakku saling berbagi cerita. …

Cerita Dewasa

Ini cerita kedua yang aku kirim. Kali ini aku akan bercerita tentang affairku dengan teman sekantor. …

Cerita Dewasa

Cerita dewasa – Pertama-tama perkenalkan saya Andy (bukan nama sebenarnya). Saat ini saya menginjak 17tahun, …

Cerita Dewasa - Cerita Kisah Nyata - Suami Selingkuh

Cerita nyata tentang suami selingkuh yang dibalas selingkuh oleh sang istri. Cerita dewasa ini kisah nyata suamiku …

Cerita Dewasa Seks

Situs Cerita Dewasa,Cerita Seks Panas, Cerita dewasa Seks, Cerita Pengalaman ngentot seks pertama kali.

Leave Story Dewasa

cerita panas, dewasa, lesbian, gay. … 99% Cerita berisi konten Hiburan. Dibuat untuk terapi lemah syahwat,
Cerita Dewasa

skip to main | skip to sidebar. Cerita Dewasa. Cerita Dewasa, Cerita Panas - Khusus 17 Tahun, Cerita Dewasa 17 Tahun …

cerita dewasa

ceritacerita. Kumpulan cerita dwasa, cerita seru, cerita lucu. 27/12/10 ( 15:02 WIB).
Cerita Dewasa

3 Okt 2008 … Singkat cerita, setelah ?berjuang? hampir 3 jam, tanya ke sana kemari, dua kali naik mikrolet

Cerita Dewasa Seks Porno 17 tahun Selingkuh Pesta Seks Cerita Panas

Koleksi Cerita Dewasa, Cerita Panas, Cerita Seks, Cerita Porno 17 tahun Keatas.

Seks Pertamaku adalah Pesta Seks

Pengalaman Sex Pertamaku

Saya dibesarkan di keluarga yang taat beragama. Dari SD hingga SMP saya disekolahkan di sebuah sekolah berlatar belakang agama. Sebenarnya dari kelas 6 SD, gairah seksual saya tinggi sekali tetapi saya selalu berhasil menekannya dengan membaca buku. Selesai SMP tahun 1989, saya melanjutkan ke SMA negeri di kawasan bulungan, Jakarta Selatan.

Di hari pertama masuk SMA, saya sudah langsung akrab dengan teman-teman baru bernama Vera, Angki dan Nia. Mereka cantik, kaya dan pintar. Dari mereka bertiga, terus terang yang bertubuh paling indah adalah si Vera. Tubuh saya cenderung biasa saja tetapi berbuah dada besar karena dulu saya gemuk, tetapi berkat diet ketat dan olah raga gila-gilaan, saya berhasil menurunkan berat badan tetapi payudaraku tetap saja besar.

Di suatu hari Sabtu, sepulang sekolah kami menginap ke rumah Vera di Pondok Indah. Rumah Vera besar sekali dan punya kolam renang. Di rumah Vera, kami ngerumpi segala macam hal sambil bermalas-malasan di sofa. Di sore hari, kami berempat ganti baju untuk berenang. Di kamar Vera, dengan cueknya Vera, Angki dan Nia telanjang didepanku untuk ganti baju. Saya awalnya agak risih tetapi saya ikut-ikutan cuek. Saya melirik tubuh ketiga teman saya yang langsing. Ku lirik selangkangan mereka dan bulu kemaluan mereka tercukur rapi bahkan Vera mencukur habis bulu kemaluannya. Tiba-tiba si Nia berteriak ke arah saya..

“Gile, jembut Dinda lebat banget”
Kontan Vera dan Angki menengok kearah saya. Saya menjadi sedikit malu.

“Dicukur dong Dinda, enggak malu tuh sama celana dalam?” kata Angki.
“Gue belum pernah cukur jembut” jawabku.
“Ini ada gunting dan shaver, cukur aja kalau mau” kata Vera.

Saya menerima gunting dan shaver lalu mencukur jembutku di kamar mandi Vera. Angki dan Nia tidak menunggu lebih lama, mereka langsung menceburkan diri ke kolam renang sedangkan Vera menunggui saya. Setelah mencoba memendekkan jembut, Vera masuk ke kamar mandi dan melihat hasil saya.

“Kurang pendek, Dinda. Abisin aja” kata Vera.
“Nggak berani, takut lecet” jawabku.
“Sini gue bantuin” kata Vera.

Vera lalu berjongkok di hadapanku. Saya sendiri posisinya duduk di kursi toilet. Vera membuka lebar kaki saya lalu mengoleskan shaving cream ke sekitar vagina. Ada sensasi getaran menyelubungi tubuhku saat jari Vera menyentuh vaginaku. Dengan cepat Vera menyapu shaver ke jembutku dan menggunduli semua rambut-rambut didaerah kelaminku. Tak terasa dalam waktu 5 menit, Vera telah selesai dengan karyanya. Ia mengambil handuk kecil lalu dibasahi dengan air kemudian ia membersihkan sisa-sisa shaving cream dari selangkanganku.

“Bagus kan?” kata Vera.

Saya menengok ke bawah dan melihat vaginaku yang botak seperti bayi. OK juga kerjaannya. Vera lalu jongkok kembali di selangkanganku dan membersihkan sedikit selangkanganku.

“Dinda, elo masih perawan ya?” kata Vera.
“Iya, kok tau?”
“Vagina elo rapat banget” kata Vera.

Sekali-kali jari Vera membuka bibir vagina saya. Nafasku mulai memburu menahan getaran dalam tubuhku. Ada apa ini? Tanya saya dalam hati. Vera melirik ke arahku lalu jarinya kembali memainkan vaginaku.

“Ooh, Vera, geli ah”

Vera nyengir nakal tapi jarinya masih mengelus-elus vaginaku. Saya benar-benar menjadi gila rasanya menahan perasaan ini. Tak terasa saya menjambak rambut Vera dan Vera menjadi semakin agresif memainkan jarinya di vaginaku. Dan sekarang ia perlahan mulai menjilat vagina saya.

“Memek kamu wangi”
“Jangan Vera” pinta saya tetapi dalam hati ingin terus dijilat.

Vera menjilat vagina saya. Bibir vagina saya dibuka dan lidahnya menyapu seluruh vagina saya. Klitorisku dihisap dengan keras sehingga nafas saya tersentak-sentak. Saya memejamkan mata menikmati lidah Vera di vaginaku. Tak berapa lama saya merasakan lidah Vera mulai naik kearah perut lalu ke dada. Hatiku berdebar-debar menantikan perbuatan Vera berikutnya. Dengan lembut tangan Vera membuka BH-ku lalu tangan kanannya mulai meremas payudara kiriku sedangkan payudara kananku dikulum oleh Vera. Inikah yang namanya seks? Tanyaku dalam hati. 18 tahun saya mencoba membayangkan kenikmatan seks dan saya sama sekali tak membayangkan bahwa pengalaman pertamaku akan dengan seorang perempuan. Tetapi nikmatnya luar biasa. Vera mengulum puting payudaraku sementara tangan kanannya sudah kembali turun ke selangkanganku dan memainkan klitorisku. Saya menggeliat-geliat menikmati sensualitas dalam diriku. Tiba-tiba dari luar si Nia memanggil..

“Woi, lama amat di dalam. Mau berenang enggak?”

Vera tersenyum lalu berdiri. Saya tersipu malu kemudian saya bergegas memakai baju berenang dan kami berdua menyusul kedua teman yang sudah berenang. Di malam hari selesai makan malam, kita berempat nonton TV dikamar Vera. Oiya, orang tua Vera sedang keluar negeri sedangkan kakak Vera lagi keluar kota karenanya rumah Vera kosong. Setelah bosan menonton TV, kami menggosipkan orang-orang di sekolah. Pembicaraan kami ngalor-ngidul hingga Vera membuat topik baru dengan siapa kita mau bersetubuh di sekolah. Angki dan Nia sudah tidak perawan sejak SMP. Mereka berdua menceritakan pengalaman seks mereka dan Vera juga menceritakan pengalaman seksnya, saya hanya mendengarkan kisah-kisah mereka.

“Kalau gue, gue horny liat si Ari anak kelas I-6″ kata Nia.
“Iya sama dong, tetapi gue liat horny liat si Marcel. Kayaknyakontolnya gede deh” kata Angky.
“Terus terang ya, gue dari dulu horny banget liat si Alex. Sering banget gue bayanginkontol dia muat enggak di vagina gue. Sorry ya Vera, gue kan tau Alex cowok elo” kata saya sambil tersenyum.
“Hahaha, nggak apa-apa lagi. Banyak kok yang horny liat dia. Si Angky dan Nia juga horny” kata Vera. Kami berempat lalu tertawa bersama-sama.

Di hari Senin setelah pulang sekolah, Vera menarik tangan saya.

“Eh Dinda, beneran nih elo sering mikirin Alex?”
“Iya sih, kenapa? Nggak apa-apa kan gue ngomong gitu?” tanya saya.
“Nggak apa-apa kok. Gue orangnya nyantai aja” kata Vera.
“Pernah kepikiran enggak mau ML?” Vera kembali bertanya.
“Hah? Dengan siapa?” tanya saya terheran-heran.
“Dengan Alex. Semalam gue cerita ke Alex dan Alex mau aja ML dengan kamu”
“Ah gila loe Vera” jawab saya.
“Mau enggak?” desak Vera.
“Terus kamu sendiri gimana?” tanya saya dengan heran.
“Saya sih cuek aja. Kalo bisa bikin teman senang, kenapa enggak?” kata Vera.
“Ya boleh aja deh” kata saya dengan deg-degan.
“Mau sekarang di rumahku?” kata Vera.
“Boleh”

Saya naik mobil Vera dan kami berdua langsung meluncur ke Pondok Indah. Setiba di sana, saya mandi di kamar mandi karena panas sekali. Sambil mandi, perasaan saya antara tegang, senang, merinding. Semua bercampur aduk. Selesai mandi, saya keluar kamar mandi mengenakan BH dan celana dalam. Saya pikir tidak ada orang di kamar. Saya duduk di meja rias sambil menyisir rambutku yang panjang. Tiba-tiba saya kaget karena Vera dan Alex muncul dari balkon kamar Vera. Rupanya mereka berdua sedang menunggu saya sambil mengobrol di balkon.

“Halo Dinda” kata Alex sambil tersenyum.

Saya membalas tersenyum lalu berdiri. Alex memperhatikan tubuhku yang hanya ditutupi BH dan celana dalam. Tubuh Alex sendiri tinggi dan tegap. Alex masih campuran Belanda Menado sehingga terlihat sangat tampan.

“Hayo, langsung aja. Jangan grogi” kata Vera bagaikan germo.

Alex lalu menghampiriku kemudian ia mencium bibirku. Inilah pertama kali saya dicium di bibir. Perasaan hangat dan getaran menyelimuti seluruh tubuhku. Saya membalas ciuman Alex dan kita berciuman saling berangkulan. Saya melirik ke Vera dan saya melihat Vera sedang mengganti baju seragamnya ke daster. Alex mulai meremas-remas payudaraku yang berukuran 34C. Saya membuka BH-ku sehingga Alex dengan mudah dapat meremas seluruh payudara. Tangan kirinya diselipkan kedalam celana dalamku lalu vaginaku yang tidak ditutupi sehelai rambut mulai ia usap dengan perlahan. Saya menggelinjang merasakan jari jemari Alex di selangkanganku. Alex lalu mengangkat tubuhku dan dibaringkan ke tempat tidur. Alex membuka baju seragam SMA-nya sampai ia telanjang bulat di hadapanku. Mulut saya terbuka lebar melihatkontol Alex yang besar. Selama ini saya membayangkankontol Alex dan sekarang saya melihat dengan mata kapala sendirikontol Alex yang berdiri tegak di depan mukaku. Alex menyodorkankontolnya ke muka saya. Saya langsung menyambutnya dan mulai mengulumkontolnya. Rasanya tidak mungkin muat seluruhkontolnya dalam mulutku tetapi saya mencoba sebisaku menghisap seluruh batangkontol itu.

Saya merasakan tangan Alex kembali memainkan vaginaku. Gairah saya mulai memuncak dan hisapanku semakin kencang. Saya melirik Alex dan kulihat ia memejamkan matanya menikmatikontolnya dihisap. Saya melirik ke Vera dan Vera ternyata tidak mengenakan baju sama sekali dan ia sudah duduk di tempat tidur. Alex lalu membalikkan tubuhku sehingga saya dalam posisi menungging.

Saya agak bingung karena melihat Vera bersimpuh dibelakang saya. Ah ternyata Vera kembali menjilat vagina saya. Nafas saya memburu dengan keras menikmati jilatan Vera di kemaluan saya. Di sebelah kanan saya ada sebuah kaca besar dipaku ke dinding. Saya melirik ke arah kaca itu dan saya melihat si Alex yang sedang menyetubuhi Vera dalam posisi doggy style sedangkan Vera sendiri dalam keadaan disetubuhi sedang menikmati vaginaku.

Wah ini pertama kali saya melihat ini. Saya melihat wajah Alex yang ganteng sedang sibukngentot dengan Vera. Gairah wajah Alex membuat saya semakin horny. Sekali-kali lidah Vera menjilat anus saya dan kepalanya terbentur-bentur ke pantat saya karena tekanan dari tubuh Alex ke tubuh Vera. Tidak berapa lama, Alex menjerit dengan keras sedangkan Vera tubuhnya mengejang. Saya melihatkontol Alex dikeluarkan dari vagina Vera. Air maninya tumpah ke pinggir tempat tidur.

Alex terlihat terengah-engah tetapi matanya langsung tertuju ke vagina saya. Bagaikan sapi yang akan dipotong, Alex dengan mata liar mendorong Vera ke samping lalu ia menghampiri diriku. Alex mengarahkankontolnya yang masih berdiri ke vaginaku. Saya sudah sering mendengar pertama kali seks akan sakit dan saya mulai merasakannya. Saya memejamkan mata dengan erat merasakankontol Alex masuk ke vaginaku. Saya menjerit menahan perih saatkontol Alex yang besar mencoba memasuki vaginaku yang masih sempit. Vera meremas lenganku untuk membantu menahan sakit.

“Aduh, tunggu dong, sakit nih” keluh saya.

Alex mengeluarkan sebentarkontolnya kemudian kembali ia masukkan ke vaginaku. Kali ini rasa sakitnya perlahan-lahan menghilang dan mulai berganti kerasa nikmat. Oh ini yang namanya kenikmatan surgawi pikir saya dalam hati.kontol Alex terasa seperti memenuhi seluruh vaginaku. Dalam posisi nungging, saya merasakan energi Alex yang sangat besar. Saya mencoba mengimbangi gerakan tubuh Alex sambil menggerakkan tubuhku maju mundur tetapi Alex menampar pantatku.

“Kamu diam aja, enggak usah bergerak” katanya dengan galak.
“Jangan galak-galak dong, takut nih Dinda” kata Vera sambil tertawa. Saya ikut tertawa.

Vera berbaring di sebelahku kemudian ia mendekatkan wajahnya ke diriku lalu ia mencium bibirku! Wah, bertubi-tubi perasaan menyerang diriku. Saya benar-benar merasakan semua perasaan seks dengan pria dan wanita dalam satu hari. Awalnya saya membiarkan Vera menjilat bibirku tetapi lama kelamaan saya mulai membuka mulutku dan lidah kami saling beradu.

Saya merasakan tangan Alex yang kekar meremas-remas payudaraku sedangkan tangan Vera membelai rambutku. Saya tak ingin ketinggalan, saya mulai ikut meremas payudara Vera yang saya taksir berukuran 32C. Kurang lebih lima menit kita bertiga saling memberi kenikmatan duniawi sampai Alex mencapai puncak dan ia ejakulasi. Saya sendiri merasa rasanya sudah orgasme kurang lebih 4 kali. Alex mengeluarkankontolnya dari vaginaku dan Vera langsung menghisapkontolnya dan menelan semua air mani darikontol Alex.

Saya melihat Alex meraih kantong celananya dan mengambil sesuatu seperti obat. Ia menelan obat itu dengan segelas air di meja rias Vera. Saya melihatkontol Alex yang masih berdiri tegak. Dalam hati saya bertanya-tanya bukankah setiap kali pria ejakulasi pastikontolnya akan lemas? Kenapa Alex tidak lemas-lemas? Belakangan saya tau ternyata Alex memakan semacam obat yang dapat membuatkontolnya terus tegang.

Setelah minum obat, Alex menyuruh Vera berbaring ditepi tempat tidur lalu Alex kembalingentot dengan Vera dalam posisi missionary. Vera memanggil saya lalu saya diminta berbaring diatas tubuh Vera. Dengan terheran-heran saya ikuti kemauan Vera.

Saya menindih tubuh Vera tetapi karena kaki Vera sedang ngangkang karena dalam posisingentot, terpaksa kaki saya bersimpuh disebelah kiri dan kanan Vera. Saya langsung mencium Vera dan Vera melingkarkan lengannya ke tubuhku dan kami berdua berciuman dengan mesra. Saya merasakan tangan Alex menggerayangi seluruh pantatku. Ia membuka belahan pantatku dan saya merasakan jarinya memainkan anusku.

Saya menggumam saat jarinya mencoba disodok ke anusku tetapi Alex tidak melanjutkan. Beberapa menit kemudian, Vera menjerit dengan keras. Tubuhnya mengejang saat air mani Alex kembali tumpah dalam vaginanya. Saya mencoba turun dari pelukan Vera tetapi Vera memeluk tubuhku dengan keras sehingga saya tidak bisa bergerak. Tak disangka, Alex kembali menyodorkankontolnya ke vaginaku. Saya yang dalam posisi nungging di atas tubuh Vera tidak bisa menolak menerimakontol Alex.

Alex kembali memompakankontolnya dalam vaginaku. Saya sebenarnya rasanya sudah lemas dan akhirnya saya pasrah saja disetubuhi Alex dengan liar. Tetapi dalam hatiku saya senang sekali dientotin. Berkali-kalikontol Alex keluar masuk dalam vaginaku sedangkan Vera terus menerus mencium bibirku. Kali ini saya rasa tidak sampai 3 menit Alexngentot dengan saya karena saya merasakan cairan hangat darikontol Alex memenuhi vaginaku dan Alex berseru dengan keras merasakan kenikmatan yang ia peroleh. Saya sendiri melenguh dengan keras. Seluruh otot vaginaku rasanya seperti mengejang. Saya cengkeram tubuh Vera dengan keras menikmati sensual dalam diriku.

Alex lalu dalam keadaan lunglai membaringkan dirinya ke tempat tidur. Vera menyambutnya sambil mencium bibirnya. Mereka berdua saling berciuman. Saya berbaring disebelah kiri Alex sedangkan Vera disebelah kanannya. Kita bertiga tertidur sampai jam 5 sore. Setelah itu saya diantar pulang oleh Vera.

****

Itu adalah pengalaman seksku yang sangat berkesan. Bertahun-tahun kemudian saya sering horny tetapi saya harus memendam perasaan itu karena belum tahu cara melampiaskannya. Dan sekarang saya merasa senang sekali karena akhirnya bisa merasakan kenikmatan bersetubuh baik dengan pria maupun wanita. Masing-masing ternyata mempunyai kenikmatan tersendiri.

Melayani Dua Pria

Malam harinya selesai makan kami semua berkumpul diruang tengah, Andri langsung memutar VCD X-2. Adegan demi adegan di film mempengaruhi kami, terutama kawan-kawan pria, mereka kelihatan gelisah. Film masih setengah main Susi dan Kelvin menghilang, tak lama kemudian disusul oleh Andra dan Vito. Tinggal aku, Toni dan Andri, kami duduk dilantai bersandar pada sofa, aku di tengah. Melihat adegan film yang bertambah panas membuat birahiku terusik. Rasa gatal menyeruak dikewanitaanku mengelitik sekujur tubuh dan setiap detik berlalu semakin memuncak saja, aku jadi salah tingkah. Toni yang pertama melihat kegelisahanku.
“Kenapa Ver, gelisah banget horny ya” tegurnya bercanda.
“Ngga lagi, ngaco kamu Ton” sanggahku.
“Kalau horny bilang aja Ver.. hehehe.. kan ada kita-kita” Andri menimpali.
“Rese’ nih berdua, nonton aja tuh” sanggahku lagi menahan malu.

Toni tidak begitu saja menerima sanggahanku, diantara kami ia paling tinggi jam terbangnya sudah tentu ia tahu persis apa yang sedang aku rasakan. Toni tidak menyia-nyiakannya, bahuku dipeluknya seperti biasa ia lakukan, seakan tanpa tendensi apa-apa.
“Santai Ver, kalau horny enjoy aja, gak usah malu.. itu artinya kamu normal” bisik Toni sambil meremas pundakku.
Remasan dan terpaan nafas Toni saat berbisik menyebabkan semua bulu-bulu di tubuhku meremang, tanpa terasa tanganku meremas ujung rok. Toni menarik tanganku meletakan dipahanya ditekan sambil diremasnya, tak ayal lagi tanganku jadi meremas pahanya.
“Remas aja paha aku Ver daripada rok” bisik Toni lagi.
Kalau sedang bercanda jangankan paha, pantatnya yang ‘geboy’ saja kadang aku remas tanpa rasa apapun, kali ini merasakan paha Toni dalam remasanku membuat darahku berdesir keras.
“Ngga usah malu Ver, santai aja” lanjutnya lagi.
Entah karena bujukannya atau aku sendiri yang menginginkan, tidak jelas, yang pasti tanganku tidak beranjak dari pahanya dan setiap ada adegan yang ‘wow’ kuremas pahanya. Merasa mendapat angin, Toni melepaskan rangkulannya dan memindahkan tangannya di atas pahaku, awalnya masih dekat dengkul lama kelamaan makin naik, setiap gerakan tangannya membuatku merinding.

Entah bagaimana mulainya tanpa kusadari tangan Toni sudah berada dipaha dalamku, tangannya mengelus-elus dengan halus, ingin menepis, tapi, rasa geli-geli enak yang timbul begitu kuatnya, membuatku membiarkan kenakalan tangan Toni yang semakin menjadi-jadi.
“Ver gue suka deh liat leher sama pundak kamu” bisik Toni seraya mengecup pundakku.
Aku yang sudah terbuai elusannya karuan saja tambah menjadi-jadi dengan kecupannya itu.
“Jangan Ton” namun aku berusaha menolak.
“Kenapa Ver, cuma pundak aja kan” tanpa perduli penolakanku Toni tetap saja mengecup, bahkan semakin naik keleher, disini aku tidak lagi berusaha ‘jaim’.
“Ton.. ahh” desahku tak tertahan lagi.
“Enjoy aja Ver” bisik Toni lagi, sambil mengecup dan menjilat daun telingaku.
“Ohh Ton” aku sudah tidak mampu lagi menahan, semua rasa yang terpendam sejak melihat ‘live show’ dan film, perlahan merayapi lagi tubuhku.
Aku hanya mampu tengadah merasakan kenikmatan mulut Toni di leher dan telingaku. Andri yang sedari tadi asik nonton melihatku seperti itu tidak tinggal diam, ia pun mulai turut melakukan hal yang sama. Pundak, leher dan telinga sebelah kiriku jadi sasaran mulutnya.

Melihat aku sudah pasrah mereka semakin agresif. Tangan Toni semakin naik hingga akhirnya menyentuh kewanitaanku yang masih terbalut CD. Elusan-elusan di kewanitaanku, remasan Andri di payudaraku dan kehangatan mulut mereka dileherku membuat magma birahiku menggelegak sejadi-jadinya.
“Agghh.. Tonn.. Drii.. ohh.. sshh” desahanku bertambah keras.
Andri menyingkap tang-top dan braku bukit kenyal 34b-ku menyembul, langsung dilahapnya dengan rakus. Toni juga beraksi memasukan tangannya kedalam CD meraba-raba kewanitaanku yang sudah basah oleh cairan pelicin. Aku jadi tak terkendali dengan serangan mereka tubuhku bergelinjang keras.

“Emmhh.. aahh.. ohh.. aagghh” desahanku berganti menjadi erangan-erangan.
Mereka melucuti seluruh penutup tubuhku, tubuh polosku dibaringkan dilantai beralas karpet dan mereka pun kembali menjarahnya. Andri melumat bibirku dengan bernafsu lidahnya menerobos kedalam rongga mulutku, lidah kami saling beraut, mengait dan menghisap dengan liarnya. Sementara Toni menjilat-jilat pahaku lama kelamaan semakin naik.. naik.. dan akhirnya sampai di kewanitaanku, lidahnya bergerak-gerak liar di klitorisku, bersamaan dengan itu Andri pun sudah melumat payudaraku, putingku yang kemerah-merahan jadi bulan-bulanan bibir dan lidahnya.

Diperlakukan seperti itu membuatku kehilangan kesadaran, tubuhku bagai terbang diawang- awang, terlena dibawah kenikmatan hisapan-hisapan mereka. Bahkan aku mulai berani punggung Andri kuremas-remas, kujambak rambutnya dan merengek-rengek meminta mereka untuk tidak berhenti melakukannya.
“Aaahh.. Tonn.. Drii.. teruss.. sshh.. enakk sekalii”
“Nikmatin Ver.. nanti bakal lebih lagi” bisik Andri seraya menjilat dalam-dalam telingaku.
Mendengar kata ‘lebih lagi’ aku seperti tersihir, menjadi hiperaktif pinggul kuangkat-angkat, ingin Toni melakukan lebih dari sekedar menjilat, ia memahami, disantapnya kewanitaanku dengan menyedot-nyedot gundukan daging yang semakin basah oleh ludahnya dan cairanku. Tidak berapa lama kemudian aku merasakan kenikmatan itu semakin memuncak, tubuhku menegang, kupeluk Andri-yang sedang menikmati puting susu-dengan kuatnya.
“Aaagghh.. Tonn.. Drii.. akuu.. oohh” jeritku keras, dan merasakan hentak-hentakan kenikmatan didalam kewanitaanku. Tubuhku melemas.. lungai.

Toni dan Andri menyudahi ‘hidangan’ pembukanya, dibiarkan tubuhku beristirahat dalam kepolosan, sambil memejamkan mata kuingat-ingat apa yang baru saja kualami. Permainan Andri di payudara dan Toni di kewanitaanku yang menyebarkan kenikmatan yang belum pernah kualami sebelumnya, dan hal itu telah kembali menimbulkan getar-getar birahi diseluruh tubuhku. Aku semakin tenggelam saja dalam bayang-bayang yang menghanyutkan, dan tiba-tiba kurasakan hembusan nafas ditelingaku dan rasa tidak asing lagi.. hangat basah.. Ahh.. bibir dan lidah Andri mulai lagi, tapi kali ini tubuhku seperti di gelitiki ribuan semut, ternyata Andri sudah polos dan bulu-bulu lebat di tangan dan dadanya menggelitiki tubuhku. Begitupun Toni sudah bugil, ia membuka kedua pahaku lebar-lebar dengan kepala sudah berada diantaranya.

Mataku terpejam, aku sadar betul apa yang akan terjadi, kali ini mereka akan menjadikan tubuhku sebagai ‘hidangan’ utama. Ada rasa kuatir dan takut tapi juga menantikan kelanjutannya dengan berdebar. Begitu kurasakan mulut Toni yang berpengalaman mulai beraksi.. hilang sudah rasa kekuatiran dan ketakutanku. Gairahku bangkit merasakan lidah Toni menjalar dibibir kemaluanku, ditambah lagi Andri yang dengan lahapnya menghisap-hisap putingku membuat tubuhku mengeliat-geliat merasakan geli dan nikmat dikedua titik sensitif tubuhku.

“Aaahh.. Tonn.. Drii.. nngghh.. aaghh” rintihku tak tertahankan lagi.
Toni kemudian mengganjal pinggulku dengan bantal sofa sehingga pantatku menjadi terangkat, lalu kembali lidahnya bermain dikemaluanku. Kali ini ujung lidahnya sampai masuk kedalam liang kenikmatanku, bergerak-gerak liar diantara kemaluan dan anus, seluruh tubuhku bagai tersengat aliran listrik aku hilang kendali. Aku merintih, mendesah bahkan menjerit-jerit merasakan kenikmatan yang tiada taranya. Lalu kurasakan sesuatu yang hangat keras berada dibibirku.. kejantanan Andri! Aku mengeleng-gelengkan kepala menolak keinginannya, tapi Andri tidak menggubrisnya ia malah manahan kepalaku dengan tangannya agar tidak bergerak.

“Jilat.. Ver” perintahnya tegas.
Aku tidak lagi bisa menolak, kujilat batangnya yang besar dan sudah keras membatu itu, Andri mendesah-desah merasakan jilatanku.
“Aaahh.. Verr.. jilat terus.. nngghh” desah Andri.
“Jilat kepalanya Ver” aku menuruti permintaannya yang tak mungkin kutolak.
Lama kelamaan aku mulai terbiasa dan dapat merasakan juga enaknya menjilat-jilat batang penis itu, lidahku berputar dikepala kemaluannya membuat Andri mendesis desis.
“Ssshh.. nikmat sekali Verr.. isep sayangg.. isep” pintanya diselah-selah desisannya.

Aku tak tahu harus berbuat bagaimana, kuikuti saja apa yg pernah kulihat di film, kepala kejantanannya pertama-tama kumasukan kedalam mulut, Andri meringis.
“Jangan pake gigi Ver.. isep aja” protesnya, kucoba lagi, kali ini Andri mendesis nikmat.
“Ya.. gitu sayang.. sshh.. enak.. Ver”
Melihat Andri saat itu membuatku turut larut dalam kenikmatannya, apalagi ketika sebagian kejantanannya melesak masuk menyentuh langit-langit mulutku, belum lagi kenakalan lidah Toni yang tiada henti-hentinya menggerayangi setiap sudut kemaluanku. Aku semakin terombang-ambing dalam gelombang samudra birahi yang melanda tubuhku, aku bahkan tidak malu lagi mengocok-ngocok kejantanan Andri yang separuhnya berada dalam mulutku.

Beberapa saat kemudian Andri mempercepat gerakan pinggulnya dan menekan lebih dalam batang kemaluannya, tanganku tak mampu menahan laju masuknya kedalam mulutku. Aku menjadi gelagapan, ku geleng-gelengkan kepalaku hendak melepaskan benda panjang itu tapi malah berakibat sebaliknya, gelengan kepalaku membuat kemaluannya seperti dikocok-kocok. Andri bertambah beringas mengeluar-masukan batangnya dan..
“Aaagghh.. nikmatt.. Verr.. aku.. kkeelluaarr” jerit Andri, air maninya menyembur-nyembur keras didalam mulutku membuatku tersedak, sebagian meluncur ke tenggorokanku sebagian lagi tercecer keluar dari mulutku.

Aku sampai terbatuk-batuk dan meludah-ludah membuang sisa yang masih ada dimulutku. Toni tidak kuhiraukan aku langsung duduk bersandar menutup dadaku dengan bantal sofa.
“Gila Andri.. kira-kira dong” celetukku sambil bersungut-sungut.
“Sorry Ver.. ngga tahan.. abis isepan kamu enak banget” jawab Andri dengan tersenyum.
“Udah Ver jangan marah, kamu masih baru nanti lama lama juga bakal suka” sela Toni seraya mengambilkan aku minum dan membersihkan sisa air mani dari mulutku.
Toni benar, aku sebenarnya tadi menikmati sekali, apalagi melihat mimik Andri saat akan keluar hanya saja semburannya yang membuatku kaget. Toni membujuk dan memelukku dengan lembut sehingga kekesalanku segera surut. Dikecupnya keningku, hidungku dan bibirku. Kelembutan perlakuannya membuatku lupa dengan kejadian tadi. Kecupan dibibir berubah menjadi lumatan-lumatan yang semakin memanas kami pun saling memagut, lidah Toni menerobos mulutku meliuk-liuk bagai ular, aku terpancing untuk membalasnya. Ohh.. sungguh luar biasa permainan lidahnya, leher dan telingaku kembali menjadi sasarannya membuatku sulit menahan desahan-desahan kenikmatan yang begitu saja meluncur keluar dari mulutku.

Toni merebahkan tubuhku kembali dilantai beralas karpet, kali ini dadaku dilahapnya puting yang satu dihisap-hisap satunya lagi dipilin-pilin oleh jari-jarinya. Dari dada kiriku tangannya melesat turun ke kewanitaanku, dielus-elusnya kelentit dan bibir kemaluanku. Tubuhku langsung mengeliat-geliat merasakan kenakalan jari-jari Toni.
“Ooohh.. mmppff.. ngghh.. sshh” desisku tak tertahan.
“Teruss.. Tonn.. aakkhh”
Aku menjadi lebih menggila waktu Toni mulai memainkan lagi lidahnya di kemaluanku, seakan kurang lengkap kenikmatan yang kurasakan, kedua tanganku meremas-remas payudaraku sendiri.
“Ssshh.. nikmat Tonn.. mmpphh” desahanku semakin menjadi-jadi.
Tak lama kemudian Toni merayap naik keatas tubuhku, aku berdebar menanti apa yang akan terjadi. Toni membuka lebih lebar kedua kakiku, dan kemudian kurasakan ujung kejantanannya menyentuh mulut kewanitaanku yang sudah basah oleh cairan cinta.

“Aauugghh.. Tonn.. pelann” jeritku lirih, saat kepala kejantanannya melesak masuk kedalam rongga kemaluanku.
Toni menghentikan dorongannya, sesaat ia mendiamkan kepala kemaluannya dalam kehangatan liang kewanitaanku. Kemudian-masih sebatas ujungnya-secara perlahan ia mulai memundur-majukannya. Sesuatu yang aneh segera saja menjalar dari gesekan itu keseluruh tubuhku. Rasa geli, enak dan entah apalagi berbaur ditubuhku membuat pinggulku mengeliat-geliat mengikuti tusukan-tusukan Toni.
“Ooohh.. Tonn.. sshh.. aahh.. enakk Tonn” desahku lirih.
Aku benar-benar tenggelam dalam kenikmatan yang luar biasa akibat gesekan-gesekan di mulut kewanitaanku. Mataku terpejam-pejam kadang kugigit bibir bawahku seraya mendesis.
“Enak.. Ver” tanya Toni berbisik.
“He ehh Tonn.. oohh enakk.. Tonn.. sshh”
“Nikmatin Ver.. nanti lebih enak lagi” bisiknya lagi.
“Ooohh.. Tonn.. ngghh”

Toni terus mengayunkan pinggulnya turun-naik-tetap sebatas ujung kejantanannya-dengan ritme yang semakin cepat. Selagi aku terayun-ayun dalam buaian birahi, tiba-tiba Toni menekan kejantanannya lebih dalam membelah kewanitaanku.
“Auuhh.. sakitt Tonn” jeritku saat kejantanannya merobek selaput daraku, rasanya seperti tersayat silet, Toni menghentikan tekanannya.
“Pertama sedikit sakit Ver.. nanti juga hilang kok sakitnya” bisik Toni seraya menjilat dan menghisap telingaku.
Entah bujukannya atau karena geliat liar lidahnya, yang pasti aku mulai merasakan nikmatnya milik Toni yang keras dan hangat didalam rongga kemaluanku.

Toni kemudian menekan lebih dalam lagi, membenamkan seluruh batang kemaluannya dan mengeluar-masukannya. Gesekan kejantanannya dirongga kewanitaanku menimbulkan sensasi yang luar biasa! Setiap tusukan dan tarikannya membuatku menggelepar-gelepar.
“Ssshh.. ohh.. ahh.. enakk Tonn.. empphh” desahku tak tertahan.
“Ohh.. Verr.. enak banget punya kamu.. oohh” puji Toni diantara lenguhannya.
“Agghh.. terus Tonn.. teruss” aku meracau tak karuan merasakan nikmatnya hujaman-hujaman kejantanan Toni di kemaluanku.
Peluh-peluh birahi mulai menetes membasahi tubuh. Jeritan, desahan dan lenguhan mewarnai pergumulan kami. Menit demi menit kejantanan Toni menebar kenikmatan ditubuhku. Magma birahi semakin menggelegak sampai akhirnya tubuhku tak lagi mampu menahan letupannya.
“Tonii.. oohh.. tekan Tonn.. agghh.. nikmat sekali Tonn” jeritan dan erangan panjang terlepas dari mulutku.
Tubuhku mengejang, kupeluk Toni erat-erat, magma birahiku meledak, mengeluarkan cairan kenikmatan yang membanjiri relung-relung kewanitaanku.

Tubuhku terkulai lemas, tapi itu tidak berlangsung lama. Beberapa menit kemudian Toni mulai lagi memacu gairahku, hisapan dan remasan didadaku serta pinggulnya yang berputar kembali membangkitkan birahiku. Lagi-lagi tubuhku dibuat mengelepar-gelepar terayun dalam kenikmatan duniawi. Tubuhku dibolak-balik bagai daging panggang, setiap posisi memberikan sensasi yang berbeda. Entah berapa kali kewanitaanku berdenyut-denyut mencapai klimaks tapi Toni sepertinya belum ingin berhenti menjarah tubuhku. Selagi posisiku di atas Toni, Andri yang sedari tadi hanya menonton serta merta menghampiri kami, dengan berlutut ia memelukku dari belakang. Leherku dipagutnya seraya kedua tangannya memainkan buah dadaku. Apalagi ketika tangannya mulai bermain-main diklitorisku membuatku menjadi tambah meradang.

Kutengadahkan kepalaku bersandar pada pundak Andri, mulutku yang tak henti-hentinya mengeluarkan desahan dan lenguhan langsung dilumatnya. Pagutan Andri kubalas, kami saling melumat, menghisap dan bertukar lidah. Pinggulku semakin bergoyang berputar, mundur dan maju dengan liarnya. Aku begitu menginginkan kejantanan Toni mengaduk-aduk seluruh isi rongga kewanitaanku yang meminta lebih dan lebih lagi.
“Aaargghh.. Verr.. enak banget.. terus Ver.. goyang terus” erang Toni.
Erangan Toni membuat gejolak birahiku semakin menjadi-jadi, kuremas buah dadaku sendiri yang ditinggalkan tangan Andri.. Ohh aku sungguh menikmati semua ini.

Andri yang merasa kurang puas meminta merubah posisi. Toni duduk disofa dengan kaki menjulur dilantai, Akupun merangkak kearah batang kemaluannya.
“Isep Ver” pinta Toni, segera kulumat kejantanannya dengan rakus.
“Ooohh.. enak Ver.. isep terus”
Bersamaan dengan itu kurasakan Andri menggesek-gesek bibir kemaluanku dengan kepala kejantanannya. Tubuhku bergetar hebat, saat batang kemaluan Andri-yang satu setengah kali lebih besar dari milik Toni-dengan perlahan menyeruak menembus bibir kemaluanku dan terbenam didalamnya. Tusukan-tusukan kejantanan Andri serasa membakar tubuh, birahiku kembali menggeliat keras. Aku menjadi sangat binal merasakan sensasi erotis dua batang kejantanan didalam tubuhku. Batang kemaluan Toni kulumat dengan sangat bernafsu. Kesadaranku hilang sudah naluriku yang menuntun melakukan semua itu.

“Verr.. terus Verr.. gue ngga tahan lagi.. Aaarrgghh” erang Toni.
Aku tahu Toni akan segera menumpahkan cairan kenikmatannya dimulutku, aku lebih siap kali ini. Selang berapa saat kurasakan semburan-semburan hangat sperma Toni.
“Aaagghh.. nikmat banget Verr.. isep teruss.. telan Verr” jerit Toni, lagi-lagi naluriku menuntun agar aku mengikuti permintaan Toni, kuhisap kejantananya yang menyemburkan cairan hangat dan.. kutelan cairan itu. Aneh! Entah karena rasanya, atau sensasi sexual karena melihat Toni yang mencapai klimaks, yang pasti aku sangat menyukai cairan itu. Kulumat terus itu hingga tetes terakhir dan benda keras itu mengecil.. lemas.

Toni beranjak meninggalkan aku dan Andri, sepeninggal Toni aku merasa ada yang kurang. Ahh.. ternyata dikerjai dua pria jauh lebih mengasikkan buatku. Namun hujaman-hujaman kemaluan Andri yang begitu bernafsu dalam posisi ‘doggy’ dapat membuatku kembali merintih-rintih. Apalagi ditambah dengan elusan-elusan Ibu jarinya dianusku. Bukan hanya itu, setelah diludahi Andri bahkan memasukan Ibu jarinya ke lubang anusku. Sodokan-sodokan dikewanitaanku dan Ibu jarinya dilubang anus membuatku mengerang-erang.
“Ssshh.. engghh.. yang keras Drii.. mmpphh”
“Enak banget Drii.. aahh.. oohh”
Mendengar eranganku Andri tambah bersemangat menggedor kedua lubangku, Ibu jarinya kurasakan tambah dalam menembus anusku, membuatku tambah lupa daratan.

Sedang asiknya menikmati, Andri mencabut kejantanan dan Ibu jarinya.
“Andrii.. kenapa dicabutt” protesku.
“Masukin lagi Dri.. pleasee” pintaku menghiba.
Sebagai jawaban aku hanya merasakan ludah Andri berceceran di lubang anusku, tapi kali ini lebih banyak. Aku masih belum mengerti apa yang akan dilakukannya. Saat Andi mulai menggosok kepala penisnya dilubang anus baru aku sadar apa yang akan dilakukannya.
“Andrii.. pleasee.. jangan disitu” aku menghiba meminta Andri jangan melakukannya.
Andri tidak menggubris, tetap saja digosok-gosokannya, ada rasa geli-geli enak kala ia melakukan hal itu. Dibantu dengan sodokan jarinya dikemaluanku hilang sudah protesku. Tiba-tiba kurasakan kepala kemaluannya sudah menembus anusku. Perlahan namun pasti, sedikit demi sedikit batang kenikmatannya membelah anusku dan tenggelam habis didalamnya.

“Aduhh sakitt Drii.. akhh..!” keluhku pasrah karena rasanya mustahil menghentikan Andri.
“Rileks Ver.. seperti tadi, nanti juga hilang sakitnya” bujuknya seraya mencium punggung dan satu tangannya lagi mengelus-elus klitorisku.
Separuh tubuhku yang tengkurap disofa sedikit membantuku, dengan begitu memudahkan aku untuk mencengram dan mengigit bantal sofa untuk mengurangi rasa sakit. Berangsur-angsur rasa sakit itu hilang, aku bahkan mulai menyukai batang keras Andri yang menyodok-nyodok anusku. Perlahan-lahan perasaan nikmat mulai menjalar disekujur tubuhku.
“Aaahh.. aauuhh.. oohh Drii” erang-erangan birahiku mewarnai setiap sodokan penis Andri yang besar itu.
Andri dengan buasnya menghentak-hentakan pinggulnya. Semakin keras Andri menghujamkan kejantananya semakin aku terbuai dalam kenikmatan.

Toni yang sudah pulih dari ‘istirahat’nya tidak ingin hanya menonton, ia kembali bergabung. Membayangkan akan dijarah lagi oleh mereka menaikan tensi gairahku. Atas inisiatif Toni kami pindah kekamar tidur, jantungku berdebar-debar menanti permainan mereka. Toni merebahkan diri terlentang ditempat tidur dengan kepala beralas bantal, tubuhku ditarik menindihinya. Sambil melumat mulutku-yang segera kubalas dengan bernafsu-ia membuka lebar kedua pahaku dan langsung menancapkan kemaluannya kedalam vaginaku. Andri yang berada dibelakang membuka belahan pantatku dan meludahi lubang anusku. Menyadari apa yang akan mereka lakukan menimbulkan getaran birahi yang tak terkendali ditubuhku. Sensasi sexual yang luar bisa hebat kurasakan saat kejantanan mereka yang keras mengaduk-aduk rongga kewanitaan dan anusku. Hentakan-hentakan milik mereka dikedua lubangku memberi kenikmatan yang tak terperikan.

Andri yang sudah lelah berlutut meminta merubah posisi, ia mengambil posisi tiduran, tubuhku terlentang diatasnya, kejantanannya tetap berada didalam anusku. Toni langsung membuka lebar-lebar kakiku dan menghujamkan kejantanannya dikemaluanku yang terpampang menganga. Posisi ini membuatku semakin menggila, karena bukan hanya kedua lubangku yang digarap mereka tapi juga payudaraku. Andri dengan mudahnya memagut leherku dan satu tangannya meremas buah dadaku, Toni melengkapinya dengan menghisap puting buah dadaku satunya. Aku sudah tidak mampu lagi menahan deraan kenikmatan demi kenikmatan yang menghantam sekujur tubuhku. Hantaman-hantaman Toni yang semakin buas dibarengi sodokan Andri, sungguh tak terperikan rasanya. Hingga akhirnya kurasakan sesuatu didalam kewanitaanku akan meledak, keliaranku menjadi-jadi.

“Aaagghh.. ouuhh.. Tonn.. Drii.. tekaann” jerit dan erangku tak karuan.
Dan tak berapa lama kemudian tubuhku serasa melayang, kucengram pinggul Toni kuat-kuat, kutarik agar batangnya menghujam keras dikemaluanku, seketika semuanya menjadi gelap pekat. Jeritanku, lenguhan dan erangan mereka menjadi satu.
“Aduuhh.. Tonn.. Drii.. nikmat sekalii”
“Aaarrghh.. Verr.. enakk bangeett”
Keduanya menekan dalam-dalam milik mereka, cairan hangat menyembur hampir bersamaan dikedua lubangku. Tubuhku bergetar keras didera kenikmatan yang amat sangat dahsyat, tubuhku mengejang berbarengan dengan hentakan-hentakan dikewanitaanku dan akhirnya kami.. terkulai lemas.

Sepanjang malam tak henti-hentinya kami mengayuh kenikmatan demi kenikmatan sampai akhirnya tubuh kami tidak lagi mampu mendayung. Kami terhempas kedalam mimpi dengan senyum kepuasan. Dihari-hari berikutnya bukan hanya Andri dan Toni yang memberikan kepuasan, tapi juga pria-pria lain yang aku sukai. Tapi aku tidak pernah bisa meraih kenikmatan bila hanya dengan satu pria.. aku baru akan mencapai kepuasan bila ‘dijarah’ oleh dua atau tiga pria sekaligus.

Pengaruh Ekstasi

Minggu, 26 Desember 2010 · 0 komentar
Pada cerita yang pertama kukirim aku menceritakan pengalaman ku ML
dengan sahabat isteriku yang bernama Ena. Ena adalah seorang janda
muda yang belum punya anak, karena dekat nya dia dengan isteriku, Ena
ku anggap seperti adikku. Namun pada suatu ketika, aku dan Ena
terlibat hubungan selingkuh yang sama sekali tidak kami rencanakan
hingga kami berdua melakukan hubungan sex layaknya pasangan suami
isteri. Bahkan sejak saat itu jika ada kesempatan aku dan Ena kembali
melakukan hubungan sex, terus dan terus hingga kini tanpa ada satupun
orang lain yang tau termasuk isteriku.

Nah, buat para pembaca yang belum tau dengan ku, Aku adalah seorang
pria yang sdh berumur 32 Tahun. Aku memilik seorang isteri yang
bernama Bety. Kami sudah menikah selama tiga tahun namun kami blm
dikaruniai seorang anak pun.. Dan sekali lagi aku mohon maaf jika
tulisan ku ini agak kaku dalam penulisan nya, maklum… ini baru yang
kali kedua aku mencoba menulis. Dan apa yang kutuliskan ini juga
adalah merupakan cerita kisah nyata yang aku alami dalam kehidupanku
tanpa melebihi dan mengurangi isi ceritanya. Cerita ku kali ini
sedikit berbeda dengan cerita pertamaku yang menceritakan ku ML dengan
teman isteriku, ceritaku yang kedua ini isinya menceritakan pengalaman
ku melakukan hubungan sex dengan isteri teman ku yang bernama Yeni.
Yeni orangnya cantik, kulitnya putih bersih dan mulus, dan yang paling
aku suka dari Yeni yakni buah dadanya, pinggul dan pantatnya yang
bahenol . Yeni umur nya -/+ sekitar 25 tahun, dia meikah dengan
temanku Perli sudah 5 tahun, dan mereka baru punya seorang putra yang
kini baru berumur 3 tahun.

Sekedar info buat para pembaca, aku bukanlah tipe pria peselingkuh
yang doyan menggangu isteri orang. Yang pasti apa yang terjadi dalam
cerita ku ini adalah diluar rencanaku.

Ceritanya begini………..

Yang ku ingat waktu itu adalah malam lebaran kedua, tepatnya hari raya
idul fitri tahun 2009. Dan pada lebaran waktu itu aku ditinggal
sendiri oleh isteriku yang pergi berlebaran dikampung org tuanya
selama seminggu. Nah, tepat pada jam 19.00Wib malam lebaran kedua aku
keluar dari rumahku menggunakan sepeda motor ku untuk jalan-jalan demi
menghilangkan kejenuhanku. Bagaimana tidak, sudahlah isteri pulang
kampung, Ena pula kudengar pergi lagi di Padang.

Singkat ceritanya, malam itu secara kebetulan aku di undang oleh
seorang teman ku yang bernama Perli kerumahnya dalam rangka
silaturrahmi di hari lebaran.
Bagitu sampai di rumah Perli kuparkirkan sepeda motorku, aku pun
mengetuk pintu rumah Perli. Setelah beberapa kali ku ketok pintu,
akhirnya pintupun terbuka.
“Eh abang.., masuk bang” ternyata yang membukakan pintu Yeni isterinya
Perli. Aku sempat terdiam beberapa saat ketika melihat penampilan Yeni
yang seksi dengan celana yg sangat pendek berbahan katun lembut serta
mengenakan T-Shirt putih tipis hingga terlihat samara Bra dari balik
bajunya verwarna hitam. Secara tak sadar aku melongo sambil menelan
ludah mengaggumi tubuh Yeni.
“Lah… koq malah bengong diluar….masuk bang” ujar Yeni memecahkan
lamunanku yang kagum padanya.
“Eh…i.i..iya Yen” ujar ku tergagapmelihatnamun langsung masuk “Perli
ada Yen?” tanyaku pada isteri temanku. “Bang Perli keluar sebentar
pergi rokok, paling bentar lagi juga pulang dia bang… udah bang masuk
aja dulu” ujar Yeni mempersilahkan ku masuk. “Ya deh Yen” Ujarku
langsung masuk kerumahnya.
Karena waktu itu lebaran, begitu masuk aku langsung menyodorkan
tanganku ke Yeni “Maaf Lahir Bathin Ya Yen…..” ujarku sembari menjabat
tangan Yeni.
“Sama-sama ya bang” ujar Yeni menjawabku.
“Silahkan duduk bang” ujar Yeni mempersilahkan ku duduk di kursi ruang
tamunya sambil dia membukakan kue-kue lebaran yang ada di meja
tamunya.
“Udah Yen, jangan repot-repot, abang tak lama koq” ujarku lagi.
“Nggak koq bang… sebentar aku ambilkan minum ya bang” ujar Yeni
berlalu meninggalkan ku kebelakang. Tiba-tiba aku terpaku, Yah! Saat
yeni berbalik badan meninggalkan ku, tanpa sengaja mataku tertuju
melihat pahanya yang putih mulus karena hanya mengenakan celana
pendek, dan kemontokan pantat Yeni yang geyal geyol saat dia
melangkah. aku dengan jelas dapat melihat kemulusan betis Yeni yang
putih dan sintal itu. Tanpa kusadari kontolku tiba-tiba bangun.
“Sialan!!” ujarku menggerutu sendiri setelah menyadari kontol ku menegang.
“Hey genk” tiba-tiba ada suara mengejutkan ku yang ternyata dia Perli
suami nya Yeni.
“Sory.. aku tadi keluar nyari rokok” Perli memberi penjelasan kepadaku.
“Ooh… Maaf lahir bathin ya Li” ku sodorkan tanganku untuk menjabat tangan Perli.
“Sama-sama ya brother” balas Perli menjawab salam ku.
Belum lama kami ngobrol, tiba-tiba Yeni isteri Perli keluar dengan
ditangannya membawa baki yang diatasnya minuman yang akan disuguhkan
padaku.
“Di minum ya bang” ujar Yeni sambil menyuguhkan minuman untuk ku di
meja tamu. Lagi-lagi darah ku berdesir saat melihat belahan payudara
Yeni yang putih terlihat olehku saat dia jongkok menyuguhkan air di
depanku.
“Sungguh indah belahan dada itu, Putih dan padat terlihat dari balik
baju kaos Yeni.
“Ingin rasanya aku mengulum nya dengan mulutku, sungguh menggirukan
sekali buah dada Yani” ucapku dalam hati sambil sempat beberapa saat
aku termenung.
“Hei…. Hei…. Airnya diminum…, koq malah melongo” ujar Perli
memecahkan lamunan fantasiku yang tergiur dengan keindahan buah dada
isterinya.
“i..iya… ini aku minum” ujar ku terperanjta sambil langsung tanganku
langsung menerkam gelas minuman hingga air dalam gelas itu sedikit
jadi tertumpah akibat kecerobohanku.
“Mikirin isterimu ya” Ujar Perli kembali mengajak ku bercanda
memecahkan kekakuan ku.
‘i..iya Perli, maklum orang belum pernah di tinggalkan isteri, makanya
jadi linglung” jawabku pada Perli, seakan-akan membenarkan tebakan nya
tentang lamunanku meski padahal yang sebenarnya aku negelamun akibat
terpesona dengan keindahan sesuatu yang ada di balik tubuh isterinya.
“Klu memang isterimu lagi g ada dirumah, mending kamu malam ini
dirumahku aja” Perli menawarkan ku.
“Maksudmu aku tidur disini Perli?” tanyaku keheranan.
“Bukan… maksudku kamu disini aja temani aku, pokonya kamu g akan
menyesal deh…” ujar Perli lagi padaku.
“Maksud nya apa ya… apa dia mau nyuruh aku tidur dengan isterinya
yah?” pikirku dalam hati.
“Udah, sekarang kita kedalam aja” ujar Perli sambil menarik tanganku.
Karena penasaran, sedikitpun aku tak menolak saat Perli mengajakku
kedalam, yang pasti di benakku saat itu penuh dengan seribu
pertanyaan.
 
Saat kami tiba disalah satu kamar yang ada di didalam ruangan tengah
rumahnya, Perli dengan posisi masih mengggandeng tangan ku tiba-tiba
mengarahkan kami masuk kekamar tersebut.
“Mau ngapa kita dikamar ini Perli” Tanyaku sembari perasaanku semakin
bingung dengan apa sebenarnya yang dimaukan Perli.
“ini!” Perli tba-tiba langsung memberi ku sebuah pil bulat berwarna pink.
“Obat apa ini Perli” tanyaku penasaran.
“Udah.. telan aja, kita kan udah lama tidak Happy bersama” ujar Perli
lagi padaku.
“Oooh” aku tau, apa yang ada di tangan ku adalah pil setan.
Yah! “ini extasi alias inek’ tuturku dalam hati.
Sambil ku berpikir-pikir dalam hati, ku lihat tiba-tiba Yeni dengan
penampilan nya masih seperti tadi, masuk kekamar menghampiri Perli
yang kulihat mulai sibuk hendak menyetel musik.
“Aman bang… anak kita udah tidur dikamar sebelah” ujar Yeni memberi
tau Perli suaminya.
Sambil melirik kearahku kulihat Yeni dan Perli sama-sama sedang
menegak sesuatu kemulutnya dan kemudian disusul dengan minum air.
Rupanya mereka berdua menelan extasi itu. “Aduh gimana ini ya, aku kan
udah lama tidak makan pil setan ini” tuturku dalam hati sambil masih
memegang-megang setengah pil yang masih ada di tanganku.
Ada rasa takut yang bercampur dengan rasa ragu-ragu dihati ku saat
itu, ketika aku disuruh menelan extasi itu. Malkumlah… bukan nya
munapik, meski dulu pernah namun aku sdh lama tidak memakai pil setan
itu, mgkn sudah tiga tahun aku tak pernah lagi menelan pil setan
tersebut.
“Udah bang…. Ditelan aja, pokoknya mlm ini kita Happy” ujar Yeni yang
tiba-tiba berdiri disamping ku. Sesaat aku kembali melihat keseksian
tubuh Yeni yang putih yang begitu menggiurkan sekali. Sementara
kulihat Perli masih asyik menyetel-nyetel musik house.
“ini bang airnya, Ayo ditelan bang… apa mau aku suapkan?” Ujar Yeni
nakal merayuku agar aku segera menelan eksatasi itu.
“iya… ini abang telan” jawabku sambil meraih air minum yang ada di tangan Yeni.
“Nah… gitu dong” ujar Yeni seperti kesenangan melihatku menelan ekstasi itu.
Usai memberiku minum, kulihat Yeni melangkah mendekati suaminya seraya
membisikan sesuatu kepada suaminya.
“Oke Brother… malam ini kita Happy” ujar Perli sambil mengacungkan
jempol kepadaku.
Usai membalas Acungan Jempol Perli, kudengar suara dentuman bas musik
House pun mulai menggema terdengar diteliga ku.
Hampir pada waktu yang bersamaan tiba-tiba saja lampu kamar yang
tadinya terang benerang kini telah berubah jadi remang-remang
menyinari kamar yang sudah dipasang peredam oleh Perli, sekuat apapun
musik dibunyikan suaranya tak akan sampai keluar. Ditambah lagi suhu
ruangan yang dingin oleh AC (Air Conditioner/ pendingin ruangan ½ PK)
membuat suasana ruangan kamar itu seperti ruangan VIP ditempat-tempat
karaoke saja.
Semakin lama musik yang berbunyi terdengar semakin keras saja.
Sementara aku masih saja melongo duduk di salah satu kursi, kulihat di
tengah-tengah ruangan Perli dan Yeni sudah asyik bergoyang mengikuti
alunan-alunan musik house yang semakin bredentum-dentum suaranya.
Hampir 5 menit setelah ku telan extasi tadi, kini aku mulai merasakan
reaksi nya. Sulit untuk ku katakan bagaimana rasanya setelah obat itu
bereaksi, yang pasti aku mulai merasa horny dan tanpa kusadari aku pun
akhirnya ikut bergoyang bersama Perli dan Yeni.

Semakin lama kami bertiga akhirnya bergoyang dan terus menari terbuai
oleh mabuk nya Extasi. Didalam keremangan cahaya kamar malam itu,
secara tak sengaja aku juga disuguhi tontonan asyik. Mungkin karena
sudah terlalu horny oleh pengaruh Extasi, dikeremangan kamar itu
kulihat tubuh Yeni meliuk-liuk Erotic seperti sedang merangsang
bergoyang mengikuti irama musik. Sesekali juga kadang kulihat Yeni
mengangkat baju T-shirt nya sambil tangannya kanannya seperti sedang
meremas buah dadanya dibalik baju kaos yang kenakannya, tangan kirinya
jg terlihat menepel di perutnya masuk kedalam celana pendeknya
seakan-akan sedang memain-mainkan vaginanya sendiri, ditambah lagi
terkadang sikap Perli yang sambil goyang juga sambil memeluk dan
meraba perut Yeni dari belakang. Seperti tak menghiraukan kebaradaan
ku, tak lama setelah itu kulihat Yeni dan Perli saling berpagutan
bibir. Sambil meremas-remasi pantat isterinya, Perli terus melumat
bibir Yeni dengan buasnya.
“Ookh…” sialan gerutuku dalam hati, sungguh aku jadi terangsang dan
aku jadi bernafsu melihat aksi mereka.

Gara-gara melihat aksi mereka, horny ON ku jadi semakin naik.
Kupejamkan mataku, lalu geleng-gelengkan kepalaku kiri dan kanan,
pelan hingga gelengan kepalaku semakin kencang, dan tubuhku juga
bergoyang mengikuti alunan music house yang temponya semakin cepat.
Tiba-tiba “Goyang bang…” Aku kaget sekali mendengar suara itu. Bedesir
darah ku saat ku tau siapa yang ada diibelakang ku! Yah….seseorang
dibelakangku!! Saat kubuka mataku dan menoleh kebelakang, kulihat Yeni
di belakangku, dengan kedua tangan nya memegang pinggangku. Sambil
tertawa dan berteriak-teriak. ku genggam kedua tangannya yang
berpegangan di pinggulku, ku ikuti rentak goyangan Yeni. Perli juga
melakukan hal yang sama. Dia beradal di belakang Yeni sambil terus
begoyang kedua tangannya juga menempel di pinggang Yeni. Kini kami
bertiga seperti sedang main barongsai saja. Aku didepan, Yeni menepel
di belakangku, dan Perli dibelakang isterinya. Cukup lama kami
bergoyang dengan gaya seperti itu. Oleh karena birahi ku yang sdh
terangsang oleh tontonan tadi, ditambah lagi pengaruh horny Extasi
yang bawaannya membangkitkan nafsu sex, aku pun jadi sengaja
mencari-cari kesempatan untuk dapat menyentuh Yeni Dalam posisi sepeti
itu, Setiap kali Yeni terdorong oleh Perli, secara otomatis tubuh Yeni
langsung nempel di belakangku. Saat itu kurasakan bagian dadanya yang
kenyal itu nempel di punggungku, dan saaat itu juga dengan pura-pura
tak sengaja tanganku kuarahkan kebelakang hingga menyentuh bagian
selakangan nya. Karena Yeni menggunakan celana pendek berbahan katun,
saat tanganku menyentuh selakangannya aku dapat merasakan kelembutan
belahan vaginanya. Aku sangat menikmati gesekan itu
“Oooohkkhhhhh….sungguh hal itu semakin membakar nafsu ku”

Setelah hampir 3 jam kami berjojing ria, akhirnya reaksi obat yang
memabukan kami pun ngedrop. Karena tubuhku berkeringat akupun kemudian
kekamar mandi untuk mencuci muka ku agar terasa segar. Saat keluar
dari kamar mandi, ku lihat Yeni berdiri didepan ku sambil wajahnya
kulihat tersenyum menyodorkan handuk kepadaku. Ku tatap wajah Yeni
yang seski akibat pipinya yang memerah dan rambutnya yang basah kuyup
oleh keringat karena tak henti-henti berjoget tadi, tanpa banyak
bicara aku pun menerima handuk dari Yeni dengan perasaaan nafsu ku
yang tertahan.

Begitu Yeni masuk kekamar mandi, akupun meninggalkan nya melangkah
untuk kembali kekamar. Didalam kamar aku tak menemukan Perli. “Kemana
ya dia?” tanyaku dalam hati.
“Perli…. Per….. Perli…..!!” aku memanggil-manggil mencarinya Perli.
Karena tidak ada jawaban juga aku pun memlih untuk duduk saja dikamar
tadi sambil kembali menikmati alunan musik house dengan volumenya yang
samara-samar saja (Volume kecil) . Meski sudah tidak sekuat tadi,
pengaruh extasi kurasakan ditubuhku masih terasa. Sambil bergoyang
pelan, dalam samara-samar musik house itu, sesekali ku coba memejamkan
mataku.
“Oh…aku terbawa dalam hayalan, Fantasiku saat itu semakin memacu
nafsu berahiku.. Okhhh., aku saat itu sempat berhalusinasi, aku
melihat Yeni sedang menghisap kontolku! Oookkkhhhh… ngilu sekali
rasanya kepala kontolku saat itu. kudengar suara, “Yah…itu suara Yeni,
jelas sekali memanggil” tiba-tiba fantasi ku buyar, satelah aku merasa
seperti ada yang mencolek-colek tanganku. Saat ku buka mataku, aku
menadapati ternyata Yeni ada di depanku. Sempat aku mencubit tanganku
untuk memastikan bahwa aku tidak sedang berhayal.
“Kenapa Bang…, koq bengnong gitu” ujar Yeni menyapa sembari meyakinkan
ku bahwa dia benar-benar nyata ada di hadapan ku.
“Eng…. Ah, Nggak Yen.., Perli mana?” jawabku dan kembali menanyakan suaminya.
“Biasa bang., dia emang begitu. Kalau udah ngedrop lagi begini
bawaannya selalu pengen berjudi” jawab Yeni lagi padaku.
Mendengar penuturan Yeni, nafsuku pun menjadi-jadi, dan pikiran kotor
ku pun membuat otakku berpikir mencari-cari kesempatan agar bisa
menyetubuhi tubuh Yeni.
Sambil kami terus bergoyang perlahan mengiringi samarnya suara musik
house, aku kembali coba bertanya pada Yeni.
“Ooh… kapan bisanya Perli pulang nya Yen?” tanyaku lagi
“Paling cepat juga ntar malam baru dia pulang bang, emang kenapa
bang?” Yeni kembali bertanya padaku.
“Nggak Yen… emang sekarang udah jam berapa Yen, nggak papa ya abang
disini?” kembali kutanya Yeni untuk memastikan apakah aku memang akan
punya kesempatan menyetubuhinya, Maklum.. disamping pengaruh extasi
yang kurasakan bawaaan nya membuat nafsu jadi bergejolak, ditambah
akibat tontonan erotis tadi aku menjadi sangat terobsesi sekali untuk
bisa ML dengan nya.
“Nggak papa Bang… sekarang baru pukul 04.00 Wib pagi, Lanjut aja
goyangnya, Toh tadi bang Perli juga suruh aku temani abang” Ujar Yeni
memberi ku harapan.
“Y E S!! “ tuturku dalalm hati kegirangan.
“Kalau pulang juga abang kan g ada teman nya dirumah… klu disinikan
Yeni bisa nemenin abang..” ujar nya menggodaku.
“Makudnya nemani apa Yen?” ku Tanya Yeni krn penasaran apa mksd dari
perkataan nya.
“Ya nemenin abang goyang lah bang… masa’ iya nemenin abang gituan…”
ujarnya semakin membuat darah ku berdesir..

Mendengar Ucapan Yeni, aku menjadi semakin bernafsu saja, otak ku pun
akhirnya berputar untuk mencari akal gimana caranya dapat menyetubuhi
Yeni.
“Kini hanya tinggal aku dan Yeni dalam ruangan ini” turur ku lagi dalam hati.
Tanpa kata-kata hampir selama lima menit kami terdiam dan terus saja
bergoyang mengikuti irama-irama musik house yang sayup terdengar
ditengah cahaya yang menerangi ruangan kamar itu. Sesekali kulirik
wajah Yeni yang semakin seksi dengan rambutnya yang basah kuyup oleh
keringat, dan suhu kamar pun saat itu kurasakan semakin dingin oleh
pendingin AC yang semakin menjadikan suasana saat itu romantis sekali.
Gugup sekali rasanya dalam hatiku saat itu, namun karena perasaan
nafsuku yang semakin bergejolak terhadap Yeni akhirnya tumbuh juga
keberanian ku.
Saat itu aku melihat mata Yeni kulihat ia terpejam sambil terus bergoyang…
Tak ingin membuang waktu dan kesempatan, aksi ku pun kumulai.
Pertama kuraih tangan Yeni…. Dingin sekali tangan nya saat aku genggam
lalu kuremas tangan nya, Yeni tidak protes, malah tangannya sekarang
kurasakan lembut mengusap-usap permukaan tanganku. Aku pun tak mau
kalah dengan mengelus-elus lengannya, kemudian rambutnya yang hitam
dan panjang terasa tangan dan rambutnya basah oleh keringat. Yeni
tampak menikmati elusanku, terbukti dia langsung baringkan wajahnya
manja ke bahuku, meskipun telah basah oleh keringat, namun aroma sampo
masih tercium dirambutnya yang terurai dibahuku. Kesempatan itu tidak
kusia-siakan, langsung kupeluk tubuh hangatnya dan kucium dikepalanya
sambil tanganku terus membelai rambutnya. Tiba-tiba kurasakan kontolku
berdenyut-denyut tegang dan semakin membesar hingga terlihat sekali
memenuhi celana jeans yang ku pakai. Hampir satu menit kurasakan
kelembutan tangan Yeni. Masih dengan posisi tangan kami saling
berpegangan, ku lihat mata Yeni saat itu masih terpejam sambil terus
saja tubuhnya bergoyang seakan menungguku untuk memberikan rangsangan
kepadanya. nafsu birahiku pun jadi semakin tinggi, darahku rasanya
mengalir cepat keseluruh tubuhku, seiring dengan degup jantungku yang
makin cepat.
“Sungguh aku terpesona sekali saat menatap cahaya yang menyinari
bagian bibir Yeni yang basah merekah, yang semakin menaikan libido
kelelakian ku saja.
Perlahan tapi pasti ku tarik tangan Yeni, hingga semakin dekat dan
akhirnya tubuh kami pun menempel saling berhadapan. Semakin tak
menentu saja rasanya perasaanku saat itu. Kurasaka didadaku menempel
dua daging kenyal yang semakin membakar naluri kelelakian ku. Kutatap
wajah Yeni yang cantik itu dari kedekatan yang hanya berjarak 10CM,
sesaat ku rasakan dengusan napas Yeni, tercium aroma pasta gigi harum
sekali….
Dag.. dig.. dug.. derr! Wow.. Perasaanku saat itu benar-benar berkecamuk
Hingga akhirnya tanpa sadar, spontan saja aku membisikan sesuatu ditelinga Yeni
“Yen… Abang terangsang sekali sama kamu”
Seiring usai bisikan ku di telingaya, kulihat mata Yeni terbuka lalu
kembali berkedip perlahan sambil tersenyum seakan memberi isyarat
bahwa dia tidak keberatan mendengar ucapanku.
“Hmm.. “ sungguh saat itu aku tak bisa berkata-kata lagi…
Yang ku tau saat itu Yeni semakin kupeluk erat.
kontolku pun semakin keras saja, tepat menempel di bagian selakangan Yeni
Dalam beberapa menit kami hanyut dalam suasana yang romantis itu.
ku iringi goyangan-goyangan Yeni yang terus mengiringi alunan musik
hingga kami terlihat seperti orang yang sedang berdansa saja.
Setiap kali bergoyang aku merasakan kontolku yang menggesek mengenai
bagian vaginanya. Yah..!! Gesekan itu nikmat sekali kurasakan.
Dan aku yakin Yeni pun pasti merasakan gundukan kontolku yang
menggesek-gesek tepat di bagian selakangannya itu.
“Mmm….“ Kudengar desahan keluar dari bibir Yeni dengan mata yang terpejam..
Melihat reaksi Yeni yang sama sekali tidak memperlihatkan bahwa dia
menolak, tanpa membuang waktu lagi kudekatkan bibirku pada bibirnya.
Dengan perlahan kurasakan bibir Yeni hangat membara. Kujilat bibirnya
dengan mesra. Tanpa ada kata-kata kamipun berpagut bibir, kumasukkan
lidahku saat bibir Yeni terbuka, kulumat bibirnya dengan penuh nafsu.
Yeni pun dengan buas melumat bibirku juga.
“Yes” girangku dalam hati.
Rupanya dia pun sudah terbakar oleh nafsu, hanya dia tak ingin memulai
sebelum aku yang memulainya.
Buktinya ciuman kami semakin panas membara, dan lidah kami saling
melilit seperti ular.
“Okhh..” Yah…! Kini tangan nya yang dingin mulai berani, aku merasakan
tangan Yeni sudah berada dibalik celana jeans ku sedang meremas
kontolku dengan lembutnya.
Sambil bibir kami terus berpautan akupun seperti tak mau kalah, kedua
tanganku kumasukan kedalam bajunya, namun sebelum kuserang kedua buah
dadanya aku harus membuka bra nya dulu. Hanya dalam waktu singkat aku
akhirnya berhasil membuka pengait bra dari belakang punggungnya.
Saat cumbuan kami semakin panas bergelora, tiba-tiba yeni melepaskan
ciuman kami.
“Sebentar ya bang” ujarnya langsung keluar dari kamar.
Namun hanya dalam beberapa detik saja kulihat Yeni kembali masuk lagi.
“Aku lupa mengunci pintu depan bang” ujar Yeni tiba-tiba bersuara
sambil kulihat dia juga menutup pintu kamar yang kami gunakan.

Layaknya sepasang suami isteri, saat itu tidak ada lagi perasaan malu
ataupun sungkan yang timbul di benak kami berdua.
Usai menutup pintu kamar, Yenipun langsung memeluk dan mengulum bibirku.
Sambil berciuman, tanganku pun bergerilya meraba bagian punggung tubuh
Yeni yang menggiurkan.
Perlahan baju T-shirt Yeni kubuka, dan kemudian branya juga kulepas.
meski dalam keremangan cahaya, keindahan tubuh Yeni yang putih mulus
masih dapat kulihat dengan jelas. Sungguh aku terpesona melihat
tubuhnya yang putih serta kedua gunung kembar Yeni yang montok itu.
untuk pertama kalinya tak ku sangka aku akan menikmati kesintalan
tubuh Yeni.
Kutatapi seluruh bagian tubuh Yeni yang memang betul-betul sempurna.
Biasanya aku hanya dapat melihatnya dari kejauhan, itu pun dengan
terhalang pakaian. Berbeda kini bukan hanya melihat, tapi dapat
menikmati. Sungguh, ini suatu yang tidak pernah terduga olehku.
Seperti ingin melahapnya saja.
Sungguh tolol dan bodohnya Perli, masa’ isteri secantik Yeni
disia-siakan, kalau aku jadi Perli sudah tentu si Yeni akan ku entot
terus. Aku berpikir dalam hati.

Masih dalam posis berdiri kusandar kan tubuh Yeni hingga menempel kedinding.
Dengan kedua tangan ku kuraih tangan Yeni dan kusatukan kedua telapak
tangan kami hingga jari kami saling berpaut.. Perlahan ku angkat kedua
tangan nya hingga menempel di dinding kamar.
Wow…!! Sesaat aku kembali terdiam menyaksikan keindahan tubuh Yeni
yang putih besih itu. Tepat didepan wajahku tampak ketiak Yeni putih
mulus tanpa ada bulu sedikitpun. Meski berkeringat tercium aroma yang
enak dari ketiak Yeni, dan bau itu semakin membakar nafsu birahi ku
saja.
Tanpa banyak pikir lidahku pun langsung beraksi menjilati ketiak Yeni.
Meski agak asin tapi aku suka.
“Bang….. Oookhhh…” Parau terdengar rintihan nya.
Seperti orang yang kelaparan saja, seacara bergantian dengan lahap aku
melahap menjilati kedua ketiak Yeni bergantian dari kiri ke kanan
hingga aroma ketiaknya berubah oleh bau liurku yang membasahi
ketiaknya.
Dari ketiak jilatanku kemudian turun kebawah mencari sasaran lain.
Dengan penuh lembutnya kini aku mulai menjilati kedua gunung kembar
milik Yeni.
Sungguh kenyal payudara yeni, meski sudah punya anak namun puting susu
Yeni kecil sekali, seperti susu anak ABG saja.
Perlahan tapi pasti, saat ku kulum dan mulai kuhisap pentil susunya,
tba-tiba tubuh Yeni menggelinjang dan tangan nya juga menekan
kepalaku membuat wajahku kuat menepel didadanya, sehingga aku sempat
kesulitan bernapas.
“Baang… Enak… isap terus bang…” ujar Yeni lirih merangsang.
Melihat reaksi Yeni yang semakin tak terkendali itu, tanganku pun
semakin lincah bergerilya masuk kedalam celana pendeknya, ternyata dia
tidak pakai CD.
Perlahan kini jilatan ku kini bergeser agak kebawah. Layaknya kucing
yang sedang memandikan anaknya, tak sedikitpun bagian tubuh Yeni yang
terlewat oleh jilatanku.
Tubuh Yeni terus saja menggelinjang sambil mulutnya terus mengeluarkan
kata-kata, akupun kini asyik menjilati lubang pusar di perutnya.
Seakan ingin ku makan apa yang ada didalam lubang pusar itu, lidahku
terus masuk menusuk dan menjilat lubang pusarnya.
Sambil terus menjilati bagian perutnya, perlahan lidahku mulai
bergeser kebawah menjilati bagian bawah pusarnya. Kini kedua tanganku
mulai menurunkan celana pendek Yeni namun hanya sebatas lutunya saja.
“Sebentar ya Yang” ujarku pada Yeni.
Karena penasaran ingin melihat keindahan tubuh dan memek milik yeni
yang tidak ada bulu sedikit pun. Aku pun berdiri untuk mencari saklar
lampu.
“Klik” bunyi saklar lampu saat ku tekan, bohlam neon 40 Watt pun
hidup. Dan seketika itu juga ruangan pun menjadi terang benderang.
Mungkin karena silau kulihat mata Yeni langsung sipit.
“Wooww…” Sungguh indah tubuh Yeni. Kulitnya putih sekali… licin…
sungguh sempurna tubuhnya. Jelas sekali terlihat oleh mataku. Buah
dadanya putih dengan putingnya yang mungil berwarna kemerahan.
“Ih abang…. kenapa diterangkan, aku jadi malu nih” ujar Yeni menggodaku.
Tak ingin menyia-nyiakan keindahan tubuh Yeni, akupun segera
menghampiri dan langsung memeluk tubuhnya.
“Tubuh mu sempurna Yen, kenapa harus malu” ujar ku merayunya dan
langsung kembali mengulum bibir seksinya.
Dalam posisi yang masih berdiri menyandar didinding, sambil berciuman
kuturunkan celana pendek Yeni yang tadi masih nyangkut di kedua
lutunya dengan kaki kiriku.
Mudah saja, hanya dengan sekali ku injakkan kaki kiriku, aku berhasil
melepaskan celananya dan Yeni pun bugil, tanpa sehelai benang pun kini
menutupi bagian tubuhnya. Belum sempat aku melanjutkan aksi ku
tiba-tiba Yeni melepaskan ciuman dan langsung tangannya manarik dan
membuka baju kaos T-shirt yang kupakai.
Setelah berhasil menanggalkan bajuku, Yeni langsung melemparkan bajuku
dan langsung dia menjilati pentil susuku.
“Yen…. Teruskan sayang…..” ujark ku terangsang oleh gelitikan lidah
Yeni yang memain-mainkan puting susuku sambil sesekali dia
menggigitnya.
Tak perduli oleh tubuhku yang basah oleh keringat, dengan rakusnya
Yeni terus menjilati dadaku dan sesekali diulanginya gigitan lembut di
puting susuku. Kurasakan jilatannya semakin liar dan semakin kebawah
hingga bagian perutku, sehingga membuat posisi tubuhnya jadi
menungging.
“Eghh, Yen….” aku terangsang sekali dengan jilatan-jilatannya.
Melihat posisi Yeni yang menungging sambil menjilati bagian perutku,
tanganku pun ku langusng meremas2 pantatnya yang montok putih serta
mulus itu.
Dalam terangnya sinaran lampu neon 40Watt tidak sedikitpun kutemukan
bekas luka atau cacat di kulitnya. Putih…. Mulus…. Ditambah lagi
bodynya yang montok sintal, sungguh Yeni adalah merupakan wanita yang
sangat sempurna.

Enak bercampur geli kursakan saat lidah Yeni menusuk bermain di lubang
pusarku, lidahnya seperti ular saja, lincah menjilati bagian perut dan
pusarku. Puas menjilati seluruh tubuhku Yeni menghentikan nya, kini
tangan Yeni mulai beraksi membuka ikat pinggangku lalu membuka pengait
celana jeansku.
“Sreeet…” resleting celanaku terbuka, dan dengan sedikit agak memaksa,
Yeni berhasil menurunkan celana jeans panjangku yang memang agak
sempit itu.
Setelah melempar celanaku, seperti tak sabar Yeni langsung membuka CD
ku hingga kini akupun bugil.
“Hei… koq bengkok gini bang…!!” teriak Yeni setelah melihat kontol ku
yang bengkok tegang mengacung.
“Hmmm…. Tapi kamu suka kan Yen?” ujarku sambil tersenyum padanya.
Tanpa menjawab pertanyaanku, Yeni langsung saja menggenggam Penisku
lalu didekatkannya ke mulutnya.
“Cuuh..croot..” tiba-tiba saja Yeni meludahi penisku, dari mulai
kepala hingga seluruh batangnya, penisku diluluri Yeni dengan air
ludahnya dan kemudian tangan kanannya mulai maju mundur
mengocok-ngocok penisku, sementara tangan kirinya sibuk meremas-remas
kantong buah jakarku. Sesekali kepala penisku diemutnya, sambil terus
mengocok penisku sesekali lidah Yeni juga menjilati bagian kantong
buah jakar ku. “Yen… kamu hebat…” seluruh tubuhku terasa kejang
mengerang merasakan nikmatnya dikocok dan di Oral oleh Yeni, dan hanya
kata itu yang bisa terucap dari mulutku, sungguh aku seakan melayang
dibuat Yeni.
Seperti tak memperdulikan ucapanku, Yeni malah jadi semakin liar,
dengan bernafsunya mengoral penisku dengan mulutnya. Dengan penuh
semangat dia terus mengulum kontolku. “Yen, nikmat banget emutanmu”,
erangku.
“Aaahhhhh… oooohhh…” desahku tidak menentu..
Tak tahan menahan geli saat dia menjilati lubang penisku, pantatku pun
tertarik sedikit kebelakang, hingga peniskupun spontan keluar dari
mulutnya.
“Plok!” kemaluaku berdiri tegak langsung menyentak keluar dari mulut Yeni.

Suasana yang romantis itu seketika saja buyar ketika tiba-tiba ada
bunyi yang setelah kucermati ternyata bunyi itu adalah bunyi pangilan
masuk dari telpon genggam ku yang ada dari balik saku celana
panjangku.
“Sebentar ya Yen itu bunyi HP abang” dengan rasa penasaran aku
langsung menghampiri celanaku lalu cepat2 kuambil HPku. Saat kulihat
di layar nya tertulis (Perli incoming call)
“Dari Perli Yen…” ujarku menjelaskan kepada Yeni sambil tanganku
menekan tombol YES utk menyambut call tersebut.
“Sory Brade… aku tadi buru-buru harus keluar, karena ada urusan
penting” (Suara Perli di HP ku) ujarnya beralasan.
“Ya udah, Is OK sih, cuma kamu kapan pulangnya” Ujarku ingin tau kapan
Perli pulang. Yang pasti saat itu aku sangat berharap Perli tidak
akan pulang cepat, karena aku masih belum puas menikmati keindahan
tubuh isterinya.
“Udah… kamu rilex aja dirumahku, mgkn paling cepat malam baru aku bisa
pulang, dan kalau usrusan nya blm selesai, bisa jadi lusa aku baru
bisa plg” Ujar Perli meyakinkan ku.
“YES” berarti aku akan punya banyak waktu utk bercinta dengan istri
mu, ujarku dalam hati sambil mataku melirik menatap Yeni yang dalam
keadaan bugil duduk dilantai diatas karpet lembut warna krim, sedang
sibuk memilih-milih CD lalu megutak-atik tombol sound sytem yang ada,
lalu terdengarlah alunan musik bernuansa slow.
Mengirukan sekali tubuh Yeni, putih dan mulus sekali tubuhnya.
Kontolku yang tadi sempat down lemas, jadi tegang kembali.
“Oklh brade… udah dulu ya” ujar Perli mengakhiri pembicaraan kami di
HP, lalu akupun memasukan kembali HP kedalam saku celanaku.

Dengan perasaan nafsu yang amat bergejolak, saat kuhampiri Yeni, aku
langsung meraih dan menarik tangannya. Seakan mengerti apa yang ku
inginkan, Yeni langsung bangun dan berdiri hingga posisi kami pun jadi
saling berhadapan.

“Begitulah dia bang…. Kadang bisa satu minggu tuh baru dia pulang”
ujar Yeni seakan memberitahuku ulah suaminya.
“Jangan khawatir… kpn pun, abang siap koq menemani Yeni” ujarku
langsung memeluk tubuhnya lalu ku cubit batang hidungnya mesra sambil
ku melirik melihat jam yang ada didinding tepat diatas kepala Yeni,
dan saat itu jam menunjukan pukul 04.15 Wib.
“Yeee…. Mau nya….!” Ujarnya penuh manja.
“Kau sungguh sempurna Yen…” ujar ku memberi sanjungan seraya
membisikan ditelinganya.
“Geli….hikhik…” Ujarnya riang sambil cekikikan menahan geli saat
bibirku nempel ditelinganya.
Layaknya sepasang suami isteri, saat itu tak ada lagi rasa canggung
diantara kami berdua.

Dalam posisi yang masih saling berpelukan, entah kenapa tiba-tiba mata
kami terpaut saling berpandangan, dan seketika suasana pun saat itu
jadi hening.
Hanya suara musik saja terdengar sayup perlahan kulihat kelopak mata
Yeni menutup seakan memberi tanda bahwa dia sudah siap utuk bercinta
dengan ku.
Perlahan… kuawali mengecup dagunya dengan penuh kelembutan, lalu naik
kebibirnya. ku kecup lalu ku emut dengan perlahan bibirnya yang atas
dan yang bawah secara bergantian.
“Eeeggghhh…” Terdengar suara Yeni lirih merangsang
“Srooup…..” tiba-tiba Yeni dengan ganasnya mengulum bibir ku.
Dengan bernafsunya kamipun asyik berkuluman dan berpaut bibir satu
sama lain. Kulumat mesra lalu kujulurkan lidahku. Mulutnya terbuka
perlahan menerima lidahku. Lama aku mempermainkan lidahku di dalam
mulutnya. Lidahnya begitu agresif menanggapi permainan lidahku,
sampai-sampai nafas kami berdua menjadi tidak beraturan.

Puas melumat bibir Yeni yang merah merakah, perlahan kini aku mulai
meciumi daerah belakang telinga nya. Kertika tercium aroma rambutnya
yang wangi aku jadi semakin terangsang dibuatnya. Pelan tapi pasti
lehernya yang putih jenjang pun tak luput dari jilatanku, sambil
tanganku juga terus bergerilya meraba-raba bagian perut dan gunung
kembarnya.

Sejenak kuhentikan ciumanku, dengan kedua tanganku ku peganga bahu
Yeni lalu ku putar tubuhnya hingga membelakangiku, kini tubuh bagian
depannya menempel kedinding.
Sejenak ku kembali terpana melihat keindahan tubuh Yeni, dari
belakang dia sangat terlihat seksi dan menggiurkan sekali. Terus
terang saja, jika di bandingkan isteriku, Yeni jauh lebih cantik.
Tubuh Yeni montok dan tinggi, sementara isteriku bertubuh kecil namun
imut-imut. Dibandingkan isteriku emang kulit Yeni sedikit lebih putih
dari isteriku.
Sungguh baru kali ini rasanya aku melihat wanita sesempurna dia.
Sudahlah cantik, kullitnya putih mulus, pantatnya montok dan padat
pula, lekukan pantatnya sungguh sempurna sekali.. Pahanya sangat mulus
dan padat, betisnya putih bersih, namun tidak terlampau besar dan
pergelangan kakinya pun pas ukurannya. Pokoknya dia wanita paling
sempurna yang pernah kulihat dan yang ku nikmati.
Saat kurapatkan tubuhku hingga menempel di belakang tubuhnya, Terasa
hangatnya hawa yang keluar dari tubuh kami. kurasakan kontolku tepat
berada lembut menempel di pantatnya. Inci demi inci mulai kuciumi
bagian belakang lehernya. Sambil kedua tanganku menerobos dari balik
ketiaknya brgerilya sebelah tangan ku memain-mainkan payudaranya,
sebelahnya lagi tangan ku meraba-raba daerah perutnya yang datar lalu
perlahan turun mengitari lembah di bawah perutnya hingga daerah
selakangannya.
“Est .. Ah ..uh ouw .. “ Yeni mendesah merangsang sambil tangannya
juga tak mau diam terus mengocok-ngocok kontolku.
Saat tangan ku berada di belahan Vagina nya yg lembut tanpa bulu
sedkitpun itu, terasa dibelahan itu sudah mulai basah, Aku terus
mempermainkan jari tengahku untuk menggelitik bagian yang paling
pribadinya. Perlahan kutarik kembali jariku yang basah itu terus
kuacungkan dekat hidungku, terciumlah bau aroma khas yang enak, dan
bau itu semakin membuatku bernafsu saja, lalu kumasukan jari
telunjukku yang basah itu kemulutku, kujilati lalu kutelan cairan
itu. Meski sedikikt anyir, namun aku suka rasanya, Enak dan gurih
sekali.

“Aku capek berdiri terus bang… kita pindah kesitu yuk” ujarYeni sambil
tangannya menunjuk kasur yang ada diruangan itu dan kemudian dia
membimbing menarik tanganku. kuiringi Yeni dari belakang mengahampiri
kasur yang ukurannya hanya cukup untuk satu orang itu.
Kasian Yeni, pasti dia sangat keletihan akibat lama berdiri tadi, dan
dia langsung merebahkan diri diatas kasur itu. Karena ukuran kasurnya
sangat kecil, Dan karena sempitnya kasur itu, aku terpaksa mengambil
posisi duduk tengah kedua kakinya tepat dibawah selakangannya.
Perlahan pertama ku dengan tangan kananku ku angkat betis kanan Yeni
lalu ku letakkan di bahuku. Indahnya betis putih Yeni yang mulus,
kulitnya halus dan licin sekali. Perlahan kuturunkan kaki indah Yeni
dari bahuku, dengan kedua tanganku kakinya sedikit ku tekuk. Mulai
dari ujung jari kakinya, perlahan ku kukecup satu persatu semua jari
kakinya kemudian kulahap ke dalam mulutku.
“Bang… Geli…Eghhh…” Yenipun mulai terangsang lagi
Puas melahap jari-jari kakinya, aku lanjutkan kecupan dan jilatanku ke
pergelangan kakinya, pelan-pelan naik ke betis dan lututnya. sampai ke
pertengahan pahanya yang mulus. Aku nikmati betul setiap inci kulit
paha mulus dan halusnya dgn sapuan bibir dan lidahku. Akhirnya mulutku
mulai mendekati pangkal pahanya. sementara tangan kiriku pun tak
tinggal diam mengelus-elus bagian pahanya yang mulus itu.
“hikhik….. Geli bang… please aku tak tahan nih….. udah ah….” ujarnya kegelian.

Saat ku hentikan jilatanku, Aku memperhatikan bibir vaginanya yang
mekar bagaikan bunga.seakan berharap agar aku segera menikmati
vaginanya, kulihat Yeni membuka kedua kakinya hingga mengangkang, dan
sungguh menggodaku, vaginnya mungil sekali… putih dan tidak ada
bulunya sama sekali. Di bagian belahannya yang berwarna merah muda
terlihat ada cairan yang membasahi di belahan itu

Kini kemaluan Yeni terlihat semakin terbuka lebar. Rasanya aku sudah
tak sabar lagi, ingin mulutku segera mendarat di bagian daging montok
nan putih mulus yang tidak ditumbuhi bulu selembar pun itu, dan
tentunya lidahku juga tak sabar ingin menerobos liangnya.
Kutempelkan hidungku dan kihirup aroma vagina Yeni dalam-dalam,
tercium aromanya yang khas, sungguh segar dan memabukkan ku. Setelah
beberapa kali kuhirup dan kunikmati aromanya, kujulurkan lidahku
hingga menyentuh bibir vaginanya. Lembut, basah dan menakjubkan.
Kujilat vaginanya pelan-pelan seperti kucing menjilati anaknya. Lalu
kusedot dan Kutelan semua cairan yang membanjiri liang vaginanya itu,
rasanya enak, meski agak asin-asin dan sedikit anyir tapi aku suka.
Semakin lama lidahku bermain-main, liang vaginanya pun makin basah
saja, seperti baru ketemu makanan lezat saja, aku pun semakin bernafsu
melahap dan menyedot madu yang mengalir dengan deras yang membasahi
vaginanya. Tak dapat dihindari, suara sedotan pun terdengar nyaring.
Saking asyiknya mengemut vagina Yeni, akupun tidak melihat lagi
bagaimana ekspresi atau keadaan Yeni, yang kurasakan saat itu beberapa
kali tubuh Yenny bergetar dan berkali-kali pantat Yeni terangkat dan
kembali terhempas dikasur. Sehingga saat dia mengangkat pantatnya
wajahku pun amblas menempel di bagian vaginanya, hingga seluruh
wajahku jadi basah oleh cairan hasratnya.

Lenguhan panjang setengah menjerit terdengar dari mulutnya ketika ku
gigit Klitoris vaginanya.
“Oowwwhhhh…… Enakkkk baaaaannnng…Eeggghhhhhh” ujar Yeni tiba-tiba
menjerit memecahkan kesunyian saat kusapu lubang anusnya dengan
lidahku.
“Sssttt… ntar anak kamu bangun” ujarku menenangkan Yeni.
“I i.. iya bang… maaf, habisnya enak sih…” katanya seperi merasa bersalah.
Tanpa mempedulikan jawaban Yeni, dengan lahap kembali kujilati
vaginanya. Kini jilatanku semakin liar, masuk menusuk-nusuk liang
vagina Yeni.
“Akhh, banng.. aku mauu.. akhh..” tiba-tiba tangan Yeni menjambak
rambutku lalu menekan wajahku kuat ke bagian selakagannya, sambil
menggelinjang dia mengangkat pantatnya.
Aku hampir tak bisa bernapas dibuatnya.
“hikhik…. Udah bang please….. Geliiiii….” Tiba-tiba tangannya
menjauhkan wajahku dari selakakngannya.
“Hmmm…Ternyata dia sudah mencapai orgasme” ujarku dalam hati sambil
melihat Yeni yang lemas terkapar karena telah mencapai orgasme.
Belum habis aku mengerutu dalam hati, tiba-tiba Yeni bangun dari kasur
lalu duduk tepat di depanku. kemudian dia berjingkit dengan kedua
lututnya, dan kedua tangannya dirangkulkannya di leherku.
“Muuaachhhh….” Yeni mengecup bibirku.
Sayu matanya memandangku, lalu akupun membalas mengecup lembut dikeningnya.
Tak sadar bibir kami akhirnya bertemu, dan dengan mesranya kamipun
berciuman saling melumat bibir, dan ketika kurasakan Tangan Yeni yang
lembut membelai-belai penisku, Woow.. burungkupun kembali mengeras.
“Bisakah kapan-kapan kita ulangi ini lagi bang…” Ujar Yeni membisikan
ditelingaku lalu kemudian dia menatapku seakan memohon padaku agar aku
bisa sesering mungkin berbagi kenimatan dengannya.
“Kapanpun kau mau aku akan siap untuk kembali berbagi dengan mu”
kataku kepadanya, sambil kembali ku mengecup keningnya.
“Bang…aku sayang kamu…” wajahnya lalu disandarkannya didadaku, dan
kamipun saling berpelukan.
Sama seperti yang telah Yeni ungkapkan, saat itu aku juga merasakan
hal yang sama terhadapnya.
“Apa mungkin kami berdua jatuh cinta….??” Ujarku bertanya dalam hati,
sambil tanganku terus membelai-belai rambutnya, tangan Yeni pun asyik
membelai dan mengocok penisku dengan perlahan.

“Bang aku udah pengen kali ngerasain sibengkok menerobos memek ku”
Ujar Yeni menyebut kontol ku dengan panggilan sibengkok, sambil kedua
tangannya mendorong tubuhku perlahan, agar aku berbaring di kasur yang
tadi direbahinya.
“Iya sayang,sibengkok juga udah kebelet tuh…” ujar ku menjawab seraya
merebahkan diriku dikasur.Dan tanpa basa-basi Yeni langsung
mengangkangi ku yang sudah rebahan di kasur, dengan sedikit agak
menungging Yeni meraih dan menggenggam kemaluanku dengan tangan
kanannya.Perlahan pantatnya turun, sejajar kearah kemaluanku yang
sudah mengacung ditangannya.
“sungguh indah tubuh wanita ini” Sekali lagi aku terkesima melihat
keindahan tubuh Yeni yang sedang berdiri mengangkangi ku. Vaginnya
yang mungil dan gundul tanpa bulu itu sangat indah kulihat dari bawah.
Saat kemaluan kami menempel, Yeni langsung menggoyangkan sebelah
tangannya yang menggenggam kontolku, tepat dibibir vaginanya.
Dengan posisi setengah jongkok, Yeni menggesek-gesekan kepala kontolku
di belahan vaginanya, Rasa geli menggelitik kepala kon tolku.
Namun hanya beberpa detik saja Yeni menghentikan gerakan tangannya,
dan dengan perlahan dia menurunkan pantatnya tepat diatas kontolku.
““Sssh… sssh… zzz…ah… ah… hhh…” Yeni mulai mendesah ketika kepala
kontolku mulai menyeruak menusuk lobang kemaluananya.
Meski sudah pernah melahirkan seoarang anak, Ternyata tidak sulit juga
menembus liang surga milik Yeni. Ujung kulit penisku tertahan, padahal
Yeni kan sudah bukan perawan lagi. namun memek Yeni kayak masih
perawan aja, sempit banget. Kasian Yeni. Kulihat pantatnya sampai
bergetar ketika dia memaksakan menduduki kontolku agar masuk keliang
vaginanya. Sementara kulit batang kontolku terasa bagai diplirid oleh
bibir memeknya yang sudah basah dengan kuatnya sampai menimbulkan
bunyi: srrrt!
“Auuooooohhhhhhhhh…..” Tiba-tiba Yeni tepekik panjang, dan kedua
tangannya erat sekali mencengkram bagian pahaku, sepertinya dia
kesakitan.
Kini sekujur batang kontolku sudah terbenam dijepit oleh vagina Yeni.
Dia diam sesaat, membiarkan kontolku tertanam seluruhnya di dalam
memeknya tanpa bergerak sedikit pun.
Dengan posisi jongkok diatas pahaku otot vaginanya tersasa kuat sekali
mencengkram batang kontolku, dgn kedua tangannya yg bertumpu diatas
dada ku Yeni mulai menggerakkan pinggulnya turun naik dan juga dengan
gerakan memutar. terus menaik turunkan menghentakkan agak keras
pantatnya menekan lalu mengocok kontolku hingga ambles di lubang
memeknya, rasanya mentok di mulut rahimnya.
“Auhh.. Aakkhh.. Iihh.. Uhh.. Oohh.. Sstt…. Plak..plek…plekk” Suara
hentakan pantat dan erangan Yeni semakin kuat.
Takut kalau-kalau suara Yeni bakal terdengar oleh anaknya yang masih
tidur dikamar sebelah, cepat-cepat aku bangkit. Dengan posisi duduk
kurangkul kepala Yeni dan langsung kulumat bibirnya.
“Enghhhh…..Hehhmmmmm…Baaaaaa….nnnngg…” erangan suara Yeni tertahan
didalam mulutku yang mengulum mulutnya.
Sudah 10 menit kami mengejar kenikmatan dengan posisi ini, Yeni terus
menggenjot pantatnya kayak kesetanan, agar dia tak bersuara ku tarik
lidahnya dengan mulutku, lalu ku emut lidahnya terus, sesekali air
liurnya juga kutelan.
“Plaaak…Plekkkkk…..plaakkkkkk…” suara hentakan keras pantat Yeni yang
mengenai bawah perutku terus berbunyi.
Pendingin ruangan kamar itu pun sudah tak terasa lagi, dari rambut
hingga sekujur tubuh kami berdua pun sudah basah oleh karena mandi
keringat.
““Bang, gantian donkk … capek nih…” ujar Yeni menghentikan
genjotannya. Diangkatnya pantatnya. “Plok” Kontolku pun keluar dari
liang vagina Yeni. Bagian batang Kontolku becek oleh cairan vagina
Yeni yang telah berubah jadi seperti busa sabun, akibat gesekan
konotolku yang terus keluar masuk mengocok liang vaginanya makanya
cairan nya jadi seperti itu.
Dengan Rambutnya yang basah kuyup dan tubuhnya yang mengkilat oleh
keringat,Yeni tampak seksi sekali, dia beridiri dihadapanku, dan
wajahku dekat sekali dengan vaginanya.
“Kamu capek ya sayang….” Ujarku menggodanya.
“Yeee….. sudah jelas capek masih pake nanya…. Trus skrg gimana nih…”
Yeni bersikap manja seraya meminta aku untuk mengubah gaya permainan
kami.
“Ya udah…. Sekarang kamu tengkurap di kasur… trus tindih perutmu
kebantal ini” ujarku meminta Yeni tengkurap. Dengan posisi bantal yang
mengganjal di bagian perutnya, maka bokong Yeni yang behaenol pun jadi
agak menungging. Dan dengan posisi itu, dari antara belahan pantatnya
yang putih mulus, terlihat Vagina indahnya menantang menantikan
kontolku. Sungguh ini sebuah pemandangan yang langka bagiku.
Tanpa melalui pemanasan lagi, akupun langsung mengambil posisi duduk
diatas pantat nya, dengan tangan kiri, ku tuntun kontolku menuju
belahan vaginanya yang bersembunyi dari belahan pantatnya itu.
Dengan perlahan begitu kepala kontolku menempel di belahan vagina
Yeni, alon-alon kutekan pinggulku maju kedepan hingga kepala kontolku
sedikit-demi sedikit penisku tenggelam dalam kehangatan liang Yeni
yang basah dan nikmat. Ketika hampir seluruh batang penisku memasuki
vagina, aku mencabutnya kembali. Kemudian kembali memasukkannya
perlahan.di antara belahan itu.
”Ohhh …. ahhhh ….. hhhhh … shhhh ….Bannnng….” wajah Yeni
menoleh kebelakang menatap ku sambil mendesah, kulihat matanya sayu
merangsang, saat seluruh batang kontolku tertanam seluruhnya kedalam
liang senggamanya. Lalu aku tengkurap diatas tubuhnya. Dengan kedua
kakiku, kurapatkan posisi kakiYeni yang tadi agak terbuka hingga
merapat. Dengan posisi seperti ini Dinding vagina Yeni seakan semakin
kuat memijit batang penisku dan lebih terasa kesat.
“Bannnnng….. ooooohhhhhh…. kalau begini aa….kuu.. tak kuaaatt”, jerit
Yeni keenakan.
“Tak apa sayang…. silahkan orgasme, kan nanti masih bisa kita ulang”
tantangku. Kini kutambah rangsangan dengan menjilati bagian kupingnya.
Tidak berapa lama kemudian dia menjerit…. “.auuuuuuuuwwww aku keluar
Baaang oooooooooooohhhhhhh hhenak sekali…..” Yeni menggelinjang
seperti buaya, dia sdh mau mencapai orgasme. Akupun sudah merasakan
spermaku sudah akan tumpah, aku pacu sekencang mungkin, pantat Yeni
yang kenyal bergoyang seirama dengan hentakanku,
“Tuunnnngguuuuu……..abannng……….juugaaaaaa…hampiiiirr … Ooookkkkkhhhhh”
”Keluarkan didalam ajaaa baaaaannng…” ujar Yenipun serak akibat nafsunya.
Dan tak lama, selang beberapa detik setelah Yeni meminta aku
menyemprotkan cairan pejuhku didalam vaginanya, seluruh tubuhku
meregang kaku, aliran kenikmatan menuju peniskupun akhirnya
memuntahkan laharnya kedalam vagina Yeni.
“Croooot…crooott…….crooot”
Ada sekitar sepuluh kedutan nikmat yang aku tumpahkan kedalam
vaginanya, sementara Yeni ku lihat mulutnya menggigit sprey
dihadapannya.

Setelah kami sama-sama mencapai puncak, puas dan menikmati
persetubuhan yang sesungguhnya, kami lalu berdua tergeletak. Aku
trebaring diatas karpet sementara Yeni masih dengan posisi tengkurap
tidak bertenaga di atas kasur. Aku lihat jam dinding menunjukkan pukul
7.00 pagi. tanpa terasa kami bermain kurang lebih 3 jam. Sudah jadi
kebiasaan nya setiap pagii yang harus mengantarkan anaknya kesekolah
disalah satu PAUD, pagi itu Yeni langsung mandi lalu pergi
mengantarkan anaknya kesekolah. Karena kupiir aku lagi ditinggal
isteriku, maka setelah mencuci tubuhku aku memilih tidak pulang dan
akan istirahat di kamar tadi saja, toh, Perli juga udah memberi ku
izin. Hanya dengan mengenakan celana panjang, tanpa pakai baju, aku
kemudian langsung baring diatas kasur tampat aku ML ama Yeni
tadi.Hingga akupun tertidur lelap.
Ketika waktu sudah masuk magribh tau-tau aku dibangunkan tidurku di usik.
“Bang…bang… udah magribh nih… ayo bangun…” Saat ku buka mata ternyata
Yeni sang bidadari ku yang membangunkan tidurku. Akupun langsung pamit
pulang dan kambali lagi setelah mandi dan mengganti pakaianku. Karena
Perli memberitahu ku katanya akan pulang tiga hari lagi, maka
kesempatan itu tak kami sia-siakan. Berkali-kali kami terus melakukan
yang gituan sebelum kepulangan suaminya. Siang, malam, ketika mandi,
Bahkan kalau pas lagi horney ketika isteriku udah pulng dan suaminya
jg sdh dirumah, kami juga melakukannya di hotel. Dan sejak saat itu,
aku terpaksa harus bisa membagi waktu yang seadil-adilnya utntuk
memenuhi hasrat bercinta tiga orang wanita. Yakni : 1.
Isteriku_______2. si Ena (Teman Isteriku)______3. si Yeni (Isteri
Temanku)
READ MORE - Pengaruh Ekstasi

Meki Janda Muda

· 0 komentar
Sudah dua tahun Tini menjanda. Suaminya sedang merengkok dalam penjara kerana dituduh mengedar dadah. Kerana memikirkan suaminya akan dihukum gantung maka Tini meminta cerai dari suaminya. Tak guna menunggu suaminya yang akhirnya akan ke tali gantung.

Dalam usia 25 tahun Tini memerlukan belaian kasih sayang seorang lelaki. Nafsunya sedang berada dipuncaknya dalam usia sebegini. Ghairahnya perlu ditangani dan keiginan batinnya perlu dipenuhi. Dengan wajahnya yang cantik dan kehidupannya yang mewah hasil peninggalan harta suaminya maka banyak lelaki muda maupun tua yang cuba mendekati Tini. Malah ada lelaki tua yang bergelar Datuk cuba menghampirinya. Semuanya ditolak dengan baik oleh Tini.

Sebagai seorang model sambilan penampilan Tini memang bergaya. Dengan wajah ayu dan susuk tubuh tinggi lampai maka lengkap pekej Tini sebagai seorang wanita idaman. Senyumannya saja boleh mencairkan hati lelaki yang melihatnya.

Bila sudah lama tidak dibelai lelaki bergelar suami kadangkala Tini rasa kesunyian. Dalam kesunyian itulah nafsu dan ghairahnya membuak-buak bagikan lahar gunung berapi. Bagi meredakan nafsunya maka Tini akan menonton vcd porno. Sambil melihat adegan ghairah di skrin tv Tini akan mengusap alat kelaminnya sehingga dia mencapai kepuasan.

Pagi itu ghairahnya bangkit lagi. Hanya kerana melihat kucing kesayangannya sedang berasmara dengan kucing jantan tetangganya. Kucingnya yang sedang miang dan berguling-guling di lantai diterkam oleh kucing jantan. Kucingnya mengerang kenikmatan bila zakar berduri kucing jantan dengan lajunya keluar masuk lubang burit kucingnya.

Tini meraba-raba kemaluannya dan kelentitnya diusap-usap lembut dengan jari-jarinya. Jeritan-jeritan kucingnya yang sedang berasmara itu membuatkan nafsu dan ghairahnya sukar dibendung. Pada ketika seperti ini Tini amat memerlukan seorang lelaki bagi memenuhi kehendak batinnya.

Sedang dia asyik melihat kucingnya yang berguling-guling manja, loceng rumahnya berbunyi. Tini menjenguk ke pintu pagar dan melihat sebuah pick-up bersama dua orang lelaki. Di dinding kenderaan tersebut tertulis jenama pendingin udara. Baru Tini tersedar dia ada menghubungi syarikat air-con untuk membetulkan air-con di ruang tamunya yang sudah dua hari tidak berfungsi.

Tini menekan punat di alat kawalan jauh dan pintu pagar automatiknya terbuka. Pick-up warna hitam itu meluru masuk ke halaman rumahnya. Kedua-dua pintu hadapannya terbuka dan keluar seorang lelaki india di bahagian pemandu dan seorang lelaki cina di bahagian penumpang.

Lelaki india tersebut mengambil kotak peralatan di bahagian belakang kenderaan dan mengekori lelaki cina yang agak berusia. Tini membuka pintu ruang tamu dan mempersila kedua lelaki tersebut masuk.

”Mana air-con yang rosak?” tanya lelaki cina yang kemudian dikenali sebagai Ah Tong.

”Itu,” jawab Tini sambil menunjuk air-con jenis split yang berkekuatan dua kuasa kuda.

”Raju, awak tengok apa rosaknya,” arah Ah Tong kepada lelaki india pembantunya.

Raju mengikut saja arahan Ah Tong majikannya. Dengan menggunakan tangga dia memanjat dan memeriksa air-con berjenama York itu. Dibuka bahagian penutupnya dan ditarik penapis udara alat pendingin udara tersebut.

”Air-con ini perlu di servis. Banyak habuk.” Raju menjerit agak kuat.

”Berapa lama lu tak servis ini air-con.” Tanya Ah Tong kepada Tini.

”Mungkin satu tahun. Sejak beli memang tak pernah servis.” Jawab Tini.

”Patutlah jem. Air-con kena servis enam bulan sekali.” Terang Ah Tong.

”Buatlah apa yang patut. Asal dia jalan balik sudahlah.”

”Raju, lu bawak turun itu air-con dan cuci di luar sana,” perintah Ah Tong sambil menunjuk ke halaman yang ada paip air.

Tini dan Ah Tong duduk saja di ruang tamu sambil memerhati Raju membersih air-con. Tiba-tiba Tini teringat dvd playernya yang tidak mengeluarkan gambar di bilik tidurnya.

”Ah Tong, lu boleh tengok dvd player saya di tingkat atas. Sudah dua hari rosak.”

Ah Tong dan Tini naik ke tingkat atas banglo dua tingkat itu. Ah Tong langsung menuju ke meja rendah di sudit bilik tempat tv dan dvd player di tempatkan. Sambil bersila di atas karpet tebal Ah Tong memeriksa dvd player yang dimaksudkan. Tini duduk di pinggir katil lebar bertilam tebal yang empuk memerhati Ah Tong si apek cina yang sedang membelek dvd player jenama Sony.

Di bahagian belakang rumah kucing Tini masih galak berasmara. Suara-suara kucing betina yang sedang miang jelas di kuping telinga Tini. Suara jeritan kucing betina yang sedang dikongkek oleh kucing jantan menghantui fikiran Tini. Bayangan zakar berduri keluar masuk lubang burit kucing betina menimbul resah di fikiran Tini. Tanpa sadar Tini meraba kemaluannya dan cairan panas mengalir perlahan membasahi bibir-bibir yang mula membengkak.

Tini memerhati Ah Tong yang memakai seluar pendek berkaki lebar. Celah kelangkang apek tua itu diperhati. Tini mula membayangkan batang bulat kepunyaan Ah Tong. Tini tak kisah lagi Ah Tong yang tua itu. Yang difikirkannya batang pelir yang mampu mengeras dan mampu menyelam dalam lubang kemaluannya yang terasa gatal-gatal.

Ah Tong, lu boleh servis barang gua tak. Dah dua tahun tak servis.”

“Barang apa tu?”

“Ini.” Tini menunjuk ke arah kelangkangnya sambil tersenyum.

“Lu jangan main-main.” Apek tua membelalakkan matanya ke arah Tini yang senyum-senyum menggoda.

“Gua tak main-main. Boleh ke lu servis.” Tini bersura manja.

Jari-jari Tini mula melepaskan satu persatu kancing baju yang dipakainya. Blous labuh dan longgar itu dilepaskan dari tubuhnya.

Terpegun Ah Tong melihat Tini yang berkulit bersih telanjang bulat bagaikan boneka di hadapannya. Lelaki cina separuh baya itu terkaku.

Jantungnya berdenyut kencang dan alat kelaminnya mula mengeras. Ah Tong hanya menelan liur melihat wanita muda di hadapannya. Janda berusia 25 tahun itu sungguh mengiurkan. Berkulit putih halus dan tinggi lampai, Tini kelihatan amat sempurna. Buah dada yang sempurna bentuknya, pinggang yang ramping dan tundun yang dihiasi bulu-bulu halus teramat indah. Ah Tong terpaku dengan mulut ternganga melihat pemandangan indah di hadapannya. Indahnya ciptaan tuhan, fikirnya.

Tini yang masih duduk di katil menarik tangan Ah Tong. Ah Tong terduduk di sisi Tini. Semerbak bau harum badan dan rambut Tini menerpa ke lubang hidungnya. Sungguh pun sudah tua tetapi bila berdekatan dengan wanita perasaan ghairahnya bangkit juga. Naluri lelakinya tercabar bila wanita muda cantik molek memulakan aksi.

”Ah Tong, lu tak suka gua,” rengek Tini dengan nada merayu.

”Lu jangan main-main, Tini. Walau pun gua sudah tua tapi barang gua masih OK,” jawab Ah Tong terketar-ketar kerana dipengaruhi gelora nafsu.

Apek tua memerhati badan Tini yang masih solid itu terdedah. Buah dadanya yang pejal dan kenyal membukit. Putingnya yang berwarna merah sebesar kelingking mengeras. Mata Ah Tong terbeliak memandang pertunjukan percuma di hadapannya. Dengan lembut Tini menarik tangan Ah Tong dan diletakkan di atas buah dadanya. Jantung Ah Tong berdenyut kencang dan buah dada mengkal tersebut di usik dan diramas perlahan-lahan. Lembut, kenyal, licin dan seribu satu perasaan menjalar ke otak Ah Tong, cina tua yang sudah lama kematian isteri. Ah Tong menarik nafas panjang dan menelan liur.

Jantung Ah Tong makin bertambah kencang. Sementara tangannya meramas dan memicit gunung kembar Tini, matanya tak lekang daripada celah paha Tini. Faham dengan maksud Ah Tong, Tini merenggangkan kedua pahanya menampakkan kemaluannya yang sentiasa dijaga kemas. Bulu-bulu di bahagian pinggir dicukur licin hanya di bahagian tengah tundun di tinggal sedikit. Bulu-bulu hitam pendek itu sungguh cantik pada pandangan Ah Tong. Mata Ah Tong terbeliak melotot pemandangan yang telah lama tidak dilihatnya. Perasaan geramnya bertambah-tambah.

Tini makin menggoda Ah Tong. Pahanya dikangkang lebih luas menampakkan lurah yang merekah. Bibir kemaluan yang lembut dan merah benar-benar membuat keinginan Ah Tong ditahap maksima. Ah Tong terus menerkam burit tembam Tini. Sudah lama dia tidak melihat burit perempuan. Burit terbelah merah di hadapannya benar-benar memukau. Dia melutut sambil menghidu bulu-bulu halus di tundun yang membukit.

Hidungnya kemudian bergerak ke bawah ke lurah yang sedang merekah lembab. Bau burit Tini disedut dalam-dalam. Aroma khas kemaluan wanita dihidu, nafasnya ditarik dalam-dalam. Pertama kali dalam hidupnya dia mencium burit perempuan melayu. Sungguh segar berbanding bau burit cina kepunyaan isterinya dulu.

Puas menghidu aroma vagina, Ah Tong mula menjilat bibir burit Tini yang merah dan lembut, sementara Tini mengangkang lebih luas memudahkan apek tua bertindak.

Tini menderam halus… aahh… ahhhhh.. issshhh… Tini membiarkan lidah kasar Ah Tong meneroka lubang keramatnya.

Ah Tong mengigit lembut kelentitnya. Ah Tong teramat suka kepanasan dan aroma burit Tini. Sudah lama Ah Tong tak pernah tidur dengan perempuan sejak isterinya mati lima tahun dulu. Dia tidak pernah memantat perempuan melayu sebelum ini. Kawan-kawannya bercerita burit perempuan melayu ketat dan panas. Rezeki depan mata takkan dia lepaskan begitu saja.

Pelirnya yang telah lama bertapa akan menemukan pasangannya. Pelir Ah Tong meronta-ronta ingin keluar dari seluar. Secara spontan Ah Tong melurutkan seluarnya. Batangnya yang keras mencanak dengan kulit nipis masih menutup kepala pelir. Tini terpegun melihat Ah Tong yang berumur separuh baya masih gagah. Pelirnya biasa-biasa saja, taklah besar lebih kurang kepunyaan suaminya saja.

Tini memegang dan melurut pelir Ah Tong. Kulit kulup bergerak dan menampakkan kepala licin sungguh merah. Pertama kali Tini memegang kemaluan orang lain selain suaminya. Dan pertama kali juga dia melihat dan memegang zakar lelaki dewasa yang tak berkhatan, pelir yang kulit kulupnya masih utuh. Begini rupanya pelir tak bersunat, fikir Tini.

“Apek, lu tak bersunatkah.. kenapa lu tak potong kulit kulup ni?” tanya Tini sambil bermain dengan muncung kulup.

Dilancap dan dilurut batang tua kepunyaan apek cina. Batang coklat muda berkepala merah sekejap terbuka sekejap tertutup. Lucu pada penglihatan Tini.

“Mana ada orang cina sunat. Lu tak suka ke lancau tak sunat?”

Tini mendekatkan batang hidungnya ke kepala pelir Ah Tong yang kembang bulat. Dicium bau pelir Ah Tong. Memang ada bau keras di situ. Berbeza dengan bau kepala pelir suaminya. Bila saja bau kepala pelir Ah Tong disedutnya, buritnya tiba-tiba mengemut. Sejak dulu lagi Tini mengidam nak merasa batang cina. Batang hindu pun dia teringin nak rasa.

“Sekali lu rasa lancau tak potong, nanti lu boleh ketagih ooo”.

”Kenapa? Lancau tak potong ada dadah kaa sampai boleh ketagih?”

”Itu dadah untuk mulut atas. Ini lancau untuk mulut bawah. Sekali lu rasa nanti tiap hari lu mau.”

”Mulut atas tak boleh hisap lancau ke apek?”

”Boleh, boleh.. tapi bini gua tak pernah hisap lancau gua”.

”Mari sini, dekat sikit. Gua mau hisap lu punya lancau. Nanti lu boleh ketagih, apek”.

Ah Tong amat teruja bila Tini mau menghisap lancaunya. Belum pernah lancaunya dihisap orang. Sekarang wanita melayu yang cantik dengan bibir merah ingin menghisap batang butuhnya. Tak sabar dia menyuakan batang pelirnya yang keras berdenyut-denyut ke muka Tini. Kepala merah bertambah kilatnya kerana Ah Tong sudah amat terangsang. Sengaja kulit kulupnya ditarik ke belakang supaya kepala licin selesa dalam mulut Tini yang mungil.

Ah Tong berdiri di tepi katil. Tini masih duduk telanjang bulat diatas tilam. Ah Tong bergerak menghampiri Tini. Batang butuhnya betul-betul berada di hadapan muka Tini. Tini memegang lembut melurut-lurut batang tua yang keras terpacak tersebut. Kepala merah sekejap ada sekejap hilang mengikut irama lancapan Tini. Ah Tong dah tak sabar lagi ingin merasai bibir merah yang basah tersebut mengepit batang pelirnya.

Apek tua bangun berdiri. Batang kulupnya dihalakan ke muka Tini. Tini memegang lembut batang tua tersebut. Kepala merah yang telah terkeluar dari sarungnya dijilat dan dikulum, Ah Tong dapat merasakan kehangatan mulut Tini. Beberapa kali dikemut dengan bibir mungil dan mulut yang basah hangat, Ah Tong rasa macam nak terpancut.

”Cukup, cukup… gua tak mau pancut dalam mulut. Gua mau pancut dalam lu punya burit,” pinta Ah Tong.

“Kalau lu mau rasa burit gua lu kena kasi free servis air-con.”

“Mana boleh free, gua kena bayar gaji Raju.”

“Kalau tak boleh lu boleh simpan saja lancau lu.”

“Mana boleh, gua dah tak tahan ni. OKlah servis air-con free.”

“OK, kira jadi. Sekarang lu boleh cuba lubang gua yang sempit ni.”

Tini bergerak ke tengah tilam. Pahanya dikangkang. Ah Tong bergerak rapat ke celah paha. Kepala merah yang masih tertutup kulup menuju ke lurah yang telah basah dan banjir dengan air liur Ah Tong bercampur air mazi Tini. Tini tak sabar ingin mencuba batang berkulup. Kata orang kulit kulup yang berlipat-lipat itu terasa lebih nikmat bila bergesel dengan dinding burit. Kepala merah mula terbenam menyelam ke telaga nikmat. Lubang Tini sungguh rapat dan sempit. Ah Tong dapat merasakan kulit kulupnya tertolak ke belakang bila dia menekan batang butuhnya.

Bila ditarik kulit kulup kembali menutup kepala pelirnya. Batang tua itu susah juga nak masuk, sampai bengkok-bengkok bila Ah Tong menekan kuat. Kepalanya yang sensitif itu terasa sungguh geli. Sungguh hangat lubang Tini, macam nak terbakar kepala pelirnya.

“Arghhh manyak kecik la ini lubang, lu pakai apa Tini, lu minum jamu ke?”, Ah Tong cuba menujah lagi supaya pelirnya masuk lebih dalam.

Batang tua itu agak sukar menembusi lubang Tini yang masih muda itu. Sudah lama Ah Tong tak memburit. Batang tua itu hanya diguna untuk kencing saja. Sudah lima tahun batang itu bertapa. Kalau besi mungkin dah berkarat. Tini terlentang menanti tindakan lanjut Ah Tong. Gelojoh betul orang tua ni. Tangan Ah Tong mula mencari buah dada Tini. Dia menggentel dan meramas kasar. Ah Tong mula menyorong tarik batangnya.

Sekali, dua kali, tiga kali… Tini mengemut kuat… Buah dadanya bergoyang-goyang seiring dengan dayungan Ah Tong. Sedap juga batang cina tua ini. Tini gembira dapat merasai batang butuh tak bersunat. Terbeliak matanya bila Ah Tong menekan hingga ke pangkal.

Raju yang telah selesai memperbaiki air-con sudah lama menunggu Ah Tong. Raju agak hairan kenapa Ah Tong tak turun-turun. Raju menapak anak tangga menuju ke atas. Dari bilik yang tak tertutup pintunya Raju mendengar suara orang mengerang. Melalui pintu yang tidak ditutup Raju terpaku melihat Ah Tong sedang berada di celah paha Tini. Jelas terlihat batang pelir Ah Tong yang berlumuran lendir keluar masuk dalam lubang burit Tini yang juga basah berlendir. Ah Tong mendengus, Tini mengerang. Dua-duanya sedang keenakan. Lelaki cina tua perut boroi mendakap erat tubuh perempuan melayu cantik molek berkulit putih gebu.

“Ahhhh Tini, manyak sedap ooo… “ Ah Tong tak tahan lagi.. kepala pelirnya terasa sangat geli, batangnya bagai diperah-perah oleh burit

Tini yang mula basah. Dia menyorong lagi, sekali, dua kali, dan batang tua itu tak dapat bertahan lama dikepit oleh lubang muda.

Creettt.. creettt.. air maninya ditembak ke dalam burit Tini.

Air benih yang disimpan lama sungguh pekat. Tini dpat merasakan kehangatannya. Apek tua itu kehabisan nafas. Dia rebah di sebelah Tini.

“Kenapa cepat sangat apek lu dah kalah. Gua tak puas lagi.”

”Ah tak boleh tahan, dah lama tak main looo. Lu punya barang sungguh ketat. Tak boleh tahan… geli.”

Ah Tong terbaring keletihan di sisi Tini. Tini masih terlentang dengan kaki terbuka. Matanya terpejam dengan perasaan sedikit kecewa. Ah Tong tak mampu memberinya kepuasan. Belum apa-apa apek tua itu sudah menyerah kalah. Kulup cina tua tak mampu bertahan lama. Tini baru separuh jalan, apek tua sudah menyerah.

Mata Raju terbeliak, nafsunya meronta-ronta, batang butuhnya terpacak keras…
READ MORE - Meki Janda Muda

Cerita dewasa cewek disodomi dan diperkosa

· 1 komentar
Cerita dewasa cewek disodomi dan diperkosa

Cerita dewasa cewek disodomi dan diperkosa. This nefarious and anti social practice is left and who has attained …

Cerita Di Sodomi Cewek

Apakah anda mencari berita tentang cerita di sodomi cewek kami disini mempunyai sedikit berita tentang cerita di sodomi cewek di blog … Cerita cewek amoy ABG diperkosa ramai ramai Cerita Dewasa …

Pemerkosaan Brutal - Bokepabg.info, artis bispak, cerita seks ...

Kumpulan cerita seks, cerita dewasa, cerita seru, cerita panas … lantai setelah disodomi dua pemuda, lalu mereka kembali beramai-ramai memompa ciciku, … Tags: cerita hot cewek diperkosa dipaksa ngentot kisah di perkosa seks brutal …

Cerita Dewasa Disodomi | Pacar Sewaan

Cerita Dewasa Disodomi … Cerita Dewasa Pecahnya Perawan Gadis SMP Cerita Dewasa Seks Com. Cerita Dewasa Seks Com …

Cerita Cewek Di Sodomi/.html | Cerita Seru Panas

12 Okt 2010 … Cerita Seru Panas. Cerita Seru Panas Dewasa 17tahun … Search Result cerita cewek di sodomi/.html from other websites: …

Nikmatnya Kontol Waria - Cewek bispak toket gede memek gadis

Cewek bispak, toket, cerita seru dewasa, artis bokep, 3gp download … nikmatnya disodomi waria … “kalo lu cowok lu aja yg bugil say…masa kontol gede gini ga berani bugil she …

Video Bokep Cowok indonesia di sodomi xxx 3gp | Download Video ...

19 Agu 2010 … Parah Ribuan Cowok Dan Cewek Telanjang Massal Sela. … Cerita dewasa tukar pasangan – Mantan Pacarku …
bokep3gpvideo.com/video-bokep-cowok...

cerita tentang nikmatnya anus cewek di sodomi | Info Tante

cerita tentang nikmatnya anus cewek di sodomi. Nikmatnya Lubang-lubang Tetanggaku Dalam Kumpulan Cerita Dewasa …

Perawan Disodomi

Cerita Dewasa Pecahnya Perawan Gadis SMP Cerita Dewasa Seks Com. Gimana Rasanya Disodomi Ya Pikirku Agus Semakin …

Topik Cerita Dewasa Disodomi

Home » Topik : cerita dewasa disodomi … Cerita Dewasa – Pecahnya perawan gadis SMP | Cerita Dewasa Seks.

Cerita Dewasa

10 Mar 2009 … Semenjak dia punya pacar, rasanya semakin jarang aku dan kakakku saling berbagi cerita. …

Cerita Dewasa

Ini cerita kedua yang aku kirim. Kali ini aku akan bercerita tentang affairku dengan teman sekantor. …

Cerita Dewasa

Cerita dewasa – Pertama-tama perkenalkan saya Andy (bukan nama sebenarnya). Saat ini saya menginjak 17tahun, …

Cerita Dewasa - Cerita Kisah Nyata - Suami Selingkuh

Cerita nyata tentang suami selingkuh yang dibalas selingkuh oleh sang istri. Cerita dewasa ini kisah nyata suamiku …

Cerita Dewasa Seks

Situs Cerita Dewasa,Cerita Seks Panas, Cerita dewasa Seks, Cerita Pengalaman ngentot seks pertama kali.

Leave Story Dewasa

cerita panas, dewasa, lesbian, gay. … 99% Cerita berisi konten Hiburan. Dibuat untuk terapi lemah syahwat,
Cerita Dewasa

skip to main | skip to sidebar. Cerita Dewasa. Cerita Dewasa, Cerita Panas - Khusus 17 Tahun, Cerita Dewasa 17 Tahun …

cerita dewasa

ceritacerita. Kumpulan cerita dwasa, cerita seru, cerita lucu. 27/12/10 ( 15:02 WIB).
Cerita Dewasa

3 Okt 2008 … Singkat cerita, setelah ?berjuang? hampir 3 jam, tanya ke sana kemari, dua kali naik mikrolet

Cerita Dewasa Seks Porno 17 tahun Selingkuh Pesta Seks Cerita Panas

Koleksi Cerita Dewasa, Cerita Panas, Cerita Seks, Cerita Porno 17 tahun Keatas.
READ MORE - Cerita dewasa cewek disodomi dan diperkosa

Seks Pertamaku adalah Pesta Seks

· 0 komentar
Pengalaman Sex Pertamaku

Saya dibesarkan di keluarga yang taat beragama. Dari SD hingga SMP saya disekolahkan di sebuah sekolah berlatar belakang agama. Sebenarnya dari kelas 6 SD, gairah seksual saya tinggi sekali tetapi saya selalu berhasil menekannya dengan membaca buku. Selesai SMP tahun 1989, saya melanjutkan ke SMA negeri di kawasan bulungan, Jakarta Selatan.

Di hari pertama masuk SMA, saya sudah langsung akrab dengan teman-teman baru bernama Vera, Angki dan Nia. Mereka cantik, kaya dan pintar. Dari mereka bertiga, terus terang yang bertubuh paling indah adalah si Vera. Tubuh saya cenderung biasa saja tetapi berbuah dada besar karena dulu saya gemuk, tetapi berkat diet ketat dan olah raga gila-gilaan, saya berhasil menurunkan berat badan tetapi payudaraku tetap saja besar.

Di suatu hari Sabtu, sepulang sekolah kami menginap ke rumah Vera di Pondok Indah. Rumah Vera besar sekali dan punya kolam renang. Di rumah Vera, kami ngerumpi segala macam hal sambil bermalas-malasan di sofa. Di sore hari, kami berempat ganti baju untuk berenang. Di kamar Vera, dengan cueknya Vera, Angki dan Nia telanjang didepanku untuk ganti baju. Saya awalnya agak risih tetapi saya ikut-ikutan cuek. Saya melirik tubuh ketiga teman saya yang langsing. Ku lirik selangkangan mereka dan bulu kemaluan mereka tercukur rapi bahkan Vera mencukur habis bulu kemaluannya. Tiba-tiba si Nia berteriak ke arah saya..

“Gile, jembut Dinda lebat banget”
Kontan Vera dan Angki menengok kearah saya. Saya menjadi sedikit malu.

“Dicukur dong Dinda, enggak malu tuh sama celana dalam?” kata Angki.
“Gue belum pernah cukur jembut” jawabku.
“Ini ada gunting dan shaver, cukur aja kalau mau” kata Vera.

Saya menerima gunting dan shaver lalu mencukur jembutku di kamar mandi Vera. Angki dan Nia tidak menunggu lebih lama, mereka langsung menceburkan diri ke kolam renang sedangkan Vera menunggui saya. Setelah mencoba memendekkan jembut, Vera masuk ke kamar mandi dan melihat hasil saya.

“Kurang pendek, Dinda. Abisin aja” kata Vera.
“Nggak berani, takut lecet” jawabku.
“Sini gue bantuin” kata Vera.

Vera lalu berjongkok di hadapanku. Saya sendiri posisinya duduk di kursi toilet. Vera membuka lebar kaki saya lalu mengoleskan shaving cream ke sekitar vagina. Ada sensasi getaran menyelubungi tubuhku saat jari Vera menyentuh vaginaku. Dengan cepat Vera menyapu shaver ke jembutku dan menggunduli semua rambut-rambut didaerah kelaminku. Tak terasa dalam waktu 5 menit, Vera telah selesai dengan karyanya. Ia mengambil handuk kecil lalu dibasahi dengan air kemudian ia membersihkan sisa-sisa shaving cream dari selangkanganku.

“Bagus kan?” kata Vera.

Saya menengok ke bawah dan melihat vaginaku yang botak seperti bayi. OK juga kerjaannya. Vera lalu jongkok kembali di selangkanganku dan membersihkan sedikit selangkanganku.

“Dinda, elo masih perawan ya?” kata Vera.
“Iya, kok tau?”
“Vagina elo rapat banget” kata Vera.

Sekali-kali jari Vera membuka bibir vagina saya. Nafasku mulai memburu menahan getaran dalam tubuhku. Ada apa ini? Tanya saya dalam hati. Vera melirik ke arahku lalu jarinya kembali memainkan vaginaku.

“Ooh, Vera, geli ah”

Vera nyengir nakal tapi jarinya masih mengelus-elus vaginaku. Saya benar-benar menjadi gila rasanya menahan perasaan ini. Tak terasa saya menjambak rambut Vera dan Vera menjadi semakin agresif memainkan jarinya di vaginaku. Dan sekarang ia perlahan mulai menjilat vagina saya.

“Memek kamu wangi”
“Jangan Vera” pinta saya tetapi dalam hati ingin terus dijilat.

Vera menjilat vagina saya. Bibir vagina saya dibuka dan lidahnya menyapu seluruh vagina saya. Klitorisku dihisap dengan keras sehingga nafas saya tersentak-sentak. Saya memejamkan mata menikmati lidah Vera di vaginaku. Tak berapa lama saya merasakan lidah Vera mulai naik kearah perut lalu ke dada. Hatiku berdebar-debar menantikan perbuatan Vera berikutnya. Dengan lembut tangan Vera membuka BH-ku lalu tangan kanannya mulai meremas payudara kiriku sedangkan payudara kananku dikulum oleh Vera. Inikah yang namanya seks? Tanyaku dalam hati. 18 tahun saya mencoba membayangkan kenikmatan seks dan saya sama sekali tak membayangkan bahwa pengalaman pertamaku akan dengan seorang perempuan. Tetapi nikmatnya luar biasa. Vera mengulum puting payudaraku sementara tangan kanannya sudah kembali turun ke selangkanganku dan memainkan klitorisku. Saya menggeliat-geliat menikmati sensualitas dalam diriku. Tiba-tiba dari luar si Nia memanggil..

“Woi, lama amat di dalam. Mau berenang enggak?”

Vera tersenyum lalu berdiri. Saya tersipu malu kemudian saya bergegas memakai baju berenang dan kami berdua menyusul kedua teman yang sudah berenang. Di malam hari selesai makan malam, kita berempat nonton TV dikamar Vera. Oiya, orang tua Vera sedang keluar negeri sedangkan kakak Vera lagi keluar kota karenanya rumah Vera kosong. Setelah bosan menonton TV, kami menggosipkan orang-orang di sekolah. Pembicaraan kami ngalor-ngidul hingga Vera membuat topik baru dengan siapa kita mau bersetubuh di sekolah. Angki dan Nia sudah tidak perawan sejak SMP. Mereka berdua menceritakan pengalaman seks mereka dan Vera juga menceritakan pengalaman seksnya, saya hanya mendengarkan kisah-kisah mereka.

“Kalau gue, gue horny liat si Ari anak kelas I-6″ kata Nia.
“Iya sama dong, tetapi gue liat horny liat si Marcel. Kayaknyakontolnya gede deh” kata Angky.
“Terus terang ya, gue dari dulu horny banget liat si Alex. Sering banget gue bayanginkontol dia muat enggak di vagina gue. Sorry ya Vera, gue kan tau Alex cowok elo” kata saya sambil tersenyum.
“Hahaha, nggak apa-apa lagi. Banyak kok yang horny liat dia. Si Angky dan Nia juga horny” kata Vera. Kami berempat lalu tertawa bersama-sama.

Di hari Senin setelah pulang sekolah, Vera menarik tangan saya.

“Eh Dinda, beneran nih elo sering mikirin Alex?”
“Iya sih, kenapa? Nggak apa-apa kan gue ngomong gitu?” tanya saya.
“Nggak apa-apa kok. Gue orangnya nyantai aja” kata Vera.
“Pernah kepikiran enggak mau ML?” Vera kembali bertanya.
“Hah? Dengan siapa?” tanya saya terheran-heran.
“Dengan Alex. Semalam gue cerita ke Alex dan Alex mau aja ML dengan kamu”
“Ah gila loe Vera” jawab saya.
“Mau enggak?” desak Vera.
“Terus kamu sendiri gimana?” tanya saya dengan heran.
“Saya sih cuek aja. Kalo bisa bikin teman senang, kenapa enggak?” kata Vera.
“Ya boleh aja deh” kata saya dengan deg-degan.
“Mau sekarang di rumahku?” kata Vera.
“Boleh”

Saya naik mobil Vera dan kami berdua langsung meluncur ke Pondok Indah. Setiba di sana, saya mandi di kamar mandi karena panas sekali. Sambil mandi, perasaan saya antara tegang, senang, merinding. Semua bercampur aduk. Selesai mandi, saya keluar kamar mandi mengenakan BH dan celana dalam. Saya pikir tidak ada orang di kamar. Saya duduk di meja rias sambil menyisir rambutku yang panjang. Tiba-tiba saya kaget karena Vera dan Alex muncul dari balkon kamar Vera. Rupanya mereka berdua sedang menunggu saya sambil mengobrol di balkon.

“Halo Dinda” kata Alex sambil tersenyum.

Saya membalas tersenyum lalu berdiri. Alex memperhatikan tubuhku yang hanya ditutupi BH dan celana dalam. Tubuh Alex sendiri tinggi dan tegap. Alex masih campuran Belanda Menado sehingga terlihat sangat tampan.

“Hayo, langsung aja. Jangan grogi” kata Vera bagaikan germo.

Alex lalu menghampiriku kemudian ia mencium bibirku. Inilah pertama kali saya dicium di bibir. Perasaan hangat dan getaran menyelimuti seluruh tubuhku. Saya membalas ciuman Alex dan kita berciuman saling berangkulan. Saya melirik ke Vera dan saya melihat Vera sedang mengganti baju seragamnya ke daster. Alex mulai meremas-remas payudaraku yang berukuran 34C. Saya membuka BH-ku sehingga Alex dengan mudah dapat meremas seluruh payudara. Tangan kirinya diselipkan kedalam celana dalamku lalu vaginaku yang tidak ditutupi sehelai rambut mulai ia usap dengan perlahan. Saya menggelinjang merasakan jari jemari Alex di selangkanganku. Alex lalu mengangkat tubuhku dan dibaringkan ke tempat tidur. Alex membuka baju seragam SMA-nya sampai ia telanjang bulat di hadapanku. Mulut saya terbuka lebar melihatkontol Alex yang besar. Selama ini saya membayangkankontol Alex dan sekarang saya melihat dengan mata kapala sendirikontol Alex yang berdiri tegak di depan mukaku. Alex menyodorkankontolnya ke muka saya. Saya langsung menyambutnya dan mulai mengulumkontolnya. Rasanya tidak mungkin muat seluruhkontolnya dalam mulutku tetapi saya mencoba sebisaku menghisap seluruh batangkontol itu.

Saya merasakan tangan Alex kembali memainkan vaginaku. Gairah saya mulai memuncak dan hisapanku semakin kencang. Saya melirik Alex dan kulihat ia memejamkan matanya menikmatikontolnya dihisap. Saya melirik ke Vera dan Vera ternyata tidak mengenakan baju sama sekali dan ia sudah duduk di tempat tidur. Alex lalu membalikkan tubuhku sehingga saya dalam posisi menungging.

Saya agak bingung karena melihat Vera bersimpuh dibelakang saya. Ah ternyata Vera kembali menjilat vagina saya. Nafas saya memburu dengan keras menikmati jilatan Vera di kemaluan saya. Di sebelah kanan saya ada sebuah kaca besar dipaku ke dinding. Saya melirik ke arah kaca itu dan saya melihat si Alex yang sedang menyetubuhi Vera dalam posisi doggy style sedangkan Vera sendiri dalam keadaan disetubuhi sedang menikmati vaginaku.

Wah ini pertama kali saya melihat ini. Saya melihat wajah Alex yang ganteng sedang sibukngentot dengan Vera. Gairah wajah Alex membuat saya semakin horny. Sekali-kali lidah Vera menjilat anus saya dan kepalanya terbentur-bentur ke pantat saya karena tekanan dari tubuh Alex ke tubuh Vera. Tidak berapa lama, Alex menjerit dengan keras sedangkan Vera tubuhnya mengejang. Saya melihatkontol Alex dikeluarkan dari vagina Vera. Air maninya tumpah ke pinggir tempat tidur.

Alex terlihat terengah-engah tetapi matanya langsung tertuju ke vagina saya. Bagaikan sapi yang akan dipotong, Alex dengan mata liar mendorong Vera ke samping lalu ia menghampiri diriku. Alex mengarahkankontolnya yang masih berdiri ke vaginaku. Saya sudah sering mendengar pertama kali seks akan sakit dan saya mulai merasakannya. Saya memejamkan mata dengan erat merasakankontol Alex masuk ke vaginaku. Saya menjerit menahan perih saatkontol Alex yang besar mencoba memasuki vaginaku yang masih sempit. Vera meremas lenganku untuk membantu menahan sakit.

“Aduh, tunggu dong, sakit nih” keluh saya.

Alex mengeluarkan sebentarkontolnya kemudian kembali ia masukkan ke vaginaku. Kali ini rasa sakitnya perlahan-lahan menghilang dan mulai berganti kerasa nikmat. Oh ini yang namanya kenikmatan surgawi pikir saya dalam hati.kontol Alex terasa seperti memenuhi seluruh vaginaku. Dalam posisi nungging, saya merasakan energi Alex yang sangat besar. Saya mencoba mengimbangi gerakan tubuh Alex sambil menggerakkan tubuhku maju mundur tetapi Alex menampar pantatku.

“Kamu diam aja, enggak usah bergerak” katanya dengan galak.
“Jangan galak-galak dong, takut nih Dinda” kata Vera sambil tertawa. Saya ikut tertawa.

Vera berbaring di sebelahku kemudian ia mendekatkan wajahnya ke diriku lalu ia mencium bibirku! Wah, bertubi-tubi perasaan menyerang diriku. Saya benar-benar merasakan semua perasaan seks dengan pria dan wanita dalam satu hari. Awalnya saya membiarkan Vera menjilat bibirku tetapi lama kelamaan saya mulai membuka mulutku dan lidah kami saling beradu.

Saya merasakan tangan Alex yang kekar meremas-remas payudaraku sedangkan tangan Vera membelai rambutku. Saya tak ingin ketinggalan, saya mulai ikut meremas payudara Vera yang saya taksir berukuran 32C. Kurang lebih lima menit kita bertiga saling memberi kenikmatan duniawi sampai Alex mencapai puncak dan ia ejakulasi. Saya sendiri merasa rasanya sudah orgasme kurang lebih 4 kali. Alex mengeluarkankontolnya dari vaginaku dan Vera langsung menghisapkontolnya dan menelan semua air mani darikontol Alex.

Saya melihat Alex meraih kantong celananya dan mengambil sesuatu seperti obat. Ia menelan obat itu dengan segelas air di meja rias Vera. Saya melihatkontol Alex yang masih berdiri tegak. Dalam hati saya bertanya-tanya bukankah setiap kali pria ejakulasi pastikontolnya akan lemas? Kenapa Alex tidak lemas-lemas? Belakangan saya tau ternyata Alex memakan semacam obat yang dapat membuatkontolnya terus tegang.

Setelah minum obat, Alex menyuruh Vera berbaring ditepi tempat tidur lalu Alex kembalingentot dengan Vera dalam posisi missionary. Vera memanggil saya lalu saya diminta berbaring diatas tubuh Vera. Dengan terheran-heran saya ikuti kemauan Vera.

Saya menindih tubuh Vera tetapi karena kaki Vera sedang ngangkang karena dalam posisingentot, terpaksa kaki saya bersimpuh disebelah kiri dan kanan Vera. Saya langsung mencium Vera dan Vera melingkarkan lengannya ke tubuhku dan kami berdua berciuman dengan mesra. Saya merasakan tangan Alex menggerayangi seluruh pantatku. Ia membuka belahan pantatku dan saya merasakan jarinya memainkan anusku.

Saya menggumam saat jarinya mencoba disodok ke anusku tetapi Alex tidak melanjutkan. Beberapa menit kemudian, Vera menjerit dengan keras. Tubuhnya mengejang saat air mani Alex kembali tumpah dalam vaginanya. Saya mencoba turun dari pelukan Vera tetapi Vera memeluk tubuhku dengan keras sehingga saya tidak bisa bergerak. Tak disangka, Alex kembali menyodorkankontolnya ke vaginaku. Saya yang dalam posisi nungging di atas tubuh Vera tidak bisa menolak menerimakontol Alex.

Alex kembali memompakankontolnya dalam vaginaku. Saya sebenarnya rasanya sudah lemas dan akhirnya saya pasrah saja disetubuhi Alex dengan liar. Tetapi dalam hatiku saya senang sekali dientotin. Berkali-kalikontol Alex keluar masuk dalam vaginaku sedangkan Vera terus menerus mencium bibirku. Kali ini saya rasa tidak sampai 3 menit Alexngentot dengan saya karena saya merasakan cairan hangat darikontol Alex memenuhi vaginaku dan Alex berseru dengan keras merasakan kenikmatan yang ia peroleh. Saya sendiri melenguh dengan keras. Seluruh otot vaginaku rasanya seperti mengejang. Saya cengkeram tubuh Vera dengan keras menikmati sensual dalam diriku.

Alex lalu dalam keadaan lunglai membaringkan dirinya ke tempat tidur. Vera menyambutnya sambil mencium bibirnya. Mereka berdua saling berciuman. Saya berbaring disebelah kiri Alex sedangkan Vera disebelah kanannya. Kita bertiga tertidur sampai jam 5 sore. Setelah itu saya diantar pulang oleh Vera.

****

Itu adalah pengalaman seksku yang sangat berkesan. Bertahun-tahun kemudian saya sering horny tetapi saya harus memendam perasaan itu karena belum tahu cara melampiaskannya. Dan sekarang saya merasa senang sekali karena akhirnya bisa merasakan kenikmatan bersetubuh baik dengan pria maupun wanita. Masing-masing ternyata mempunyai kenikmatan tersendiri.
READ MORE - Seks Pertamaku adalah Pesta Seks

Melayani Dua Pria

· 0 komentar
Malam harinya selesai makan kami semua berkumpul diruang tengah, Andri langsung memutar VCD X-2. Adegan demi adegan di film mempengaruhi kami, terutama kawan-kawan pria, mereka kelihatan gelisah. Film masih setengah main Susi dan Kelvin menghilang, tak lama kemudian disusul oleh Andra dan Vito. Tinggal aku, Toni dan Andri, kami duduk dilantai bersandar pada sofa, aku di tengah. Melihat adegan film yang bertambah panas membuat birahiku terusik. Rasa gatal menyeruak dikewanitaanku mengelitik sekujur tubuh dan setiap detik berlalu semakin memuncak saja, aku jadi salah tingkah. Toni yang pertama melihat kegelisahanku.
“Kenapa Ver, gelisah banget horny ya” tegurnya bercanda.
“Ngga lagi, ngaco kamu Ton” sanggahku.
“Kalau horny bilang aja Ver.. hehehe.. kan ada kita-kita” Andri menimpali.
“Rese’ nih berdua, nonton aja tuh” sanggahku lagi menahan malu.

Toni tidak begitu saja menerima sanggahanku, diantara kami ia paling tinggi jam terbangnya sudah tentu ia tahu persis apa yang sedang aku rasakan. Toni tidak menyia-nyiakannya, bahuku dipeluknya seperti biasa ia lakukan, seakan tanpa tendensi apa-apa.
“Santai Ver, kalau horny enjoy aja, gak usah malu.. itu artinya kamu normal” bisik Toni sambil meremas pundakku.
Remasan dan terpaan nafas Toni saat berbisik menyebabkan semua bulu-bulu di tubuhku meremang, tanpa terasa tanganku meremas ujung rok. Toni menarik tanganku meletakan dipahanya ditekan sambil diremasnya, tak ayal lagi tanganku jadi meremas pahanya.
“Remas aja paha aku Ver daripada rok” bisik Toni lagi.
Kalau sedang bercanda jangankan paha, pantatnya yang ‘geboy’ saja kadang aku remas tanpa rasa apapun, kali ini merasakan paha Toni dalam remasanku membuat darahku berdesir keras.
“Ngga usah malu Ver, santai aja” lanjutnya lagi.
Entah karena bujukannya atau aku sendiri yang menginginkan, tidak jelas, yang pasti tanganku tidak beranjak dari pahanya dan setiap ada adegan yang ‘wow’ kuremas pahanya. Merasa mendapat angin, Toni melepaskan rangkulannya dan memindahkan tangannya di atas pahaku, awalnya masih dekat dengkul lama kelamaan makin naik, setiap gerakan tangannya membuatku merinding.

Entah bagaimana mulainya tanpa kusadari tangan Toni sudah berada dipaha dalamku, tangannya mengelus-elus dengan halus, ingin menepis, tapi, rasa geli-geli enak yang timbul begitu kuatnya, membuatku membiarkan kenakalan tangan Toni yang semakin menjadi-jadi.
“Ver gue suka deh liat leher sama pundak kamu” bisik Toni seraya mengecup pundakku.
Aku yang sudah terbuai elusannya karuan saja tambah menjadi-jadi dengan kecupannya itu.
“Jangan Ton” namun aku berusaha menolak.
“Kenapa Ver, cuma pundak aja kan” tanpa perduli penolakanku Toni tetap saja mengecup, bahkan semakin naik keleher, disini aku tidak lagi berusaha ‘jaim’.
“Ton.. ahh” desahku tak tertahan lagi.
“Enjoy aja Ver” bisik Toni lagi, sambil mengecup dan menjilat daun telingaku.
“Ohh Ton” aku sudah tidak mampu lagi menahan, semua rasa yang terpendam sejak melihat ‘live show’ dan film, perlahan merayapi lagi tubuhku.
Aku hanya mampu tengadah merasakan kenikmatan mulut Toni di leher dan telingaku. Andri yang sedari tadi asik nonton melihatku seperti itu tidak tinggal diam, ia pun mulai turut melakukan hal yang sama. Pundak, leher dan telinga sebelah kiriku jadi sasaran mulutnya.

Melihat aku sudah pasrah mereka semakin agresif. Tangan Toni semakin naik hingga akhirnya menyentuh kewanitaanku yang masih terbalut CD. Elusan-elusan di kewanitaanku, remasan Andri di payudaraku dan kehangatan mulut mereka dileherku membuat magma birahiku menggelegak sejadi-jadinya.
“Agghh.. Tonn.. Drii.. ohh.. sshh” desahanku bertambah keras.
Andri menyingkap tang-top dan braku bukit kenyal 34b-ku menyembul, langsung dilahapnya dengan rakus. Toni juga beraksi memasukan tangannya kedalam CD meraba-raba kewanitaanku yang sudah basah oleh cairan pelicin. Aku jadi tak terkendali dengan serangan mereka tubuhku bergelinjang keras.

“Emmhh.. aahh.. ohh.. aagghh” desahanku berganti menjadi erangan-erangan.
Mereka melucuti seluruh penutup tubuhku, tubuh polosku dibaringkan dilantai beralas karpet dan mereka pun kembali menjarahnya. Andri melumat bibirku dengan bernafsu lidahnya menerobos kedalam rongga mulutku, lidah kami saling beraut, mengait dan menghisap dengan liarnya. Sementara Toni menjilat-jilat pahaku lama kelamaan semakin naik.. naik.. dan akhirnya sampai di kewanitaanku, lidahnya bergerak-gerak liar di klitorisku, bersamaan dengan itu Andri pun sudah melumat payudaraku, putingku yang kemerah-merahan jadi bulan-bulanan bibir dan lidahnya.

Diperlakukan seperti itu membuatku kehilangan kesadaran, tubuhku bagai terbang diawang- awang, terlena dibawah kenikmatan hisapan-hisapan mereka. Bahkan aku mulai berani punggung Andri kuremas-remas, kujambak rambutnya dan merengek-rengek meminta mereka untuk tidak berhenti melakukannya.
“Aaahh.. Tonn.. Drii.. teruss.. sshh.. enakk sekalii”
“Nikmatin Ver.. nanti bakal lebih lagi” bisik Andri seraya menjilat dalam-dalam telingaku.
Mendengar kata ‘lebih lagi’ aku seperti tersihir, menjadi hiperaktif pinggul kuangkat-angkat, ingin Toni melakukan lebih dari sekedar menjilat, ia memahami, disantapnya kewanitaanku dengan menyedot-nyedot gundukan daging yang semakin basah oleh ludahnya dan cairanku. Tidak berapa lama kemudian aku merasakan kenikmatan itu semakin memuncak, tubuhku menegang, kupeluk Andri-yang sedang menikmati puting susu-dengan kuatnya.
“Aaagghh.. Tonn.. Drii.. akuu.. oohh” jeritku keras, dan merasakan hentak-hentakan kenikmatan didalam kewanitaanku. Tubuhku melemas.. lungai.

Toni dan Andri menyudahi ‘hidangan’ pembukanya, dibiarkan tubuhku beristirahat dalam kepolosan, sambil memejamkan mata kuingat-ingat apa yang baru saja kualami. Permainan Andri di payudara dan Toni di kewanitaanku yang menyebarkan kenikmatan yang belum pernah kualami sebelumnya, dan hal itu telah kembali menimbulkan getar-getar birahi diseluruh tubuhku. Aku semakin tenggelam saja dalam bayang-bayang yang menghanyutkan, dan tiba-tiba kurasakan hembusan nafas ditelingaku dan rasa tidak asing lagi.. hangat basah.. Ahh.. bibir dan lidah Andri mulai lagi, tapi kali ini tubuhku seperti di gelitiki ribuan semut, ternyata Andri sudah polos dan bulu-bulu lebat di tangan dan dadanya menggelitiki tubuhku. Begitupun Toni sudah bugil, ia membuka kedua pahaku lebar-lebar dengan kepala sudah berada diantaranya.

Mataku terpejam, aku sadar betul apa yang akan terjadi, kali ini mereka akan menjadikan tubuhku sebagai ‘hidangan’ utama. Ada rasa kuatir dan takut tapi juga menantikan kelanjutannya dengan berdebar. Begitu kurasakan mulut Toni yang berpengalaman mulai beraksi.. hilang sudah rasa kekuatiran dan ketakutanku. Gairahku bangkit merasakan lidah Toni menjalar dibibir kemaluanku, ditambah lagi Andri yang dengan lahapnya menghisap-hisap putingku membuat tubuhku mengeliat-geliat merasakan geli dan nikmat dikedua titik sensitif tubuhku.

“Aaahh.. Tonn.. Drii.. nngghh.. aaghh” rintihku tak tertahankan lagi.
Toni kemudian mengganjal pinggulku dengan bantal sofa sehingga pantatku menjadi terangkat, lalu kembali lidahnya bermain dikemaluanku. Kali ini ujung lidahnya sampai masuk kedalam liang kenikmatanku, bergerak-gerak liar diantara kemaluan dan anus, seluruh tubuhku bagai tersengat aliran listrik aku hilang kendali. Aku merintih, mendesah bahkan menjerit-jerit merasakan kenikmatan yang tiada taranya. Lalu kurasakan sesuatu yang hangat keras berada dibibirku.. kejantanan Andri! Aku mengeleng-gelengkan kepala menolak keinginannya, tapi Andri tidak menggubrisnya ia malah manahan kepalaku dengan tangannya agar tidak bergerak.

“Jilat.. Ver” perintahnya tegas.
Aku tidak lagi bisa menolak, kujilat batangnya yang besar dan sudah keras membatu itu, Andri mendesah-desah merasakan jilatanku.
“Aaahh.. Verr.. jilat terus.. nngghh” desah Andri.
“Jilat kepalanya Ver” aku menuruti permintaannya yang tak mungkin kutolak.
Lama kelamaan aku mulai terbiasa dan dapat merasakan juga enaknya menjilat-jilat batang penis itu, lidahku berputar dikepala kemaluannya membuat Andri mendesis desis.
“Ssshh.. nikmat sekali Verr.. isep sayangg.. isep” pintanya diselah-selah desisannya.

Aku tak tahu harus berbuat bagaimana, kuikuti saja apa yg pernah kulihat di film, kepala kejantanannya pertama-tama kumasukan kedalam mulut, Andri meringis.
“Jangan pake gigi Ver.. isep aja” protesnya, kucoba lagi, kali ini Andri mendesis nikmat.
“Ya.. gitu sayang.. sshh.. enak.. Ver”
Melihat Andri saat itu membuatku turut larut dalam kenikmatannya, apalagi ketika sebagian kejantanannya melesak masuk menyentuh langit-langit mulutku, belum lagi kenakalan lidah Toni yang tiada henti-hentinya menggerayangi setiap sudut kemaluanku. Aku semakin terombang-ambing dalam gelombang samudra birahi yang melanda tubuhku, aku bahkan tidak malu lagi mengocok-ngocok kejantanan Andri yang separuhnya berada dalam mulutku.

Beberapa saat kemudian Andri mempercepat gerakan pinggulnya dan menekan lebih dalam batang kemaluannya, tanganku tak mampu menahan laju masuknya kedalam mulutku. Aku menjadi gelagapan, ku geleng-gelengkan kepalaku hendak melepaskan benda panjang itu tapi malah berakibat sebaliknya, gelengan kepalaku membuat kemaluannya seperti dikocok-kocok. Andri bertambah beringas mengeluar-masukan batangnya dan..
“Aaagghh.. nikmatt.. Verr.. aku.. kkeelluaarr” jerit Andri, air maninya menyembur-nyembur keras didalam mulutku membuatku tersedak, sebagian meluncur ke tenggorokanku sebagian lagi tercecer keluar dari mulutku.

Aku sampai terbatuk-batuk dan meludah-ludah membuang sisa yang masih ada dimulutku. Toni tidak kuhiraukan aku langsung duduk bersandar menutup dadaku dengan bantal sofa.
“Gila Andri.. kira-kira dong” celetukku sambil bersungut-sungut.
“Sorry Ver.. ngga tahan.. abis isepan kamu enak banget” jawab Andri dengan tersenyum.
“Udah Ver jangan marah, kamu masih baru nanti lama lama juga bakal suka” sela Toni seraya mengambilkan aku minum dan membersihkan sisa air mani dari mulutku.
Toni benar, aku sebenarnya tadi menikmati sekali, apalagi melihat mimik Andri saat akan keluar hanya saja semburannya yang membuatku kaget. Toni membujuk dan memelukku dengan lembut sehingga kekesalanku segera surut. Dikecupnya keningku, hidungku dan bibirku. Kelembutan perlakuannya membuatku lupa dengan kejadian tadi. Kecupan dibibir berubah menjadi lumatan-lumatan yang semakin memanas kami pun saling memagut, lidah Toni menerobos mulutku meliuk-liuk bagai ular, aku terpancing untuk membalasnya. Ohh.. sungguh luar biasa permainan lidahnya, leher dan telingaku kembali menjadi sasarannya membuatku sulit menahan desahan-desahan kenikmatan yang begitu saja meluncur keluar dari mulutku.

Toni merebahkan tubuhku kembali dilantai beralas karpet, kali ini dadaku dilahapnya puting yang satu dihisap-hisap satunya lagi dipilin-pilin oleh jari-jarinya. Dari dada kiriku tangannya melesat turun ke kewanitaanku, dielus-elusnya kelentit dan bibir kemaluanku. Tubuhku langsung mengeliat-geliat merasakan kenakalan jari-jari Toni.
“Ooohh.. mmppff.. ngghh.. sshh” desisku tak tertahan.
“Teruss.. Tonn.. aakkhh”
Aku menjadi lebih menggila waktu Toni mulai memainkan lagi lidahnya di kemaluanku, seakan kurang lengkap kenikmatan yang kurasakan, kedua tanganku meremas-remas payudaraku sendiri.
“Ssshh.. nikmat Tonn.. mmpphh” desahanku semakin menjadi-jadi.
Tak lama kemudian Toni merayap naik keatas tubuhku, aku berdebar menanti apa yang akan terjadi. Toni membuka lebih lebar kedua kakiku, dan kemudian kurasakan ujung kejantanannya menyentuh mulut kewanitaanku yang sudah basah oleh cairan cinta.

“Aauugghh.. Tonn.. pelann” jeritku lirih, saat kepala kejantanannya melesak masuk kedalam rongga kemaluanku.
Toni menghentikan dorongannya, sesaat ia mendiamkan kepala kemaluannya dalam kehangatan liang kewanitaanku. Kemudian-masih sebatas ujungnya-secara perlahan ia mulai memundur-majukannya. Sesuatu yang aneh segera saja menjalar dari gesekan itu keseluruh tubuhku. Rasa geli, enak dan entah apalagi berbaur ditubuhku membuat pinggulku mengeliat-geliat mengikuti tusukan-tusukan Toni.
“Ooohh.. Tonn.. sshh.. aahh.. enakk Tonn” desahku lirih.
Aku benar-benar tenggelam dalam kenikmatan yang luar biasa akibat gesekan-gesekan di mulut kewanitaanku. Mataku terpejam-pejam kadang kugigit bibir bawahku seraya mendesis.
“Enak.. Ver” tanya Toni berbisik.
“He ehh Tonn.. oohh enakk.. Tonn.. sshh”
“Nikmatin Ver.. nanti lebih enak lagi” bisiknya lagi.
“Ooohh.. Tonn.. ngghh”

Toni terus mengayunkan pinggulnya turun-naik-tetap sebatas ujung kejantanannya-dengan ritme yang semakin cepat. Selagi aku terayun-ayun dalam buaian birahi, tiba-tiba Toni menekan kejantanannya lebih dalam membelah kewanitaanku.
“Auuhh.. sakitt Tonn” jeritku saat kejantanannya merobek selaput daraku, rasanya seperti tersayat silet, Toni menghentikan tekanannya.
“Pertama sedikit sakit Ver.. nanti juga hilang kok sakitnya” bisik Toni seraya menjilat dan menghisap telingaku.
Entah bujukannya atau karena geliat liar lidahnya, yang pasti aku mulai merasakan nikmatnya milik Toni yang keras dan hangat didalam rongga kemaluanku.

Toni kemudian menekan lebih dalam lagi, membenamkan seluruh batang kemaluannya dan mengeluar-masukannya. Gesekan kejantanannya dirongga kewanitaanku menimbulkan sensasi yang luar biasa! Setiap tusukan dan tarikannya membuatku menggelepar-gelepar.
“Ssshh.. ohh.. ahh.. enakk Tonn.. empphh” desahku tak tertahan.
“Ohh.. Verr.. enak banget punya kamu.. oohh” puji Toni diantara lenguhannya.
“Agghh.. terus Tonn.. teruss” aku meracau tak karuan merasakan nikmatnya hujaman-hujaman kejantanan Toni di kemaluanku.
Peluh-peluh birahi mulai menetes membasahi tubuh. Jeritan, desahan dan lenguhan mewarnai pergumulan kami. Menit demi menit kejantanan Toni menebar kenikmatan ditubuhku. Magma birahi semakin menggelegak sampai akhirnya tubuhku tak lagi mampu menahan letupannya.
“Tonii.. oohh.. tekan Tonn.. agghh.. nikmat sekali Tonn” jeritan dan erangan panjang terlepas dari mulutku.
Tubuhku mengejang, kupeluk Toni erat-erat, magma birahiku meledak, mengeluarkan cairan kenikmatan yang membanjiri relung-relung kewanitaanku.

Tubuhku terkulai lemas, tapi itu tidak berlangsung lama. Beberapa menit kemudian Toni mulai lagi memacu gairahku, hisapan dan remasan didadaku serta pinggulnya yang berputar kembali membangkitkan birahiku. Lagi-lagi tubuhku dibuat mengelepar-gelepar terayun dalam kenikmatan duniawi. Tubuhku dibolak-balik bagai daging panggang, setiap posisi memberikan sensasi yang berbeda. Entah berapa kali kewanitaanku berdenyut-denyut mencapai klimaks tapi Toni sepertinya belum ingin berhenti menjarah tubuhku. Selagi posisiku di atas Toni, Andri yang sedari tadi hanya menonton serta merta menghampiri kami, dengan berlutut ia memelukku dari belakang. Leherku dipagutnya seraya kedua tangannya memainkan buah dadaku. Apalagi ketika tangannya mulai bermain-main diklitorisku membuatku menjadi tambah meradang.

Kutengadahkan kepalaku bersandar pada pundak Andri, mulutku yang tak henti-hentinya mengeluarkan desahan dan lenguhan langsung dilumatnya. Pagutan Andri kubalas, kami saling melumat, menghisap dan bertukar lidah. Pinggulku semakin bergoyang berputar, mundur dan maju dengan liarnya. Aku begitu menginginkan kejantanan Toni mengaduk-aduk seluruh isi rongga kewanitaanku yang meminta lebih dan lebih lagi.
“Aaargghh.. Verr.. enak banget.. terus Ver.. goyang terus” erang Toni.
Erangan Toni membuat gejolak birahiku semakin menjadi-jadi, kuremas buah dadaku sendiri yang ditinggalkan tangan Andri.. Ohh aku sungguh menikmati semua ini.

Andri yang merasa kurang puas meminta merubah posisi. Toni duduk disofa dengan kaki menjulur dilantai, Akupun merangkak kearah batang kemaluannya.
“Isep Ver” pinta Toni, segera kulumat kejantanannya dengan rakus.
“Ooohh.. enak Ver.. isep terus”
Bersamaan dengan itu kurasakan Andri menggesek-gesek bibir kemaluanku dengan kepala kejantanannya. Tubuhku bergetar hebat, saat batang kemaluan Andri-yang satu setengah kali lebih besar dari milik Toni-dengan perlahan menyeruak menembus bibir kemaluanku dan terbenam didalamnya. Tusukan-tusukan kejantanan Andri serasa membakar tubuh, birahiku kembali menggeliat keras. Aku menjadi sangat binal merasakan sensasi erotis dua batang kejantanan didalam tubuhku. Batang kemaluan Toni kulumat dengan sangat bernafsu. Kesadaranku hilang sudah naluriku yang menuntun melakukan semua itu.

“Verr.. terus Verr.. gue ngga tahan lagi.. Aaarrgghh” erang Toni.
Aku tahu Toni akan segera menumpahkan cairan kenikmatannya dimulutku, aku lebih siap kali ini. Selang berapa saat kurasakan semburan-semburan hangat sperma Toni.
“Aaagghh.. nikmat banget Verr.. isep teruss.. telan Verr” jerit Toni, lagi-lagi naluriku menuntun agar aku mengikuti permintaan Toni, kuhisap kejantananya yang menyemburkan cairan hangat dan.. kutelan cairan itu. Aneh! Entah karena rasanya, atau sensasi sexual karena melihat Toni yang mencapai klimaks, yang pasti aku sangat menyukai cairan itu. Kulumat terus itu hingga tetes terakhir dan benda keras itu mengecil.. lemas.

Toni beranjak meninggalkan aku dan Andri, sepeninggal Toni aku merasa ada yang kurang. Ahh.. ternyata dikerjai dua pria jauh lebih mengasikkan buatku. Namun hujaman-hujaman kemaluan Andri yang begitu bernafsu dalam posisi ‘doggy’ dapat membuatku kembali merintih-rintih. Apalagi ditambah dengan elusan-elusan Ibu jarinya dianusku. Bukan hanya itu, setelah diludahi Andri bahkan memasukan Ibu jarinya ke lubang anusku. Sodokan-sodokan dikewanitaanku dan Ibu jarinya dilubang anus membuatku mengerang-erang.
“Ssshh.. engghh.. yang keras Drii.. mmpphh”
“Enak banget Drii.. aahh.. oohh”
Mendengar eranganku Andri tambah bersemangat menggedor kedua lubangku, Ibu jarinya kurasakan tambah dalam menembus anusku, membuatku tambah lupa daratan.

Sedang asiknya menikmati, Andri mencabut kejantanan dan Ibu jarinya.
“Andrii.. kenapa dicabutt” protesku.
“Masukin lagi Dri.. pleasee” pintaku menghiba.
Sebagai jawaban aku hanya merasakan ludah Andri berceceran di lubang anusku, tapi kali ini lebih banyak. Aku masih belum mengerti apa yang akan dilakukannya. Saat Andi mulai menggosok kepala penisnya dilubang anus baru aku sadar apa yang akan dilakukannya.
“Andrii.. pleasee.. jangan disitu” aku menghiba meminta Andri jangan melakukannya.
Andri tidak menggubris, tetap saja digosok-gosokannya, ada rasa geli-geli enak kala ia melakukan hal itu. Dibantu dengan sodokan jarinya dikemaluanku hilang sudah protesku. Tiba-tiba kurasakan kepala kemaluannya sudah menembus anusku. Perlahan namun pasti, sedikit demi sedikit batang kenikmatannya membelah anusku dan tenggelam habis didalamnya.

“Aduhh sakitt Drii.. akhh..!” keluhku pasrah karena rasanya mustahil menghentikan Andri.
“Rileks Ver.. seperti tadi, nanti juga hilang sakitnya” bujuknya seraya mencium punggung dan satu tangannya lagi mengelus-elus klitorisku.
Separuh tubuhku yang tengkurap disofa sedikit membantuku, dengan begitu memudahkan aku untuk mencengram dan mengigit bantal sofa untuk mengurangi rasa sakit. Berangsur-angsur rasa sakit itu hilang, aku bahkan mulai menyukai batang keras Andri yang menyodok-nyodok anusku. Perlahan-lahan perasaan nikmat mulai menjalar disekujur tubuhku.
“Aaahh.. aauuhh.. oohh Drii” erang-erangan birahiku mewarnai setiap sodokan penis Andri yang besar itu.
Andri dengan buasnya menghentak-hentakan pinggulnya. Semakin keras Andri menghujamkan kejantananya semakin aku terbuai dalam kenikmatan.

Toni yang sudah pulih dari ‘istirahat’nya tidak ingin hanya menonton, ia kembali bergabung. Membayangkan akan dijarah lagi oleh mereka menaikan tensi gairahku. Atas inisiatif Toni kami pindah kekamar tidur, jantungku berdebar-debar menanti permainan mereka. Toni merebahkan diri terlentang ditempat tidur dengan kepala beralas bantal, tubuhku ditarik menindihinya. Sambil melumat mulutku-yang segera kubalas dengan bernafsu-ia membuka lebar kedua pahaku dan langsung menancapkan kemaluannya kedalam vaginaku. Andri yang berada dibelakang membuka belahan pantatku dan meludahi lubang anusku. Menyadari apa yang akan mereka lakukan menimbulkan getaran birahi yang tak terkendali ditubuhku. Sensasi sexual yang luar bisa hebat kurasakan saat kejantanan mereka yang keras mengaduk-aduk rongga kewanitaan dan anusku. Hentakan-hentakan milik mereka dikedua lubangku memberi kenikmatan yang tak terperikan.

Andri yang sudah lelah berlutut meminta merubah posisi, ia mengambil posisi tiduran, tubuhku terlentang diatasnya, kejantanannya tetap berada didalam anusku. Toni langsung membuka lebar-lebar kakiku dan menghujamkan kejantanannya dikemaluanku yang terpampang menganga. Posisi ini membuatku semakin menggila, karena bukan hanya kedua lubangku yang digarap mereka tapi juga payudaraku. Andri dengan mudahnya memagut leherku dan satu tangannya meremas buah dadaku, Toni melengkapinya dengan menghisap puting buah dadaku satunya. Aku sudah tidak mampu lagi menahan deraan kenikmatan demi kenikmatan yang menghantam sekujur tubuhku. Hantaman-hantaman Toni yang semakin buas dibarengi sodokan Andri, sungguh tak terperikan rasanya. Hingga akhirnya kurasakan sesuatu didalam kewanitaanku akan meledak, keliaranku menjadi-jadi.

“Aaagghh.. ouuhh.. Tonn.. Drii.. tekaann” jerit dan erangku tak karuan.
Dan tak berapa lama kemudian tubuhku serasa melayang, kucengram pinggul Toni kuat-kuat, kutarik agar batangnya menghujam keras dikemaluanku, seketika semuanya menjadi gelap pekat. Jeritanku, lenguhan dan erangan mereka menjadi satu.
“Aduuhh.. Tonn.. Drii.. nikmat sekalii”
“Aaarrghh.. Verr.. enakk bangeett”
Keduanya menekan dalam-dalam milik mereka, cairan hangat menyembur hampir bersamaan dikedua lubangku. Tubuhku bergetar keras didera kenikmatan yang amat sangat dahsyat, tubuhku mengejang berbarengan dengan hentakan-hentakan dikewanitaanku dan akhirnya kami.. terkulai lemas.

Sepanjang malam tak henti-hentinya kami mengayuh kenikmatan demi kenikmatan sampai akhirnya tubuh kami tidak lagi mampu mendayung. Kami terhempas kedalam mimpi dengan senyum kepuasan. Dihari-hari berikutnya bukan hanya Andri dan Toni yang memberikan kepuasan, tapi juga pria-pria lain yang aku sukai. Tapi aku tidak pernah bisa meraih kenikmatan bila hanya dengan satu pria.. aku baru akan mencapai kepuasan bila ‘dijarah’ oleh dua atau tiga pria sekaligus.
READ MORE - Melayani Dua Pria
 
Diberdayakan oleh Blogger.